anak anak buna kuat

13.9K 1.1K 16
                                    

***

Renjun mengelus Surai chenle lembut lalu menarik chenle ke pelukannya

"Maafin Gege ya, jadi sakit gini" ujar renjun

"Gapapa kok gegeee, lagian udah ga sakit, sekarang kita fikirin bang echan aja" ujar chenle

"Iya ge, bang echan gapapa kan?" Tanya jisung

"Gege juga gatau" lirihnya sambil menyenderkan badannya di dinding

"Kita tunggu mas aja" ujar jaemin langsung di angguki jisung dan chenle

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Jeno pun datang membuat semua menatapnya meminta penjelasan

"Kalian gapapa?" Tanya Jeno

"Gapapa mas, echan gimana?" Tanya renjun

"Udah bangun, tadi juga udah di periksa sama dokter"

"Terus dokter bilang apa?" Tanya chenle

"Echan kenapa?" Tanya jaemin

"Bang echan gapapa kan?" Tanya jisung

"Tenang dulu, mas jadi ikut panik kalo di buru buru in gini" ujar jeno

"Udah tenang dulu mas, ceritain yang bener" ujar renjun

"Kalian juga jangan nanya nanya dulu biar mas aja yang jelasin" sambungnya

"Jadi gini, tadi mas udah sempet bicara sama dokter Aldi, mas juga gatau harus bilang apa soal ini"

"Kenapa mas? Jangan bikin kita tambah takut"

"Dokter bilang, ada yang salah sama jantung haechan, tapi tetap harus diadain pemeriksaan lebih lanjut"

"Ga mungkin" gumam renjun

"Masa mas? Ini kayanya ada yang salah deh" ujar jaemin tak percaya

"Mas juga awalnya ga percaya, tapi ini nyata" ujar Jeno

Mereka semua hening, diam dalam fikiran masing masing

"Tapi mas minta tolong, jangan kasih tau bang Mark dulu ya" ujar Jeno

"Kenapa?" Tanya jisung

"Kasihan Abang, dia udah pusing soal ayah, kalo kita kasih tau kondisi haechan bisa bisa Abang ikutan sakit karena banyak fikiran" ujar renjun yang mengerti maksud perkataan Jeno

"Kenapa?"

Semuanya menoleh saat mendengar suara Mark di sekitar mereka

Jeno meringis pelan saat melihat Mark berjalan kearah mereka dan lebih parahnya kini Wendy berada di samping mark

"Apa yang ga boleh dikasih tau sama Abang?" Tanya Mark

Mereka semua pun menunduk dalam diam

"Jeno!"

Jeno menunduk dalam, nada bicara Mark berubah menjadi lebih seram dari biasanya dan malah membuatnya takut, Mark jarang sekali marah, makanya mereka selalu takut kalo Mark benar benar marah

"Apa yang kalian tutup tutupin dari Abang?" Tanya Mark

"Maaf bang" gumam Jeno

"Abang ga butuh kata maaf, Abang cuman mau tau haechan kenapa"

Mereka pun mulai bermain sikut sikutan meminta satu sama lain untuk berbicara

Wendy menghela nafasnya kecil lalu berjalan kearah jaemin

"Aa" panggil Wendy sambil mengelus pipi jaemin

"Ya Buna?"

"Aa gabakalan bohong kan sama Buna?"

"I i iya Buna" gumam jaemin sambil melirik satu demi satu saudara nya namun keberuntungan belum di pihaknya karena mereka semua masih menunduk

"Echan kenapa?" Tanya Wendy dengan nada yang benar benar lembut

Jaemin menggigit bibir bawahnya sambil menatap Wendy takut, ia melirik Mark yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan

"Maaf Buna" gumam jaemin sambil menggeleng

"Aa kan udah janji sama Buna, gaada yang boleh di tutup tutupin sama Buna"

Jaemin mengangguk pelan kini matanya mulai berkaca-kaca karena takut

"Cerita ya sayang, gausah takut"

"Aa juga gatau Buna, kata mas tadi dokter bilang echan sakit, ada yang salah sama jantung echan, kita juga gatau Buna huaaaa"

Kini jaemin menangis membuat Wendy yang tadinya mematung di tempatnya langsung memeluk putranya itu

"Maaf mas jeno maaf" rengek jaemin di pelukan Wendy

"Ssstt, udah udah jangan nangis, mas juga ga marah, ya kan mas?" ujar Wendy sambil mengusap punggung jaemin

"I i iya, mas ga marah, udah jangan nangis" ujar Jeno sambil mengelus bahu jaemin untuk menenangkan bocah yang lahirnya terakhir diantara mereka berempat itu

Mark menghela nafasnya berat sambil mengusap wajahnya

"Hal kaya gini tuh gaboleh kalian sembunyiin dari Abang dek, bahaya" ujar Mark membuat Jeno menunduk

"Mau Abang lagi sakit, Abang lagi capek, kalo emang ada masalah harus tetap cerita gaperduli kalo itu buat Abang makin sakit"

"Kalo echan kenapa Napa terus Abang gatau apa apa gimana?" Tanya Mark

"Maaf bang" ujar Jeno takut

"Abang ga marah, cuman, lain kali, kalo ada masalah kaya gini harus tetap kasih tau Abang ya? Apapun kondisinya selama Abang masih denger, kasih tau Abang" ujar Mark membuat kelimanya mengangguk

"Tuh udah jangan nangis, Abang juga ga marah, kalo nangis terus nanti asma nya malah kumat" ujar Wendy sambil mengelus rambut jaemin

"Tapi echan gimana Buna?" Gumam jaemin masih sesenggukan

"Nanti Buna bicara sama dokternya, kita cari jalan keluar nya sama sama, echan pasti gabakalan kenapa Napa kok, percaya sama Buna" ujar Wendy sambil mengeratkan pelukannya kepada jaemin

"Icung juga mau peluk" gumam icung yang sedari tadi terus menahan air matanya

"Lele juga"

Wendy pun merentangkan tangannya lalu memeluk ketiga bayinya itu

"Anak anak Buna kuat" gumam wendy

brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang