RAINA 36 - Rafael

205 22 2
                                    

Hai, selamat hari Minggu buat kamu yang masih menunggu dia bilang "I love you"

***

"Kak Raina!"

Raina sedang menonton drama Korea di laptop saat pintu kamarnya terbuka lebar gara-gara dua orang tamu yang tak pernah sekalipun Raina undang.

Raina melempar satu bantal dan tepat mengenai salah satu dari mereka. Eria tertawa keras. "Rasain lo, Ta!"

Tanpa Raina dan Eria duga, Inta berlari ke balkon sambil membawa bantal yang Raina lempar tadi. Kemudian Inta melemparnya jauh sampai-sampai mengenai seseorang. "Sialan! Bantal siapa, nih, kena kepala gue?!"

Bukannya langsung berlari masuk ke dalam kamar Raina dan bersembunyi, Inta malah cengengesan sambil melambaikan tangan pada orang yang terkena lemparan bantal.

"Gila lo, Ta!"

Sepertinya, umpatan yang baru saja Eria lontarkan Inta anggap sebagai pujian karena Inta berkata, "Terima kasih, terima kasih banyak!"

"Kakkk!" rengek Eria. "Temen lo tuh!" ucapnya sambil menunjuk Inta.

Raina yang masih shock dengan apa yang barusan terjadi menggeleng samar. "Temen lo! Siapa yang dulu nemu dia di deket tong sampah?! Elo, kan?!"

Inta mengangkat kedua tangan. "Sudah, sudah. Jangan meributkan saya. Saya tau, saya memang lucu."

"Huek!" Raina dan Eria kompak berpura-pura muntah.

Melihat mereka, Inta tertawa. Inta berjalan mendekat dan melompat ke kasur Raina disusul oleh Eria. "Kak, ikut kita, yuk!"

Raina mengangkat sebelah alis. "Emang mau kemana?"

"Ke pesta ultah calonnya Inta." Eria yang menjawab.

"Ngawur!" Inta menggeplak kepala Eria cukup keras. "Ke ultah anak rekan kerja bokap gue."

"Rafa?"

Mendengar nama itu disebut, Inta tersenyum. "Bukan, Bego."

"Razka, ya?" Raina menaik turunkan kedua alis, terlihat sangat menyebalkan di mata Inta.

Inta lagi-lagi tersenyum. "Mau baku hantam, kakak? Lumayan sedang promo. Satu kali tonjok dapet bonus dua kali tendangan. Mungkin kakak mau?"

Kesal, Raina memukul Inta dengan bantal. "Lah terus siapa, Bego?"

Eria yang sedari tadi mengusap kepala bekas pukulan Inta kini bersuara. "Rafael. Kakaknya Rafa."

***

"Ta, serius lo mau masuk ke dalem kayak gitu?"

Inta mengernyit mendengar perkataan Eria yang sekarang sedang duduk di kursi belakang. Kemudian Inta menunduk, memperhatikan penampilannya. Raina juga ikut memperhatikan penampilan Inta.

Kaos abu-abu muda lengan panjang berukuran oversize dengan kemeja kotak-kotak biru dongker diikat di pinggang dan juga celana panjang berwarna hitam.

"Kenapa, sih?" Inta mengernyit bingung. "Nggak ada yang salah sama penampilan gue."

"Ta, bener kata Eria tadi. Lo bukan kayak orang yang diundang ke acara ulang tahun, tapi lebih kayak tukang parkir di acara ulang tahun," ceplos Raina.

Inta berdecak. "Ya elah. Terus gue harus pake baju apa? Gaun kayak kalian?" Inta menunjuk gaun yang Eria dan Raina kenakan. "Ogah banget!"

"Kan kalo lo pake baju yang bagus pasti banyak yang lirik, Ta," imbuh Eria.

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang