48

18 3 0
                                    

~ TULUS - SEPATU ~

Tidak ada satu rahasia pun yang bisa kita sembunyikan dari sahabat kita. Sekuat apapun kita berusaha, ujung-ujungnya, sahabat akan tahu semua rahasia kita. Karena kita adalah sepasang jiwa yang saling bersatu dan tak akan terpisahkan

•••

"Bokap gue sebenarnya itu adalah seorang tkw," ucap Ori bangga sembari menaik-naikkan kedua alisnya.

Srat ....

Brak

"Aw, sakit bego!" pekik Ori kesal sembari mengelus-elus keningnya yang membenjol bak bibir netizen yang tiada hentinya menggosip ke sana kemari. Ori pun memberikan pelototan tajam ke arah sang empu. Tak terima akan perlakuannya.

Aku menghela napas lega, karena berhasil menghindar dari lemparan bantal yang dilontarkan oleh Joy. Beruntung, aku sempat tersadar akan gerak-gerik di belakangku. Sehingga, aku tidak terkena akan lemparan maut Joy.

"Lo gak usah boong napa? Sok merendah buat meroket. Biasanya juga pamer," celetuk Joy emosi. Tidak terima setelah dipermainkan oleh Ori.

"Lah? Emang biasanya gue gitu? Perasaan, gak deh," ucap Ori yang sepenuhnya bohong.

Faktanya, ia selalu saja memamerkan barang kepemilikannya. Salah satunya adalah motor kepunyaan mamanya dan hewan peliharannya yang berjumlah belasan dengan berjeniskan hewan-hewan liar. Sangat berbeda dengan hewan peliharaan pada umumnya yang mayoritas memelihara hewan mamalia layaknya kucing, hamster, atau bahkan hewan ternak.

"Gak usah bikin orang emosi napa sih? Buruan deh cerita! Atau gue tabok juga nih wajah lo!"

"Eh, slow man. Gue bakal ngasih tahu. Tapi, syaratnya, ketika gue cerita nanti, kalian gak boleh emosi atau nampol gue. Deal?" ucap Ori memberikan perjanjian.

"Oke, deal!" jawab Joy dan Jessi serempak.

"Sebenarnya ... Gue itu gak punya ayah. Karena nyokap gue hamil ketika ayah gue meninggal gara-gara kecelakaan karena diburu sama penjahat. Kaca mobilnya aja ditembak sampai pecah gak berbekas. Sampai akhirnya bokap gue kelihangan fokus dan kena tembakan di bagian matanya dan jatuh ke jurang. Mobilnya ditemukan penyok gak kebentuk.

Gepeng! Dan besok paginya, polisi baru nemuin jasad ayah gue. Kalau saja, asisten pribadi ayah gue gak merasa ada yang jangkal. Naas, nyawa ayah gue gak terselamatkan. Dan berujung pada keadaan mental mak gue yang menurun. Bahkan, mak gue mau nggugurin kandungannya kalau saja gak ada Om Whill sahabat mak gue sejak kecil."

"Oh, Om Whill ayah lo sekarang itu?" sela Joy yang mulai tertarik dengan kisah Ori. Ori menganggukkan kepala membenarkan.

"Sejak itulah, mereka mulai membangun hubungan lebih dari sekadar sahabat sebelum akhirnya menikah. Tentu saja, saat itu gue udah lahir dan berusia setahun. Jadi, gue masih bisa turut serta di pernikahan mak gue walau mungkin ... Gue lupa kayak gimana pernikahan mereka," cicit Ori di akhir pembicaraan.

"Ye ... Apaan. Gue kira daya ingat lo bagus!" caci Jessi sembari bersedekap.

"Ya lo mikir sendirilah! Bayi umur setahun, mana bisa inget hal semacam itu. Tahu aja kagak!"

"Tapi, kan di dunia ini ada. Orang yang bisa mengingat segalanya sampai bayi aja dia masih ingat."

"Tapi, bukan gue! Ck!" sewot Ori tidak terima. Jessi berdecih. Mengalihkan pandangannya.

"Trus, kerjaan ayah angkat lo apa?" tanyaku berusaha mengembalikan ke topik.

"Um ... Gue gak tahu pasti sih pekerjaannya. Yang gue tahu, bokap gue selalu mondar-mandir Australia-Indonesia karena dia itu tentara negara Australia. Jadi, setiap liburan, gue sama nyokap gue selalu ke negara sana buat main ke rumah bokap gue. Gak hanya liburna aja sih, kalo pas nyokap gue ada jadwal balapan di sana, pasti kita bakalan nginep di rumah bokap. So, itulah pekerjaan bokap gue. Oh iya, untuk almarhum bokap gue, beliau adalah seorang detektif terkenal. Barang-barangnya aja masih kesimpen sampe sekarang di rumah gue. Yang di perpustakaan itu."

HINDER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang