Raina mengeratkan sweater berwarna hijau tua yang melekat di badannya. Ia mengusap kedua telapak tangan lalu menempelkannya ke pipi.
Kepala cewek itu menengok ke kanan dan kiri, mencari keberadaan orang yang mengajaknya bertemu di taman malam hari ini.
Raina melirik jam yang tertera pada layar ponsel. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, tapi seseorang itu belum juga datang.
"Rain."
Suara berat itu membuat Raina menoleh dengan senyum lebar di wajah cantiknya. "Kok baru dateng, Bim? Aku udah nunggu dari setengah tujuh, lho."
Bisma tidak menanggapi perkataan Raina barusan, membuat senyum di wajah Raina memudar. Bisma tidak pernah seperti ini. Bisma tidak pernah mengabaikannya.
Entah, Raina yang tak menyadari atau berpura-pura untuk tidak menyadarinya. Biasanya, mereka selalu bertemu setiap hari. Tapi, dalam seminggu ini, mereka baru bertemu malam ini.
Sudah seminggu ini juga Bisma jarang memberi kabar padanya. Bisma bahkan tak mengantar jemput dia sekolah. Raina berpikir, mungkin memang Bisma banyak kegiatan di sekolah.
Apalagi Bisma akan mengikuti pertandingan basket minggu depan. Bisma sibuk dengan kegiatannya. Ya, itu yang Raina pikirkan.
Dan Raina memaklumi itu.
Raina beranjak dari duduknya. Ia berjalan mendekat ke arah Bisma yang masih terdiam. Sesampainya Raina di depan Bisma, cewek itu mendengar helaan napas yang keluar dari bibir Bisma.
"Bim, kamu kenapa?"
Bisma menatap Raina cukup lama sebelum sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya. "Diabaikan sama orang itu rasanya nggak enak, ya, Rain?"
Raina tersenyum kecut. Ya, dia tahu bagaimana rasanya. "Iya, emang nggak enak banget. Emang kamu diabaikan sama siapa?"
Raina yakin nama yang akan keluar dari mulut Bisma adalah Ibu dari cowok itu, tapi ternyata tebakannya salah, salah besar.
"Mala."
Satu nama asing yang keluar dari mulut Bisma membuat hati Raina seperti tertancap ribuan pisau yang tak kasat mata. Sakit, benar-benar sakit.
"Dia kayak menghindar dari aku seminggu ini, Rain."
Bisma mengacak rambutnya frustasi. Raina tadi berpikir kalau wajah kusut Bisma karena kelelahan latihan basket. Tapi ternyata, tebakannya salah lagi.
Itu semua karena Mala mengabaikan Bisma.
Raina memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Emang dia kenapa?"
Ketika Bisma bercerita tentang kejadian seminggu yang lalu hingga membuat Mala mengabaikannya, dada Raina terasa semakin sesak.
Ternyata, hasil dari Raina menunggu selama dua jam sampai kulitnya gatal-gatal karena alergi dinginnya kambuh adalah rasa sakit hati.
Ini untuk pertama kalinya Bisma seperti bukan sedang membicarakan orang asing pada Raina, tapi malah seperti Bisma sedang membicarakan tentang pacarnya pada Raina.
Rasanya sakit. Aku ini pacar kamu, tapi kamu malah bicarain tentang cewek lain sama aku.
***
Bisma memarkirkan motornya di depan sebuah warung yang telah tutup mengingat jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Bisma turun dari motor. Mengeratkan jaket yang melekat di tubuhnya lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gang sempit yang baru seminggu lalu dia ketahui dari Mala.
![](https://img.wattpad.com/cover/225642058-288-k632041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina✔
Teen FictionCompleted Ketika mantan datang memberi rasa nyaman di saat kita merasa bosan dengan pasangan Siapa yang akan Raina pilih? Bisma Azka Tama--cowok yang dulu meninggalkannya karena memilih cewek yang lebih cantik darinya atau Bryan Arsenio--cowok yang...