Saka

664 57 3
                                    

Saka menatap jendela kamarnyaㅡyang menampilkan pemandangan diluar rumahnyaㅡhujan sedang beramai-ramai menyerang bumi ternyata. Saka lapar, ia berinisiatif meminta tolong pada adiknya.

"Wafiq......" Setelah mengetuk pintu kamar Wafiq, Saka sengaja langsung membukanya.

"Astagfirullah, kaget." Wafiq tersentak, gadis itu ternyata sedang bermain-main dengan 'kartu gantengnya'.

"Ngapain sih, gabut banget. Mending bikinin mi buat abang." Saka duduk di tepi kasur, memerhatikan wajah idol korea yang dipajang di dinding kamar adiknya itu. Saka pusing, semuanya terlihat mirip.

"Gabut ndasmu, kerjaan gue banyak gini. Lo ga liat apa?!"

"Banyak apaan, lo daritadi cuma main kartu doang."

"Kartu doang lo bilang?!! Kartu doang?!!!"

Saka mengangguk, "Iya, itukan cuma kartu yang ada muka oppa-oppanya."

"Asal lo tau, semua ini kalo gue jual bisa beli ginjal lo ya!!" Wafiq emosi, martabat oppa-oppanya direndahkan.

"Iya deh iya, maafin abang yang baru saja meremehkan kartu ganteng itu. Daripada bacot, mending buatin mi kari pake telor terus telornya diaduk sama-sama, emm enakkk....." Saka belum juga menyerah rupanya.

"GUE BUATIN, TAPI LO PERGI DARI KAMAR GUE!!!" Wafiq mendengus lantas keluar dari kamarnya menuju dapur. 'Dasar Saka laknat' batinnya.

Saka sudah senyum-senyum sejak tadi, misinya berhasil untuk mempekerjakan Wafiq. Lumayan kan kerjaan mbok Ema jadi lebih ringan, Saka tidak enak kalau harus meminta tolong pada ART dirumahnya itu. Hitung-hitung olahraga buat Wafiq.

Habisnya Wafiq itu selalu menghabiskan waktunya dikamar, setiap ditanya lagi ngapain jawabnya selalu sama 'Lagi pacaran sama Jaehyun oppa', Saka jadi geli sendiri. Sudah menjadi hal wajar dikeluarga Rivani jika si bungsu Wafiq sangat mencintai 'Jaehyun oppa', orangtua Saka juga mendukung putri mereka dalam mengejar cinta Jaehyun oppa dengan memberikan fasilitas untuk ke konser, fansign, dll. Memang, kalau orang kaya hobbynya mahalan.

Saka juga tidak masalah selama hal yang adiknya sukai itu tidak menggangu kehidupannya, ia lempeng saja. Tapi, pernah sekali Saka dibuat merinding sampai ke ulu hati karena Wafiq dan Jaehyun oppanya. Saka waktu itu baru saja pulang dari latihan basket, ia haus lebih tepatnya benar-benar haus. Saka berinisiatif untuk minum air dingin dari kulkas, tapi begitu ia melihat isi kulkas yang dipenuhi Niu greentea, Saka langsung mengurungkan niatnya. Ia langsung meminum Niu greentea tsb hingga tandas lantas meremas botol bekasnya, seperti yang biasa ia lakukan.

Ternyata nasib buruk tengah menunggu Saka sore itu. Begitu ia selesai mandi dan turun menuju ruang tengah untuk nonton TV, Wafiq sudah menunggunya dengan rasa dendam. Begitu Saka duduk di sofaㅡ tempatnya biasa duduk saat nonton TVㅡia malah mendapat geplakan dikepalanya.

"ALLAHU, SAKITNYAAAAA. WAAAFIIIIQQQQ.........."

"Siapa yang nyuruh buang botol ganteng gue?!!" Todong Wafiq dengan memegang barang buktiㅡbotol Niu greenteaㅡyang sudah tidak jelas bentuknya.

"Kan isinya udah abis Fiq, masa gue simpan lagi di kulkas. Yang ada gue diomelin sama Mama." Sangkal Saka, sambil berusaha sabar menghadapi adiknya yang tengah kesurupan ini.

"Sumpah ya, gue sama sekali ga marah lo minum isinya. TAPI KENAPA LO GEPREK BOTOLNYA?!!!?!!?"

"Salah gue dimana? Kan itu udah jadi sampah, adikku. Masa udah 17 tahun hidup masih aja ga tau informasi dasar, kalo udah jadi sampah harus dibuang?"

"SALAH LO ITU KENAPA LO GA NGOTAK DULU SEBELUM GEPREK INI BOTOL, APA LO GAK LIAT DIBOTOL INI ADA SIAPA?!!!?"

Saka menoleh, memperhatikan botol yang sudah jelek bentuknya itu, "JAEHYUN OPPAAAAA???????" Saka hirteris sendiri, tidak menyangka kalau ia sedang berada diujung kematian. Asal kalian tahu saja, kalau sudah menyangkut Jaehyun oppa jangan main-main dengan Wafiq.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang