maskeran

8.7K 980 46
                                    

***

"Jihaaan jihaaan, main yuk" pekik haechan dari luar gerbang

"Jihaaaannnn" pekik haechan lagi

"Berisik!" Ujar Jihan sambil berjalan lalu membuka gembok pagarnya

"Ngapain sih!" Ujar Jihan kesal

"Masa pacarnya datang malah marah marah sih!" Ujar haechan

"Iya mau ngapain"

"Mau main"

"Lo punya belasan saudara, ga cukup itu aja Lo ajakin main?" Ujar Jihan kesal

"Ga, kan mau nya main sama cewek" ujar haechan sambil cengengesan

"Cari cewek lain sana, gue lagi sibuk"

"Ck! Gitu banget sih!"

"Issshh, udah udah ayo masuk, panas nih diluar" ujar Jihan segera menarik haechan masuk lalu mengunci gerbangnya

"Ayo masuk yang" ujar haechan lalu berjalan lebih dulu seakan itu adalah rumahnya

"Gue mau maskeran, jangan ganggu" ujar Jihan lalu mengambil mangkok berisi masker bubuk yang baru ia tuang tadi

Haechan mengangguk tanda menurut, ia duduk di samping Jihan sambil memperhatikan Jihan yang sedang fokus memakai maskernya

"Mau?" Tanya Jihan karena haechan yang menatapnya dengan kagum

Haechan mengangguk antusias sambil tersenyum lebar

Jihan merangkak ke arah haechan lalu duduk di sebelahnya

"Kenapa rambutnya panjang banget sih?" Tanya Jihan kesal

"Kan biar ganteng" jawab haechan polos

"Ck, tunggu" ujar Jihan segera bangkit dari duduknya lalu berlari kekamar

Haechan menunggu Jihan datang sambil bersenandung dan mengangguk nganggukkan kepalanya

"Ini pake dulu" ujar Jihan sambil menyerahkan bando berpita telinga Mickey mouse

Haechan memakainya asal lalu memajukan wajahnya kearah Jihan siap untuk di pakaikan masker

"Ck, make bando aja gabisa" omel Jihan lalu melepas bando yang haechan gunakan

Ia menyisir rambut haechan kebelakang lalu memasangkan bando tersebut kepada haechan

Haechan memejamkan matanya menunggu Jihan yang tengah membersihkan wajahnya dengan toner

"Dingin" ujar haechan sambil terkikik geli

Jihan memilih diam, ia takut maskernya akan pecah kalau ia terlalu banyak bicara

Sebelum benar benar mengoleskan masker tersebut Jihan sempat terdiam memandangi wajah tampan haechan

Ia juga bingung bagaimana bisa Tuhan menciptakan makhluk setampan haechan, terlebih lagi sekarang laki laki itu berstatus sebagai pacarnya

"Kenapa yang?" Tanya haechan sambil membuka matanya

Jihan menggeleng cepat lalu tersenyum kecil

"Luka di muka Lo banyak banget"

"Emang iya?" Tanya haechan sambil mengambil kaca kecil yang terletak di meja

Haechan mengangguk setuju, bahkan luka jahitan di wajahnya ada 3, satu di kening bagian kiri, satu di bagian alis kanan, dan satunya lagi di dagunya, untungnya sih bekas jahitan itu kecil, jadi tidak merusak wajah haechan terlalu banyak

"Namanya juga jagoan" ujar haechan sambil menunjukkan cengkram khasnya

Jihan hanya berdehem, ia sudah mengerti haechan, toh ia juga tidak bisa melarang haechan terlalu banyak

"Jangan luka terlalu banyak"

"Iya" jawab haechan mengerti lalu kembali memejamkan matanya

Jihan pun memasangkan masker tersebut ke wajah haechan dengan teliti

"Yang"

"Hm?"

"Minggu depan aku ada jadwal"

"Jadwal apa? Tauran?" Tanya jihan

"Iya"

"Sama anak sekolah mana?"

"Kencana"

"Yaudah, yang penting jangan mati"

"Tenang aja, ga bakalan" ujar haechan sambil senyum senyum

"Lo ga malu naik motor pake piyama gambar anak ayam gini?" Tanya Jihan baru menyadari baju haechan

"Nama anak ayam nya moci yang"

"Hah? Ada namanya?"

"Ada lah, peliharaan aku nih" ujar haechan sambil terkekeh

"Lagian udah gede masih pake baju tidur kaya gini" ujar Jihan sambil menggeleng

Memang haechan itu hobi sekali pakai piyama, ia benar benar mengoleksi banyak piyama, dari gambar Shinchan, gambar telur mata sapi, gambar hewan hewan, atau gambar gambar lainnya, pokoknya haechan akan kesulitan tidur jika tidak pakai piyama

"Jisung sama chenle juga pake piyama"

"Mereka kan masih bocah"

"Aku kan juga bocah yang"

Jihan menghela nafasnya sabar lalu mengangguk

"Udah, jangan banyak ngomong, ntar masker nya pecah"

Haechan mengangguk sebagai tanda mengerti, ia pun duduk manis sambil memeluk kakinya

Jihan hanya tersenyum geli melihat haechan seperti itu, benar benar terlihat seperti anak kecil

"Berapa lama?"

"Apanya?"

"Maskeran nya yaaang" ujar haechan

"15 menit aja"

"Untung aja aku datang hari ini"

"Kenapa?"

"Biar pas tauran, aku yang paling ganteng yang"

"Idih najis"

"Doain ya yang, biar aku menang di Medan pertempuran"

"Ga gue doain juga Lo ga bakalan mati"

"Tuh kan, meremehkan kekuatan doa kamu tuh! Sadar yang akhirat sudah dekat"

Jihan hanya berdehem, memang haechan paling taat agama diantara mereka berdua, kalau bisa dibilang haechan yang paling taat agama di keluarganya, kalau kata haechan, walaupun brengsek dia tetap harus berterima kasih pada sang pencipta karena masih membiarkannya hidup

"Yang udah lima belas menit" ujar haechan semangat

"Yaudah cuci sana" ujar Jihan yang sudah mencuci maskernya duluan

"Gangerti" ujar haechan dengan polosnya

Jihan menghela nafasnya pasrah lalu segera menarik haechan ke wastafel

Ia membersihkan wajah haechan perlahan, sesekali anak itu meringis karena masih ada luka yang belum sembuh di ujung bibirnya bekas berantem beberapa hari yang lalu

"Makanya jangan suka ngoleksi luka"

"Perangko kali yang di koleksi" ujar haechan

"Pokoknya, Minggu depan berantemnya jangan banyak banyak lukanya"

"Siap kapten" ujar haechan sambil menunjukkan posisi hormat terbaiknya

***
Yuk di buka lapak voment nyaaa

brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang