banyak anak banyak semangat

11.8K 1K 75
                                    

***

Haechan mengubah posisi tidurnya menghadap ke samping lalu mengerjapkan matanya pelan

Ia terdiam sejenak saat melihat kekosongan di sisi nya

"Gege?" Gumam haechan lalu segera bangkit dari duduknya

"Gege!?" Pekik haechan panik saat tak mendapati renjun di sebelahnya

"Apa sih?" Tanya renjun yang tiba tiba muncul dengan buah pir ditangannya

"Gege! Kirain ilang!"

"Makanya jangan heboh"

"Kan udah dibilang jangan di tinggalin! Kenapa malah pergi pergi!?" Ujar haechan kesal sambil memukul mukul kasurnya

"Lo tuh tiba tiba sesak tadi malem, makanya terpaksa harus di pindahin, lagian mana ada dua pasien yang bisa tidur seranjang"

"Gamau! Kenapa di pindahin sih!"

"Yaudah sih kan tetap sekamar, itu aja ribet" ujar renjun

Haechan mendengus sebal lalu melipat tangannya di depan dada

Setelah ia amati ia juga baru sadar kalau kini mereka berada di satu ruangan yang berisi dua ranjang

Pasti ini ulah Mark yang menyatukan ruang rawat mereka

"Udah gausah ngambek, kaya anak kecil, masih untung bisa satu ruangan bareng, orang yang punya penyakit jantung sama orang yang punya penyakit mental itu seharusnya ga bisa di buat satu kamar!" Jelas renjun

"Ck! Gege tuh ga ngerti ya!"

"Lo yang ga ngerti" ujar renjun lalu naik keatas kasurnya

"Kalo misalnya nanti kita udah ga bisa tidur bareng lagi gimana? Kalo ternyata ini malam terakhir echan buat ti-"

"Haechan" tegur renjun sambil menggeleng

Haechan pun membungkam pipinya lalu menunduk

"Echan cuman takut" gumamnya

Renjun menggeleng pelan

"Pasti bakalan ada donor yang nyelamatin Lo tepat waktu, gausah mikir yang aneh aneh" ujar renjun

Haechan hanya mengangguk kecil lalu tersenyum

"Gege tambah kurus" ujar haechan tiba tiba membuat renjun mengernyitkan dahinya

"Masa? Biasa aja"

"Sebentar lagi kalau ada angin kencang Gege pasti terbang"

"Buktinya engga tuh" ujar renjun sambil melirik AC yang berada di dekat mereka berdua

"Ck, dasar bodoh"

"Dasar tukang hayal"

"Makanan datang" ujar jaemin sambil membuka pintu ruang rawat mereka

"Akhirnya ada makanan lain selain makanan rumah sakit" gumam haechan terharu

"Yaampun kenapa Gege ditinggal sehari udah kurus begini" ujar chenle sambil menggeleng

"Masa sih? Perasaan gaada bedanya deh" ujar renjun sambil mengangkat lengannya untuk melihat betapa kurusnya dirinya

"Kulit nya kering banget, AC nya kedinginan ya?" Tanya Wendy

Renjun menggeleng kecil

"Chan, kamu ngajak Gege bergadang ya semalam? Ini mata Gege sampe bengkak bengkak gini?" Omel mark

"Engga kok, Gege emang sering bengkak bengkak, tuh liat kakinya juga bengkak bengkak" ujar haechan sambil membuka bekal dari jaemin

"Gege ini kenapa?" Tanya Mark cemas

"Kejedot doang bang, terus bengkak"

"Gege ga ikut tauran sama echan kan?" Ringis Wendy

"Nooo, bisa bisa Gege bunuh orang kalo ikut tauran, saya sebagai pemimpin tauran SMA Garuda tidak akan membiarkan renjun bergabung" ujar haechan sambil menunjuk renjun dengan garpunya

"Ih Abang gatau aja, kemaren waktu Abang kecelakaan gege berantem sama orang sampe pukul pu mpphhhh"

Chenle memukul mukul lengan renjun yang menutup mulutnya itu

"WHAAATT!?" Pekik haechan heboh

"Aaaa" pekik renjun karena chenle menggigit tangannya

Haechan menggeleng sambil menatap renjun tak percaya

"Gege udah janji loh gabakalan mukul orang tanpa sepengetahuan gue"

"Ck, orangnya ga mati kok" ujar renjun lalu turun dari kasurnya

"Mau kemana ge?"

