RAINA 21 - Menjemput

202 22 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Sekarang Raina sedang menunggu Inta di parkiran mobil. Berdiri sambil menyenderkan punggung pada pintu mobil Inta.

Entah kenapa Inta diperbolehkan membawa mobil padahal anak itu belum mempunyai SIM. Umurnya saja masih enam belas tahun.

"Mana sih si Onta? Lama," gerutu Raina.

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Raina mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Membuka layar ponselnya yang menampilkan ada empat pesan dari Inta.

Inta(sok)cans

Kak, sorry

Gue tiba-tiba ada kerja kelompok

Temen-temen gue nggak ngebolehin gue pulang

Lo pulang sendiri gpp?

14.40

Mood-nya yang semula sudah membaik kembali buruk mendapat pesan dari Inta barusan. "Bangke!" umpat Raina.

"Napa ni anak nggak bilang dari tadi, sih?! Gue kan jadi nunggu lama!" Masih sambil menggerutu, Raina mengetikkan balasan kepada Inta.

Y

14.41

Read

Raina berjalan malas keluar gerbang sekolah. Mungkin dia akan memesan ojek online. Belum sampai gerbang sekolah, Raina dikejutkan dengan suara klakson motor seseorang.

Sebuah motor sport berhenti di samping Raina. Seseorang itu membuka kaca helm fullface-nya. "Bryan?!" kaget Raina, "gue kira siapa."

"Kok lo sendirian, nggak bareng Inta?" tanya Bryan.

Raina berdecak. "Si Onta ada kerja kelompok. Makanya gue mau kedepan terus pesen ojek."

"Onta?" Bryan mengerutkan dahi. Detik berikutnya, cowok itu tertawa. "Oalah, Inta?" Raina mengangguk.

"Mau gue anter pulang aja?" tawar Bryan membuat Raina sedikit terkejut.

"Ehh, nggak usah," tolak cewek itu.

"Kenapa?" Bryan menaikkan satu alisnya. "Takut Si Bisma marah?"

Raina menggeleng. "Nggak. Maksud gue bukan itu. Gue nggak mau ngerepotin elo aja."

"Aelah kayak sama siapa aja," Bryan terkekeh. "Yuk, gue anterin!"

Baru akan menolak tawaran Bryan lagi, seseorang memanggil nama Raina. "Rain!"

Raina dan Bryan menoleh ke asal suara. Bisma duduk di jok motornya dengan senyum lebar. Cowok itu melambaikan tangannya pada Raina.

"Bisma?"

Mendengar suara Raina, Bryan menoleh. Ia melihat raut wajah Raina yang terlihat senang, bahkan sangat senang. Hal itu membuat Bryan tersenyum.

Raina menoleh ke arah Bryan. Menepuk pundak cowok itu berulang kali, "Gue duluan ya!" Raina berjalan cepat menghampiri kekasihnya.

Bryan tersenyum melihat cewek yang dia sayang kembali tersenyum. Meskipun alasan Raina tersenyum bukan dirinya.

***

"Kok nggak ngabarin kalau mau jemput?" tanya Raina ketika sudah sampai di depan Bisma.

Bisma yang gemas melihat Raina mengacak puncak kepala cewek itu. "Biar kejutan."

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang