~JEREMY ZUCKER - COMETHRU~
Buat apa cinta dipaksakan jika ia akan datang sendirinya. Datang tak diundang dan hinggap di hati selamanya. Akan sulit baginya untuk mengganti nama sang pemilik, di saat hubungan telah di ujung. So, jagalah hatinya seperti kau menjaga hatimu sendiri
•••
"Lepas! Lo ngapain ke sini, hah?" sewotku ketika ia tak kunjung berbicara. Bisa habis waktuku hanya untuk meladeni cowok aneh bin ngeselin kayak dia. Huh, malas banget.
"Jadi ...." Oqi menghela napas dan memasukkan tangannya ke dalam saku.
"Gue mau minta maaf buat yang tadi. Kalo lo gak maafin gue, lo juga bakalan kena imbasnya," ucapnya dengan cepat. Aku membulatkan mata terkejut. Apa-apaan sih dia! Ngomong kok tidak ikhlas seperti itu. Huh!
"Ih, lo itu mau minta maaf atau maksa sih? Aneh banget," sewotku kesal setelah mendengar penuturan cepatnya.
"Serah, lo! Intinya gue udah minta maaf."
"Gak! Gue gak mau," tolakku mentah-mentah sembari bersedekap.
"Kalo gitu, hari ini gue anterin lo pulang. Dan malam ini kita jalan."
"Kok lo maksa, sih? Gue gak mau."
"Ya udah, kalo lo gak mau. Lo gak bakalan bisa pulang. Secara kan sepeda lo-"
"Ada apa dengan sepeda, gue? Jangan-jangan, lo rusakin, ya? Jahat banget sih jadi orang."
Aku meringis dan memukul-mukul dada Oqi. Oqi memegang kedua tanganku. Menghentikan pergerakan tanganku.
"Ih, lepasin! Gue-"
"Apa? Lo apa? Bisa diem gak sih? Gue itu gak ngrusakin sepeda lo. Sepeda lo itu udah aman di rumah."
Hah? Di rumah? Bagaimana bisa? Ia pun merogoh sakunya dan mengambil iphone mahal miliknya.
"Ini-" Aku menatapnya terkejut. Kenapa tidak? Aku menemukan sepedaku sedang dikendarai oleh seorang cowok di dalam video itu.
"Ih ... Kok lo jahat banget sih," kesalku sembari menatapnya tajam.
"Bodo! Sekarang, lo mau pulang sama gue atau nginep di sini?"
"Argh ...." Aku mengerang sembari mengepalkan tangan.
Mungkin, kepulan asap kini sudah keluar dari atas kepalaku. Memerlukan air untuk meredakannya. Tak mau berlama-lama lagi, aku pun menyetujui permintannya. Ya, permintaan untuk pulang bersamanya dan pergi jalan pada malam harinya.
"Oke, sekarang kita ke mobil lo. Gue udah gak sabar pingin pulang."
Oqi pun tak merespon ucapanku. Ia berjalan begitu saja meninggalkanku di kegelapan koridor sekolah. Aku menghela napas dan berjalan menyusulnya sembari menghentak-hentakkan kaki.
Setibanya di lantai bawah, aku terkesiap dengan mata membelalak. Apa? Kenapa bisa ada motor di koridor? Motor dengan nama Harley Davidson Street 750 tampak terpakir rapi. Tak lupa, Oqi yang sedang duduk di atasnya menungguku untuk naik bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINDER (END)
Подростковая литератураR 15+ 《PART LENGKAP》 ~ Genre Spritual ~ Jarak membentang di antara kita. Memutus diri ini untuk berjumpa denganmu. Entah kapan kita bisa bertemu. Kuyakin, kita pasti akan bertemu. ~ Feyliska Rinkana Angel Dernando ~ "Aku yakin, kita pasti akan berte...