Bisma menghela napas sebelum menghampiri Raina yang duduk di bangku taman sendirian sedangkan bangku yang lain terisi oleh sepasang kekasih.
"Rain," panggilnya.
Raina menoleh dengan senyum lebar di wajah. Raina beranjak berdiri lalu memeluk Bisma dengan erat. Bisma membalasnya. "Nunggu lama, ya?"
Sebenarnya Raina sudah menunggu Bisma selama satu jam, tapi yang dilakukan Raina adalah menggeleng, bukan menganggukkan kepala.
Bisma mengajak Raina duduk. Bisma menarik kepala Raina untuk bersandar di pundak. Kemudian, tangan Bisma menggenggam erat tangan Raina.
"Kamu habis latihan?"
Bisma mengangguk, padahal dari tadi siang dia pergi jalan-jalan dengan Mala. "Besok minggu ada pertandingan," kali ini Bisma berkata jujur.
"Dimana tempatnya? Aku mau dateng kasih kamu semangat," Raina berucap antusias.
"Nggak usah. Kamu kan juga ada lomba, kan?" Baru kali ini Bisma melarangnya.
"Pas pengumuman pemenang, aku bisa bolos. Lagian, acaranya cuma sampe jam empat. Masih keburu liat kamu tanding," Raina tetap bersikeras.
Bisma menggeleng. "Nggak usah, Rain. Aku nggak mau kamu kecapekan. Pokoknya kalo udah selesai, kita ketemuan, ya! Pamerin piala kita masing-masing, okey?"
Padahal alasan yang sebenarnya Bisma tidak ingin Raina datang karena dia mau Mala yang pertama kali dia peluk setelah berhasil memenangkan pertandingan.
Dan bodohnya, Raina menyetujui usul Bisma. "Oke!"
"Rain?" panggil Bisma setelah cukup lama mereka hanya terdiam, sama-sama menikmati suasana taman kota yang semakin ramai pengunjung.
Raina menatap Bisma dengan tatapan bingung. "Ya?"
Bisma menyentuh pipi kanan Raina dengan ibu jari bergerak lembut mengusapnya. Lama kelamaan, Bisma mendekatkan wajahnya dengan Raina.
Raina mengernyit bingung. Tapi, saat kedua mata Bisma tidak beralih menatap bibir berwarna merah muda alami miliknya, Raina tau apa yang akan Bisma lakukan.
Maka, Raina memalingkan wajah. Lalu, terdengar helaan napas keluar dari bibir Bisma. Setelah mengumpulkan keberanian, Raina menatap Bisma.
"Apa yang kamu mau lakuin tadi?"
"Cium kamu," ucap Bisma tanpa ragu.
Raina mengernyit tidak suka. "Kita udah pernah bicara tentang ini sebelumnya."
"Aku tau," Bisma menghela napas lagi. "Tapi, kita udah lama pacaran, Rain. Masa aku nggak boleh cium kamu?"
"Enggak, Bim!" desis Raina tajam. "Aku nggak mau melebihi batas!"
"Tapi, Rain--"
"Bim!" seru Raina.
"Ck, iya, maaf," ucap Bisma setengah hati.
Kekesalan Raina belum belum reda, tapi Bisma malah menambahnya dengan mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api dari dalam saku jaket.
"Kamu mau ngapain?" tanya Raina melihat Bisma mengeluarkan satu rokok dari dalam bungkusnya.
"Punya mata, kan?" balas Bisma nyolot.
Raina tersentak. Lalu, tangan Raina terulur merebut rokok yang hampir Bisma sulut dan membuangnya, membuat Bisma menggeram menahan amarah.
"Sejak kapan kamu ngerokok?!"
Bisma menatap Raina datar. "Udah sebulan ini."
"Kamu udah pernah janji sama aku buat nggak ngerokok, Bim!" seru Raina. "Kenapa kamu nggak nepatin janjinya?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/225642058-288-k632041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina✔
Teen FictionCompleted Ketika mantan datang memberi rasa nyaman di saat kita merasa bosan dengan pasangan Siapa yang akan Raina pilih? Bisma Azka Tama--cowok yang dulu meninggalkannya karena memilih cewek yang lebih cantik darinya atau Bryan Arsenio--cowok yang...