***
Setelah pertengkarannya dengan Jeno tadi renjun meminta jaemin untuk mengantarnya pulang saja, ia takut haechan malah khawatir dengan kondisinya jika kembali kekamar haechan
"Gege tunggu disini ya, Aa mau buatin susu" ujar jaemin sambil menepuk bahu renjun
Renjun hanya mengangguk kecil lalu kembali menatap lurus kedepan
Ia hanya menghela nafasnya berat saat mengingat perkataan Jeno tadi
Jeno ikhlas kalau renjun mati?
Jadi untuk apa selama ini Jeno menahan renjun untuk pergi?
Kenapa Jeno selalu berusaha menggagalkan setiap usaha yang renjun lakukan untuk merenggut nyawa nya?
Atau memang mereka semua juga ingin renjun pergi?
Seketika renjun mulai teringat dengan kejadian kejadian di masa lalunya
Ia memejamkan matanya saat kembali mendengar suara suara itu
'kalian anak anak pembawa sial'
Renjun meringis saat bayangan itu kembali muncul bersamaan dengan bayangan ayahnya yang mulai menjambaknya dan membisikkan kata kata yang hampir selalu renjun dengar setiap kali ayahnya memukul nya
'seharusnya saya bunuh saja kalian dulu'
Bayangan ayahnya memukulinya semakin menjadi jadi dan membuat renjun takut
'kalian seharusnya mati'
'kenapa kamu lahir?'
Renjun meremat dadanya yang terasa sakit, kepalanya terasa berputar dan telinganya terus mendengar suara suara ayahnya
Ia menggeleng kuat sambil menutup telinganya
Ia menatap jaket jaemin yang terletak di ranjang dan melihat kotak obat yang biasa ia konsumsi
Ia meraihnya lalu mengeluarkan semua obat itu
Renjun memakan obat itu secara paksa tanpa tau berapa jumlahnya dan itu berhasil membuatnya terbatuk
Ia sama sekali tidak mendapat ketenangan dari obat obat itu
Sekilas matanya menangkap benda berwarna hitam di meja belajar jaemin lalu meraihnya
Ditatapnya ujung runcing dari benda yang biasa mereka gunakan untuk meeting benda mati
Dengan tangan bergetar Renjun mendekatkannya kearah nadinya lalu memejamkan matanya
***
"Kita pulaaang" pekik jisung sambil berlari masuk
"Loh kok Abang ikut pulang? Yang jagain echan siapa?" Tanya jaemin
"Ada buna sama mas" ujar mark
"Gege mana Ak? Kenapa kalian pulang duluan? Padahal hp Gege masih sama kita"
"Iya Gege gaenak badan makanya mau pulang duluan" ujar jaemin
"Ini susu buat gege?" Tanya jisung
"Iya"
"Yaudah kita aja yang ngasih, kita masih mau main sama Gege" ujar chenle segera merebut gelas susu itu lalu pergi bersama jisung ke kamar renjun
"Kamu susun baju baju Buna, mas sama echan ya ak, Abang mau mandi dulu, sebentar lagi Abang mau kerumah sakit lagi"
"Iya" ujar jaemin menurut lalu segera pergi kekamar bunanya yang ada di lantai satu sedangkan Mark pergi ke lantai dua
***
"Gege ini ada susu" ujar chenle sambil membuka pintu kamar renjun dengan penuh semangat
Prank
"Kenapa?" Tanya jisung dari balik badan chenle
"Gege!" Pekik jisung lalu berlari kearah renjun yang sudah tergeletak di lantai dengan mulut yang berbusa dan tangannya yang terus dialiri darah
Badan chenle bergetar hebat, ia membalikkan badannya takut
"ABAAAANG" pekik chenle histeris mulai menangis
Seisi rumah dibuat heboh karena teriakan chenle lalu berlari ke kamar renjun
"Kenapa ribut ribut sih" omel Taeyong
"GEGE BANGUUUN" pekik jisung histeris sambil terus memeluk badan renjun
"Astaga renjun" ujar Taeyong kaget
"Kenapa kenapa?" Tanya Lucas heboh
Kini mereka semua berkumpul di kamar renjun dengan posisi sama kagetnya
"Abang tolongin Gege" ujar jisung sambil menangis
Jungwoo menarik jisung agar menjauh dari renjun
"Gege" gumam chenle masih menangis di pelukan Ten
Ten menutup mata chenle agar tidak melihat kondisi renjun, ia takut ini akan menyebabkan trauma bagi anak itu
"Kenapa sih?" Tanya jaemin saat melihat kamarnya yang di penuhi oleh saudara saudaranya
Jaemin melebarkan matanya saat melihat Taeyong tengah memberi nafas buatan kepada renjun
Kakinya terasa lemas dan badannya luruh begitu saja
"Astaga Aa" ujar Kun langsung menangkap badan jaemin
"Gege kenapa" gumam jaemin masih mengatur nafasnya
"Bawa mereka pergi" ujar jungwoo sambil memberikan jisung yang sedari tadi ia gendong kepada yuta
"Gamau gamau, Gege, gamau" rengek jisung terus memberontak di pelukan yuta
Mereka pun membawa jisung, chenle dan jaemin kekamar yang lainnya
"Aa tenang dulu Ak" ujar Kun
Jaemin menggeleng lemah sambil memegang dadanya
Nafas jaemin mulai tidak teratur karena kaget bercampur takut yang ia rasakan sejak tadi
"Gege" gumam jaemin sambil bangkit dari duduknya namun segera ditahan oleh Kun
"Jangan ak, kita disini dulu" ujar Kun
"Engga bang, Aa harus liat Gege"
"Aa"
Jaemin meremat dadanya kuat saat merasa asmanya mulai kambuh
"Aa" ujar jisung sambil menangis saat melihat jaemin yang kesulitan bernafas
Dengan tangan gemetar jaemin meraih inhlaernya namun malah terjatuh
Kun segera mengambil inhaler tersebut lalu membantu jaemin untuk menggunakannya
"Aa tenang dulu, kalo Aa udah tenang kita susul mereka kerumah sakit"
Jaemin mulai menangis, ia benar benar takut sekarang
Tak jauh berbeda dengan jaemin, chenle dan Jisung juga ikut menangis
Mereka tidak pernah melihat Renjun seperti, yang mereka tahu adalah bahwa gegenya mereka orang yang kuat, mereka tidak pernah tau kalau Renjun akan melakukan hal seperti ini
Jisung memejamkan matanya sambil mengeratkan pelukannya kepada yuta
Satu yang ia harapkan, ia hanya tidak ingin kehilangan siapa pun