~CALUM SCOTT - YOU ARE THE REASON~
Kamu alasanku untuk tetap tersenyum, setelah berabad-abad lamanya aku terkungkung dalam dinginnya bongkahan es. Entah bagaimana caramu menyusup. Yang pasti, aku sangat bahagia dan berharap agar kamu tak melepaskanku serta membiarkanku 'tuk masuk ke sana lagi. Selamanya
•••
Malam harinya, aku dikagetkan dengan suara ketukan pintu tatkala aku keluar dari kamar.
Tok tok tok
"Fey, bukain pintunya! Abang masih nguras perut di kamar mandi nih," teriak Bang Tyo sebelum akhirnya ia mengeden.
"Ah, Abang mah. Kalau ngeluarin itu jangan keras-keras! Bikin bad mood aja."
"Sstt ... Udah, Abang mau- Hek ... Ah, leganya." Suara angin pun mengalun memenuhi rumah, membuat kericuhan yang memekakkan telinga.
"Ih ... Abang!" Aku segera berjalan menghampiri pintu rumah. Sebelum kembali dibuat mual dengan tingkah Bang Tyo. Ih, begitu saja dikerasin. Berasa lagi sama Ori saja nih aku. Huh, sabar Fey sabar. Aku pun membuka pintu rumah. Dan-
"Dor!"
"Hua ... Setan!" Aku memukul wajah di depanku dengan brutal. Hingga sosok tersebut memekik kesakitan.
"Argh, sakit tahu gak?" gerutunya kesal sembari membuka topeng joker dengan wajah Mr Bean itu.
"Ih, lo ngapain sih? Malam-malam pake wajah nyeremin gitu."
"Heh! Enak aja wajah gue dibilang nyeremin. Wajah gue ganteng, ya!"
"Mana ada orang ganteng ngaku ganteng. Adanya juga dia jelek."
"Oh, ya? Berarti Abang lo jelek dong?"
"Kata siapa?"
"Elo."
"Dih, enak aja. Ya udah, cepet minggat! Gue mau nugas lagi."
"E ... Yang bener aja. Gue itu barusan datang! Udah disuruh minggat aja."
"Ya habis lo ngeselin! Udah, pergi!" usirku kembali. Namun, ia justru menerobos masuk ke dalam rumah sembari bersiul. Sebelum akhirnya ia menjatuhkan bokongnya di sofa. Meraih setoples cemilan dan mulai mencomotnya.
"Fey, siapa tamu—Oh, Roxy. Apa kabar?" tanya Bang Tyo setelah sadar akan keberadaan Oqi. Oqi pun membersihkan tangannya dan segera menyalimi tangan Bang Tyo.
"Baik, Abang sendiri?"
"Bang Tyo kok ditanyain. Ya pasti ba—"
"Baiknya boongan. Barusan juga sakit perut. Huh, apaan!"
"Sstt ... Gak usah buka kedok napa?"
"Siapa juga yang buka kedok. Korang fakta!"
"His ...," kesal Bang Tyo dengan tangan yang mengudara. Dan-
Bugh
"Argh, sakit Bang," pekikku ketika Bang Tyo memukul bokongku.
"Ututu ... Tayang. Sini, Abang peluk."
"Gak-gak! Aku mau masuk ke kamar aja. Bye-bye," pamitku sembari melambaikam tangan bak model. Belum sempat aku melangkah, tanganku sudah dicekal lebih dulu. Membuatku mendelik tidak terima.
"Bang Tyo, Roxy minjem Fey dulu, ya. Biasa ... Mau malsab," pamit Oqi sembari terus menggandeng tanganku.
"Eh-eh, enak aja minjam-minjam. Emang gue dikata barang, apa?" gerutuku dengan bibir mengerucut. Oqi mengacuhkanku dan kembali memandangi Bang Tyo. Meminta persetujuan atas permohonannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINDER (END)
Fiksi RemajaR 15+ 《PART LENGKAP》 ~ Genre Spritual ~ Jarak membentang di antara kita. Memutus diri ini untuk berjumpa denganmu. Entah kapan kita bisa bertemu. Kuyakin, kita pasti akan bertemu. ~ Feyliska Rinkana Angel Dernando ~ "Aku yakin, kita pasti akan berte...