Raina keluar dari kamar mandi. Baru beberapa langkah, cewek itu berhenti. Samar-samar dia mendengar suara merdu seseorang.
'cause when you love someone
You open up your heart
When you love someone you make room
If you love someone
And you're not afraid to lose 'em
You probably never loved someone like I do
You probably never loved someone like I do
Cewek itu tersenyum tipis. Itu suara Bisma. Raina berjalan mendekat ke asal suara. Cewek itu berdiri jauh dari kerumunan.
Senyumnya mengembang melihat Bisma yang sedang bernyanyi sambil memejamkan kedua matanya. Menghayati lagu yang sedang dinyanyikan.
Love Someone – Lukas Graham. Lagu kesukaannya dan Bisma.
Suara petikan gitar berhenti. Bisma membuka matanya. Sedikit tersentak melihat banyak teman--cewek--seangkatannya mengulurkan setangkai bunga.
Berasa kek konser yak?
Ketika Bisma menerima bunga dari para fans-nya, kedua matanya menangkap seorang cewek yang berjalan menjauhi kerumunan.
Kayak Raina, batin cowok itu.
Bisma menggeleng. Tidak. Tidak mungkin cewek itu adalah Raina. Karena Raina memberi tahu katanya ada acara keluarga jadi tidak bisa datang.
Bisma berjalan menuruni panggung. Menyerahkan bunga dan beberapa hadiah yang ia bawa pada salah satu sahabatnya.
"Tolong buangin," ucapnya enteng. Ya, Bisma memang tidak suka diberi hadiah oleh para fans-nya.
Bukannya sombong. Tapi, Bisma mau apakan bunga sebanyak itu? Apa sebaiknya dia jual lagi bunga itu? Kan lumayan untung.
Raka mengangkat sebelah alisnya. "Dibuang?"
"Terserah lah. Lo jual lagi nggak papa," ucap Bisma setelah itu berlalu pergi.
Raka menunduk, melihat beberapa tangkai bunga yang dia pegang. "Kalo gue buang kan sayang." Senyumnya mengembang ketika sebuah ide terlintas di kepalanya.
"Gue kasih ke Eria aja deh."
***
Bisma menghentikan langkah. Dahi cowok itu berkerut. Sepertinya dia kenal dengan cewek yang sedang makan snack dengan lahap itu.
Bisma mendekat. Membungkukkan sedikit tubuhnya. Tangannya terulur, menepuk pundak cewek yang sedang berjongkok itu.
"Inta?"
Cewek itu menoleh dengan gerakan pelan. Bisma menghela napas pelan. Benar, cewek itu adalah Inta.
Inta berdiri. Menatap heran cowok yang berdiri di depannya. "Ngapain lo di sini?"
"Lah, harusnya gue yang tanya. Ngapain lo di sini? Sekolahan gue nggak menerima gembel kek elo ya!"
Inta melotot marah. "Maaf ya, siapa yang Anda sebut sebagai gembel?"
"Elo," balas Bisma santai.
Inta menginjak kaki Bisma. "Gue bukan gembel!" kesalnya.
Bisma meringis kesakitan. "Terus kalo bukan gembel, ngapain lo mungutin snack dari kardus terus lo masukin ke dalam tas?"
Inta menunduk, melihat banyak snack yang sudah dia masukkan ke dalam tasnya. "Daripada mubazir kan mending gue pungut," jawabnya santai.
Bisma melihat Inta yang kembali membuka kardus snack, mencari snack yang masih utuh lalu dimasukkan ke dalam tas.
Bisma menggelengkan kepala. Ia heran, bagaimana bisa Raina—cewek yang dia sayang—mempunyai sahabat yang memiliki keahlian untuk menjadi seorang gembel?
"Ehh, lo ke sini sama Raina nggak?"
Tidak ada sahutan.
"Woi, jawab dong!"
Tidak ada sahutan, lagi.
"Inta, lo budek apa?!"
Inta yang sedang memakan arem-arem menoleh kesal. "Paan sih?"
"Dari tadi gue tanya sama lo!" Bisma ternyata sudah kesal menghadapi sahabat dari Raina itu.
"Kalo nanya tuh sebut namanya, jangan cuma manggil 'ehh'. Gue kan punya nama, pinter!"
Bisma menghela napas sabar. "Inta, lo ke sini sama Raina nggak?" tanyanya lembut tapi penuh penekanan.
"Hm."
"Raina bener ke sini?"
"Gue kan udah bilang 'hm' ya artinya iya. Dia ke sini. Dasar lemot!" Bisma mengepalkan kedua tangannya menahan emosi mendengar balasan dari Inta.
"Yang lemot elo, bukan gue!"
"Ye, biasa aja dong. Nggak usah ngegas!"
"Elo duluan yang ngegas!"
"Ohh."
Bisma menghela napas panjang. Kalau Inta bukan seorang perempuan, sudah ia pukul kepalanya.
"Sekarang Raina dimana?"
"Kak Raina--" Inta menghentikan ucapannya melihat makanan yang dari tadi ingin ia makan.
"Raina dimana?" desak Bisma.
"Gue kasih tau tapi..." Telunjuk Inta mengarah pada makanan yang ada di piring seseorang. Bisma mengikuti arah telunjuk Inta.
"Ambilin gue itu!"
Bisma menatap Inta tidak percaya. "Lo kurus tapi makan lo banyak banget dah!"
Inta tidak peduli dengan ucapan Bisma barusan. "Ambilin gue itu baru gue kasih tau dimana kak Raina."
🍂🍂🍂
Pada tau kan arem-arem itu apa?
Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina✔
Fiksi RemajaCompleted Ketika mantan datang memberi rasa nyaman di saat kita merasa bosan dengan pasangan Siapa yang akan Raina pilih? Bisma Azka Tama--cowok yang dulu meninggalkannya karena memilih cewek yang lebih cantik darinya atau Bryan Arsenio--cowok yang...