Prolog

381 52 26
                                    

~Andmesh - Jangan Rubah Takdirku~

Tap tap tap

Suara gesekan sepatu dengan lantai terdengar memenuhi ruangan senyap itu. Menyisakan suara tangisan yang tak kunjung berhenti. Ia pun berjalan menghampiri kumpulan massa itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Abang, ada apa?" tanya sang adik kepada kakaknya. Ia tampak terheran-heran mengamati baju sang kakak. Kenapa kakaknya memakai pakaian hitam? Adakah hal buruk yang terjadi?

"Oh ayolah, Bang. Ada apa?" tanyanya lagi. Ia pun menoleh ke arah kiri dan menemukan seorang wanita paruh baya sedang menangis tersedu-sedu. Ia pun melangkahkan kaki menghampiri wanita itu dan duduk di sebelahnya.

"Bunda, ada apa? Apa yang terjadi? Atau—" Tiba-tiba saja napasnya tersekat mengingat suatu hal. "Oqi baik-baik saja kan, Bun? Dia gak kenapa-napa kan?" tanyanya kepada sang ibu pria itu dengan air mata yang menetes.

Bukannya menjawab, wanita bernama May itu memeluknya. Menyalurkan kesedihan yang kian menyesakkan dada. Fey, sang wanita tampak tak sanggup untuk membendung emosinya. Ia pun menitikkan air mata di bahu May hingga bajunya basah kuyup.

"Fey, kamu yang sabar ya, Nak. Ini mungkin sudah takdir Allah untuk kita. Kita—"

"Gak, Bun. Nggak! Oqi bakalan baik-baik saja. Aku percaya sama dia, Bun. Dia bakalan pulang dengan selamat. Kami ... Hiks hiks hiks ...." tangis Fey pecah. Ia kembali menangis dengan sangat deras. Membuat siapa saja yang melihatnya tersentuh dan ikut merasakan sedih. "kami sudah berjanji Bunda. Dan Bunda tahu sendiri kan jika Oqi itu tidak suka melanggar janjinya."

"Iya Fey, Bunda tahu. Oqi kan anak Bunda. Bagaimana bisa Bunda gak tahu akan hal itu?"

"Lalu, kenapa Bunda meragukannya?"

May melepas rengkuhan di antara mereka dan beralih menangkup wajah sang calon menantu.

"Bukannya Bunda meragu, tapi ini sudah keputusan Sang Pencipta. Kita tidak bisa mengelaknya."

Fey kembali menangis. Ia pun berjalan ke arah sebuah pintu dan masuk ke dalam kamar kesayangannya. Menyisahkan orang-orang tersayangnya dalam duka yang mendalam.

"Tidak! Kau tidak akan pergi! Kau masih hidup." Fey kembali terisak dengan air mata yang kian mengalir deras. Menunjukkan betapa terpuruk dirinya ketika sang kekasih pergi meninggalkannya.

Fey berjalan ke arah meja belajarnya dan menarik laci. Mengambil sebuah foto yang menampilkan 2 orang laki-laki dan perempuan tengah berfoto ria dengan senyum lebar. Menandakan jika keduanya tampak sangat bahagia dalam hubungan yang mereka jalin.

"Kita akan bertemu, Oqi. Kita pasti akan bertemu secepatnya. Lihat saja nanti!"

•••


Follow my IG @untaianaksaraa_ untuk mengetahui kelanjutan setiap part. And, jangan lupa masukin cerita ini ke perpustakaan dan daftar bacaan kalian yah :)

See you💕

Oh iya, jangan lupa vote, krisar, dan komennya yah :)

01 June 2020

HINDER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang