***
"Abang ngapain ikut?" Tanya chenle saat melihat haechan juga ikut di mobil Renjun
"Mau ngapel ke rumah yayang, tapi harus di anterin Gege"
"Emang kenapa harus dianterin Gege?" Tanya chenle
"Dia demam, tapi maksa ketemu Jihan" ujar Renjun yang masih fokus dengan jalanan
"Hiih, kemaren adek nyuruh ambil minum aja Abang langsung alasan pusing" sinis chenle
"Ya ini kan beda le, ini masalah belahan jiwa Abang"
"Nyenyenye" ujar chenle
"Kenapa ga ngajak adeknya le?" Tanya Renjun
"Siapa? Jisung?" Tanya chenle
"Iya, tumben, biasanya ga sekolompok juga tetap bareng" ujar haechan
"Engga ah, dia lagi sibuk" ujar chenle
"Sibuk ngapain?" Tanya Renjun bingung
Perasaan tadi ia hanya melihat Jisung main hp di sofa
"Sibuk sama shei, ntar malah ganggu" ujar chenle sambil mengeluarkan ponselnya
"Din, leleudah di depan nih, bukain gerbanhnya dong" ujar chenle saat mobil Renjun berhenti tepat di depan rumah Dinda
"Di jemput jam berapa?"
"Jam 9 aja" ujar chenle sambil membuka pintu
"Lah itu si Dinda?" Tanya haechan kaget saat melihat anak gadis imut yang tengah membuka gerbang
"Iya, kenapa?"
"Napa jadi cantik banget gitu? Perasaan dulu-"
"Heh" tegur renjun
"Apanya yang beda?" Tanya chenle
"Gaada, udah kamu masuk sana, kasihan anak orang nungguin" ujar Renjun
Chenle pun mengangguk lalu segera masuk bersama Dinda
"Udah berapa kali gue bilang, jangan suka body shaming anak orang, muka Lo aja belum bener udah mau ngomentarin muka orang lain"
"Iya iya, maaf" ujar haechan sambil memanyunkan bibirnya
***
"Loh sendiri?" Tanya Dinda
"Iya" ujar chenle sambil mengeluarkan bukunya
"Icung ga ikut?"
"Engga, nanti Icung nyalin pr lele aja" ujar chenle
"Halah, lele juga nyalin punya Dinda"
"Kan itu gunanya temen" ujar chenle sambil cengengesan
Dinda pun terkekeh, untung Dinda anaknya baik, selalu sabar kalau chenle dan Jisung menyalin tugasnya
Lebih ke arah bersyukur sih, setidaknya dengan begitu Dinda bisa membalas kebaikan chenle dan Jisung
"Lele ga niat cari pacar?" Tanya Dinda
"Dinda emang ada niat cari pacar?" Tanya chenle
"Engga, emang ada yang mau sama Dinda?" Ujar Dinda
"Bagus, gausah pacaran sama yang lain, main sama lele aja terus" ujar chenle sambil menyalin tugas Dinda
"Emang lele ga bosen main sama Dinda terus?"
"Biasa aja, Dinda kan baik, pinter lagi, kenapa harus bosen"
"Berarti lele temenan sama Dinda cuman karna ada maunya doang?" Ujar Dinda kesal
Chenle pun terkekeh lalu mengangguk sambil menampilkan deretan giginya
Dinda dibuat gemas karnanya
"Yaudah deh" ujar Dinda pasrah
"Bercanda Dinda"
"Iya tau"
"Oh ya, tadi bang echan bilang Dinda makin cantik"
"Oh ya? Udah lama juga ya ga ketemu sama bang echan"
"Iya udah lama" ujar chenle sambil memakan kripik ubi yang Dinda siapkan
"Mau main kerumah lele ga?"
"Boleh, kapan?"
"Yaudah Sabtu aja, sekalian lele kenalin sama kucingnya mas" ujar chenle
"Oke"
***
Jihan menatap haechan datar sekaligus kesal
"Udah tau demam, malah kesini, bego lu tuh ga sembuh sembuh ya"
Haechan terkekeh sambil menikmati bittersweetbynajla yang baru ia curi dari kulkas Jihan
"Mau?" Tanya haechan sambil menyuapi Renjun
Jangan tanya kenapa Renjun bisa ada disana
Sebagai saudara yang baik yang selalu mengantar jemput saudara saudara tidak tau dirinya kali ini Renjun tak mau terlalu repot
Dibanding harus pulang lagi dan menunggu jam sembilan lebih baik ia menunggu di rumah Jihan bersama haechan, biar ga ribet
"Punya gue babi"
"Heh! Mulutnya itu" tegur haechan sambil menggeleng
"Ish, itu mahal tau Chan, gue belinya ga jajan dua hari" ujar Jihan
Haechan mencebik sebal, saat gadis gadis lain menabung untuk skincare Jihan malah nabung untuk membeli bittersweetbynajla
"Besok di ganti mas Jeno, tenang aja"
"Lah kenapa numbalin mas jeno?" Tanya Renjun
"Lo fikir gue ada duit?" Ujar haechan sambil terkekeh
"Sudah miskin, tidak tahu diri, memalukan"
"Tapi kamu sayang" ujar haechan sambil menoel dagu Jihan
"Mau mati Lo?" Ujar Jihan tajam
"Mending jangan deh han" ujar Renjun
"Soalnya LDR dunia neraka susah"
Jihan dan Renjun pun serentak terkekeh sedangkan haechan hampir melempar Renjun dengan bantal