~JAZ - TEMAN BAHAGIA~
Sejail-jailnya sahabatmu, dia tetaplah sosok berhargamu. Jadi, berkawanlah kalian, selagi masih diberi kesempatan untuk berjumpa dan menghabiskan waktu bersamanya
•••
Kring
Aku memilih untuk pulang terlebih dahulu. Tidak berniat menunggu Oqi dan pulang bersamanya. Lagi pun, untuk apa aku menunggunya? Buang-buang waktu saja.
"Cih! Ogah banget gue pulang bareng dia. Sebenarnya kita pacaran atau nggak, sih? Berasa kayak preman sama korban aja. Dipaksa-paksa terus! Gak jelas banget!" gerutuku sembari terus berjalan di lorong. Meluapkan sumpah serapahku di sana.
"Oi! Bebep," panggil seseorang dari arah belakangku. Aku pun menghentikan langkahku dan menoleh.
"Apa sih, Jes? Ganggu aja," kesalku ketika mengetahui jika sosok yang memanggilku adalah Jessi. Huh, menambah kesal saja!
"Eh?" Jessi memandangiku dengan alis terangkat.
"Kenapa?" sewotku tidak sabaran.
"Kok lo pulang sendirian? Bukannya lo bareng Roxy Oqi yang paling gans di dunia, ya?"
"Gak usah muji dia! Dia gak patut untuk di puji maupun dipuja. Berasa kayak Allah saja."
"Ekhem, ada yang cemburu nih, doinya disanjung-sanjung orang lain. Uhuk-uhuk ... Aduh, gue perlu minum deh. Yuk Fey ke kantin. Itung-itung sekalian nunggu doi kita."
"Gak! Gue mau pulang. Bye-bye Jessi," pamitku sembari melambaikan tangan. Melanjutkan perjalananku yang sempat terhenti karena ulahnya.
"Tapi Fey!" teriak Jessi dari arah belakangku, yang tak kupedulikan sama sekali. Aku tersenyum senang dan segera keluar gerbang. Berjalan sendirian dengan langkah riang. Tiba-tiba ....
Sret ....
"Woi! Kalo naik motor lihat-lihat dong!" amarahku ketika seseorang tiba-tiba saja memberhentikan motor trail miliknya tepat di depanku.
Aku yang terkejut pun hanya bisa mecacinya. Hingga tak lama, suara deru motor yang memekakkan telinga kembali terdengar. Ketika 3 pengendara motor trail lainnya datang menyusul sosok di hadapanku. Aku mengedarkan pandanganku bingung. Apa-apaan ini? Kenapa aku dikurung seperti ini? Mana belakangku selokan, lagi! Aduh, aku harus bagaimana? Ya Allah, bantulah aku. Aku memejamkan mata dengan peluh yang mengalir deras.
"Oh, ternyata lo yang namanya Fey? Cewek dari seorang Roxy payah itu! Cih, ternyata seleranya rendah juga," caci seorang pengendara yang ada di hadapanku. Ia pun membuka helmnya dan menampilkan paras sangarnya.
"Tapi ... Dilihat-lihat, body lo oke juga. Kayaknya seru deh kalo main bareng lo. Iya gak, guys?" lanjut cowok itu dengan seringai mesumnya.
"Yoi, Bos," jawab ketiga temannya diiringi tawa.
Tiba-tiba saja, aku naik pitam. Tak kuat dengan hinaan dan cacian mereka yang ingin melecehkan diriku.
"Heh! Jaga mulut sampah lo, ya! Perasaan, jadi cowok gak guna banget! Suka nglecehin cewek yang gak bersalah," ucapku sembari menunjuk wajah murahannya. Ya, aku anggap murahan, karena memang itulah kenyataannya. Hanya cowok tidak tahu diri dengan kesombongan di atas rata-rata.
Prok prok prok
"Wowowo ... Ternyata dia berani juga. Gak heran kalo Roxy milih lo buat ninggalin si Disa. Benar-benar murahan! Dasar pelakor!"
"Apa lo bilang? Sekali lagi lo ngatain gue, gua akan—"
"Akan apa, hah? Lo mau nglawan gue, iya?" tantangnya sembari berjalan maju ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINDER (END)
Teen FictionR 15+ 《PART LENGKAP》 ~ Genre Spritual ~ Jarak membentang di antara kita. Memutus diri ini untuk berjumpa denganmu. Entah kapan kita bisa bertemu. Kuyakin, kita pasti akan bertemu. ~ Feyliska Rinkana Angel Dernando ~ "Aku yakin, kita pasti akan berte...