***
Hari ini Mark mengajak adik adiknya berlibur bersama Buna
Mereka menentukan destinasi yang tepat dan berujung dengan pantai
Awalnya jaemin menolak keras demi kesehatan renjun tapi ternyata renjun tidak masalah dan memutuskan untuk ikut saja kemanapun mereka pergi
"Pake sunscreennya dulu sini ge" ujar Wendy lalu duduk di samping renjun
Renjun membuka kacamata hitamnya lalu duduk menghadap kearah bunanya
Ia hanya duduk cukup jauh dari air menyaksikan bagaimana saudara saudaranya bermain dengan air
Ia tidak cemburu, sama sekali tidak terfikirkan untuk bergabung kesana
"Gege gapapa ikut kesini?"
"Gapapa, Gege udah lama ga berjemur" ujar renjun
"Makasih ya ge"
"Untuk apa?" Tanya renjun yang masih memejamkan matanya karena bunanya sedang memasangkannya sunscreen
"Buat selalu ngertiin Adek adeknya"
Renjun tersenyum tipis lalu mengangguk
"Oh ya, Buna mau nanya"
"Nanya apa?" Tanya renjun lalu membuka matanya
"Gege masih belum tembak Acha?"
Renjun menghela nafasnya berat, kenapa sih Buna nya selalu membahas ini, sudah seperti memaksa nya untuk nikah saja
"Maaf Buna nanya gini, tapi Buna gamau suatu hari nanti Gege malah nyesal karena nyia nyiain yang ada di depan mata"
"Gege ga pernah nyia nyiain Acha bunaaa, lagian Gege gamasalah kalau nanti Acha ninggalin Gege, ini itu prinsip hidup Gege, Gege gamau terikat sama satu hubungan, belum cukup umur Buna" jelas renjun
Wendy menghela nafasnya lalu merapikan rambut renjun
"Gege, jangan gitu, perempuan juga butuh kepastian" ujar Wendy sambil menatap mata renjun dalam
"Buna, Gege cuman ga pengen Acha terikat sama Gege, biarin Acha hidup bebas, kalo dia mau ninggalin Gege yaudah silahkan, kan kita ga punya ikatan apa apa, yang penting Acha tau, Gege gabakalan ninggalin Acha"
"Ga semua orang ngerti cara berfikir Gege sayaaang"
"Acha ngerti Bun, buktinya Acha masih selalu ada disampingnya Gege"
Wendy hanya menatap renjun dalam diam, sebenarnya ini adalah pembicaraan sensitif yang renjun tidak sukai, tapi wendy terlalu kasihan kepada Acha yang terus terusan di ejek oleh temannya
"Gege cuman gamau jadi kaya ayah bun" gumam renjun membuat Wendy menatapnya kaget
"Ge, kenapa ngomong gitu"
"Walau gimana pun, Gege tetap anak ayah, darah ayah ngalir di diri Gege"
"Gege gamau ngecewain orang yang Gege sayang kaya ayah ngecewain kita" ujar renjun sambil menunduk
Ini terlalu sensitif, akan sulit baginya untuk biasa saja jika membahas ini, ini adalah masa kelamnya
"Kalo Gege sampe ngecewain Acha gimana?" Gumam renjun pelan
"Gee, jangan ngomong gitu, Gege kan bukan ayah"
"Kalo Gege sampe main tangan ke Acha gimana?" Tanya renjun
Kini nafasnya mulai tidak teratur, ia menatap Wendy takut, tangannya sibuk meremat tangan Wendy yang sedari tadi ia genggam
"Gege, hei, kenapa gini? Tenang dulu" bujuk Wendy sambil mengelus pipi renjun dengan tangan satunya lagi
Renjun mengelus dadanya pelan, ia tidak bisa kambuh disini dan merusak suasana liburan mereka
"Tenang dulu sayang"
Renjun mencoba mengatur nafasnya sambil menguatkan genggaman nya di tangan Buna nya
"Gege bukan ayah, Gege laki laki yang baik"
Renjun mengangguk kecil, ia tidak boleh membahas ini lagi kalau tidak mau kambuh disini
"Kita jangan bahas ini dulu ya Buna, Gege sakit" lirihnya
"Iya, maafin Buna, Buna gabakalan bahas lagi" ujar Wendy lembut
Renjun mengangguk kecil lalu memeluk Wendy