"Ke toilet! Kenapa? Mau ikut?"

Jeno pun menggeleng dan membiarkan renjun pergi ke toilet

"Ck! Seharusnya kalian tahan Gege kalo mau mukul orang"

"Gimana mau di tahan, tenaga nya aja lebih kuat dari kita bertiga" ujar jaemin langsung di angguki oleh jisung dan chenle

"Gege tuh, bueeeh" ujar jisung sambil mengacungkan jempolnya ke udara dengan wajah penuh kelebayan

"MAASSS" pekik renjun dari kamar mandi membuat Jeno langsung bangkit dari duduknya lalu berlari kekamar mandi

"Kenapa ge?" Tanya Jeno panik langsung membuka pintu kamar mandi

"Da darah mas" lirih renjun membuat Jeno membelalakkan matanya

***

Renjun menatap bunanya iba karena masih terus menangis, kini ia merasa bersalah kepada Wendy karena sakit

Dalam jangka waktu yang berdekatan jisung dan jaemin pun mulai menangis karena Wendy terus menangis

Sedangkan Mark, ia sudah kalang kabut menghadapi tiga anggota keluarganya yang tengah menangis

Haechan menggoyang goyangkan kakinya yang tergantung di kasur sambil merangkul chenle yang tengah melakukan hal yang sama

Mereka juga sedih saat mendengar kabar tentang penyakit renjun, tapi kalau mereka semua menangis kan kasihan Mark

"Bunaaa, jangan nangis dong, adenya jadi ikutan nangis"

Wendy semakin menangis saat melihat kedua putra nya menangis

"Huaaaa, maafin Buna ya sayaaang" ujar Wendy lalu memeluk bocah cengeng di sebelahnya itu

Jeno mengelus punggung Wendy pelan mencoba menenangkan Wendy

"Ini salah Buna"

"Buna jangan ngomong gitu"

"Seharusnya Buna ga sibuk kerja dulu, seharusnya Buna ga biarin ayah mukulin kalian"

"Bunaaa" ujar Jeno sambil memeluk Wendy

"Kalau ayah ga mukul kalian gege gabakalan minum obat penenang itu, terus ginjal Gege gabakalan... Gabakalan...." Lirih Wendy

"Bunaa, jangan sedih terus, lele yakin opa sama oma bakalan bantuin kita, mereka kan orang kaya, pasti bisa nyari jantung sama ginjal buat Gege sama Abang"

"Hus! Kamu fikir gampang" ujar haechan

"Gampang, kan kita orang kaya"

Haechan menggeleng menanggapi perkataan chenle

"Jangan suka asal ngomong, kalo orang lain dengar bisa bisa kamu jadi viral" ujar haechan

"Biarin, biar makin kaya"

"Kaya gundulmu" ujar haechan

"Buna jangan nyalahin diri sendiri lagi, salah Gege udah ngonsumsi obatnya secara berlebihan" ujar renjun mencoba membuat Wendy tenang

"Iya Buna, kita cari jalan keluar nya bareng bareng yaaa" lirih jisung

Wendy mengangguk kecil lalu mengeratkan pelukan nya

Memang tak salah ia memilih untuk kembali dengan anak anaknya, Merkea memang penyemangat hidupnya, bahkan disaat mereka semua tidak memiliki banyak harapan hidup

brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang