Suara teriakan kedua orang tua mereka tidak lagi terdengar. Bisma membuka kedua mata lalu menurunkan tangannya dari telinga Raina.
Bisma menarik tangan Raina, membuat anak perempuan itu membuka kedua matanya. "Raina," panggil Bisma.
Anak perempuan itu tersenyum, tapi perlahan senyum itu pudar setelah mendengar ucapan sahabatnya. "Bisma mau pindah rumah."
Kedua mata bulat Raina berkaca-kaca. "Kenapa pindah Rumah? Raina nakal ya?" ucapnya sedih.
Bisma menggeleng. "Nggak kok, Bisma yang nakal."
Anak perempuan itu seketika menangis kencang, sangat kencang. "Jangan pergi! Nanti Raina main sama siapa?"
Baru akan menjawab pertanyaan Raina, suara teriakan Sukma terdengar. "Bisma! Kamu dimana? Kita mau berangkat!"
"Bentar, Bu!"balas Bisma juga berteriak.
Anak laki-laki itu melihat Raina yang menangis sesenggukan. Bisma menarik tangan kiri Raina lalu menaruhnya di pipi anak perempuan itu. Menggerakkannya pelan untuk mengusap air mata Raina sendiri.
Bisma tersenyum. "Udah jangan nangis. Nanti tambah cantik." Raina mengerjap pelan mendengar ucapan Bisma barusan.
Bisma tersenyum, "Bisma pergi ya, Rain," pamitnya.
Sebelum benar-benar pergi, Bisma menarik kepangan rambut Raina, membuat anak perempuan itu memekik kesakitan.
"Bisma!"
Bisma tertawa. Ia akan merindukan teriakan sahabatnya itu. Sangat merindukannya.
***
Raina keluar dari tempat persembunyian. Ia melihat mobil Bisma meninggalkan halaman rumah. Anak perempuan itu masih terisak.
"Raina terus main sama siapa?"
Kedua mata anak perempuan itu menangkap sesuatu yang tergeletak di samping pagar rumah Bisma. Raina segera mengambil skateboard yang sudah terbelah menjadi dua itu.
"Ini kan skateboardnya Kak Bima," gumamnya. "Kok skateboardnya patah?"
Sesuatu mengenai kepala bagian belakang Raina, membuat anak perempuan itu meringis. "Siapa sih yang ngelempar kerikil?" gerutunya dengan bibir mengerucut sebal.
Raina membalikkan badan. Mengerjapkan kedua matanya melihat seseorang yang berdiri di sebrang jalan, di depan rumah tetangganya.
"Bukannya mobilnya Bisma udah pergi, ya?"
Seseorang itu melambaikan tangannya sambil tersenyum. Raina mengucek kedua matanya. Ya, dia tidak salah mengenali seseorang itu.
Raina balik melambaikan tangannya. Tersenyum lebar lalu berteriak memanggil nama seseorang yang memakai pakaian serba putih itu.
"Kak Bima!"
***
Bisma menghentikan motornya di depan rumah dengan pagar yang menjulang tinggi. Turun dari motor, Bisma menekan bel yang ada di tembok samping pagar. Bisma tersenyum melihat Raina yang berjalan membukakan pagar.
"Hai," Bisma melempar senyum.
"Hai," Raina membalasnya. "Kenapa malem-malem ke sini?"
Tiba-tiba Bisma memeluk Raina, membuat cewek itu melebarkan kedua matanya. Untuk pertama kalinya, mereka berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina✔
Teen FictionCompleted Ketika mantan datang memberi rasa nyaman di saat kita merasa bosan dengan pasangan Siapa yang akan Raina pilih? Bisma Azka Tama--cowok yang dulu meninggalkannya karena memilih cewek yang lebih cantik darinya atau Bryan Arsenio--cowok yang...