~ NIKITA WILLY - KU AKAN MENANTI ~
Kenapa semua terasa aneh? Atau memang hanya aku saja yang belum terbiasa? Tanpamu, dan dengan kenanganmu saja. Ya, walau bagaimana pun, aku harus tetap hidup bukan? Jadi, tunggulah aku di sana, wahai pujaanku. Aku pasti akan menyusulmu
•••
Pagi-pagi sekali, aku sudah dikejutkan dengan suara ketukan pintu yang berasal dari seorang pria berseragam hitam, layaknya seorang pengawal. Di sisi lain, aku juga melihat sebuah mobil Alphard yang terparkir tepat di depan rumahku. Mungkin, dia adalah utusan dari Rivo. Seperti janjinya kemarin.
"Nona, silakan masuk ke dalam. Aden, sudah menunggumu," ucap pria tersebut ramah sembari mempersilakanku untuk berjalan menuju mobil. Aku menganggukkan kepala. Ingin meminta izin kepada Bang Tyo terlebih dahulu. Namun, tidak kutemukan Bang Tyo dimana pun.
Hum ... Aneh. Biasanya kan Bang Tyo sudah bangun. Kenapa sekarang menghilang? Ke pasar pun, sepertinya tidak mungkin. Ah, sudahlah. Lebih baik, aku langsung pergi saja. Daripada ditunggu oleh mereka berempat. Aku pun melangkahkan kakiku. Keluar dari pagar dan menutupnya. Menyebrangi jalan dan masuk ke dalam mobil. Ketika sang sopir membukakannya untukku.
Mobil melaju. Melintasi kepadatan jalanan Kota Surabaya hingga akhirnya berhenti di sebuah sekolah. Aku mengernyitkan kening bingung. Ini ... Bukannya aku ada di sekolah SMAku? Dan kenapa Rivo memintaku ke sini? Apakah ada sesuatu buruk terjadi?
"Pak, beneran kita ke sini? Kita ... Gak salah alamat?" tanyaku ketika pintu di sebelahku terbuka. Menampilkan sopir suruhan Rivo.
"Tidak, Nona. Benar! Tuan menyuruh saya membawa Nona kemari."
"Baiklah, terima kasih ya, Pak." Aku turun dari mobil. Mempersilakan sopir kembali. Dan benar saja, sang sopir langsung membawa mobilnya pergi. Meninggalkanku dengan pikiran berkecamuk. Membutuhkan penjelasan atas pertemuan kali ini. Pertemuan tak lazim dan tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Aku mengeluarkan ponselku dan berusaha menelpon Rivo. Belum sempat panggilanku tersambung, seseorang telah lebih dulu datang menghampiriku. Hanya mengenakan kemeja dan celana bahan. Serta sepatu pantofel sebagai pelengkap.
"Kok lo pake—"
"Udah, ayo, buruan! Ikut gue!" titah Rivo sembari melambaikan tangan. Aku pun menurut. Mengikutinya dari belakang. Hingga tanpa sadar kami menuju sebuah lorong. Lorong yang terletak di sebelah sekolah.
"Kita mau ke mana sih? Kenapa kita ke sekolah?"
"Udah, ikut aja. Oh ya, nih, peta. Lo harus masuk ke sana sendirian," ucap Rivo sembari menyodorkan segulung kertas. Aku menerimanya dan menatapnya aneh. Belum sempat aku melontarkan pertanyaan, Rivo sudah terlebih dulu pergi meninggalkanku. Berlari entah kemana.
"Emang ada apaan sih? Sampe Rivo keburu-buru gitu." Aku mengedikkan bahu acuh. Membuka gulungan kertas dan menemukan sebuah tulisan. Tulisan yang mengarahkanku untuk masuk ke sebuah pintu rahasia. Bisa kulihat, ada sebuah kunci emas yang berada di kertas tersebut. Aku memandanginya lamat-lamat. Terasa familiar.
"Ini ...." Tiba-tiba saja aku terhenyak. Ketika teringat akan kejadian pertemuan pertama antara aku dan Oqi. Saat itu, aku terlambat sekolah dan tidak bisa masuk. Hingga akhirnya, Oqi datang menghampiriku dan mengajakku masuk lewat jalan rahasia. Jadi, apakah ini jalan rahasia itu? Tampak tak terawat dan banyak semak belukar
Aku berjalan perlahan-lahan. Takut tertusuk ranting-ranting tajam. Terus menembus semak belukar hingga akhirnya aku menemukan sebuah pintu. Pintu yang sama dengan yang pernah aku masuki dulu. Mengulurkan tanganku. Merasakan betapa kasar dan berkaratnya pintu. Masih sama dan tak pernah berubah sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINDER (END)
Teen FictionR 15+ 《PART LENGKAP》 ~ Genre Spritual ~ Jarak membentang di antara kita. Memutus diri ini untuk berjumpa denganmu. Entah kapan kita bisa bertemu. Kuyakin, kita pasti akan bertemu. ~ Feyliska Rinkana Angel Dernando ~ "Aku yakin, kita pasti akan berte...