23

19 2 0
                                    

~ACHA SEPTRIASA - BERDUA LEBIH BAIK~

Kenapa sih kamu harus jadi cogan? Dipuja oleh banyak kaum hawa, hingga membuatku sebal. Tidak tahu apa rasanya menjadi diriku. Menahan gelora panas yang menggerogoti hati tatkala kamu menjadi pusat perhatian

•••

Sesampainya di sekolah, aku segara turun dari mobil BMW hitam Oqi. Menunggu Oqi keluar dengan kaca mata rayban bewarna hitam miliknya. Cih, sukanya gaya terus. Dasar pacar tidak tahu diri! Sudah punya pacar, masih saja gaya-gayaan.

"Yuk." Oqi melangkah lebih dulu. Meninggalkan aku dengan semua umpatanku.

Katanya nanti jalan bareng ke kelasnya. Eh, kenapa dia jalan dulu? Menyebalkan! Tiba-tiba saja, Oqi menoleh dengan gaya modisnya. Membuka kaca mata dan menatapku bingung. Di tangan kirinya tampak memegang sebuah bola bewarna orange. Mungkin itu bola basket. Aku mengacuhkannya dan mulai melangkah mendahuluinya. Biarkan saja aku tinggalkan seperti itu. Biar dia tahu rasa!

"Hei, gak usah buru-buru. Kayak mau apa aja," ucap Oqi setelah berhasil mengejarku.

Kali ini, ia berada di sisi kananku. Berjalan berdampingan tanpa adanya genggaman tangan. Walau, itulah yang aku inginkan. Namun, lagi-lagi! Aku harus mengurungkannya karena ketidakpekaan yang dimilikinya. Cowok kan memang begitu. Cewek bisa apa?

"Tahu deh," ketusku sembari melipat kedua tanganku.

Kami pun terus berjalan berdampingan hingga sampailah kami di lantai atas. Tepatnya di koridor pemisah antara kelas IPA dan IPS. Aku baru saja diberitahukan jika Oqi adalah anak IPS. Entah kenapa ia memilih atau dimasukkan ke jurusan itu. Yang aku tahu pasti, seharusnya ia masuk ke kelas IPA. Tapi, kenapa pihak sekolah justru memasukkannya ke kelas IPS? Sangat membingungkan.

"Jangan lupa berdoa. Serahin semuanya ke Allah," ucap Oqi mengingatkan. Aku mengangguk dan tersenyum tipis. Tak ingin memamerkan senyum terbaikku di sekolah. Mengingat selama ini aku tak pernah melakukannya.

"Ya, good luck for you."

"Too." Oqi kembali berjalan menuruni tangga. Membuatku bingung bukan main.

Kenapa dia kembali turun? Apakah ada yang tertinggal? Hm ... Terserah dia saja deh. Lebih baik aku segera masuk ke ruanganku. Aku kembali melanjutkan langkahku sembari bersenandung. Menyanyi-nyanyi bahagia sebelun akhirnya seseorang menubruk tubuh kurusku. Lebih tepatnya memeluk.

"Oh my God, Fey! Demi apa? Lo viral sekarang!" pekik Jessi sembari menatapku intens. Aku menukikkan alis bingung dan segera beranjak masuk. Meletakkan tasku dan duduk di bangkuku.

"Nih-nih, lihat! Lo bahkan sampai dibuat snapgram di akun anakgaultweneight pas lo jalan di koridor bawah tadi." Aku mengerutkan alis dan segera merebut iphone milik Jessi.

Di sana, aku bisa melihat foto kami terpampang rapi dengan wajahku dan Oqi yang jelas. Oqi tampak kukuh dan tegas di sana. Dengan bahu kanan berselempangan tas dan tangan kiri memegang bola basket. Tunggu-tunggu! Sejak kapan Oqi membawa bola basket? Sebegitu parahnya kah aku sampai tak menyadarinya?

Selain itu, aku juga tampak sedang menunduk malu. Entah ketika apa. Aku melupakannya. Aku tampak berusaha untuk menutupi wajahku menggunakan rambut. Lalu, tak lama kemudian, snap gram terbaru pun muncul. Menampilkan perlawanan antara Oqi-Ori dengan Rivo-Joy dalam pertandingan basket.

"Apa?" pekikku tanpa sadar. Melihat pertandingan yang akan berlangsung itu. Jessi yang terkejut pun segera maraih iphone miliknya kembali. Memandangi snapgram yang telah aku tonton.

HINDER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang