Kedua kali

283 34 0
                                        

Siang ini Saka sedang berkeliling kota dengan Kina, berdua. Anggaplah ini sebuah kencan karena mereka jarang bisa bertemu, UN juga yang membuat mereka jadi sulit untuk bertemu. Meskipun hubungan keduanya masih baru, tapi tidak ada kata canggung diantara mereka berdua. Tidak ada jaim, semua saling terbuka dengan perasaan masing-masing.

Seperti sekarang ini, keduanya tengah berdiam diri di minimarket. Bukan tanpa alasan, Kina tengah berbelanja untuk satu bulan kedepan. Karena saat kuliah nanti Kina akan ngekos, maka ia telah mempersiapkan semuanya dari sekarang. Sementara Saka, ia sibuk memotret rak minuman hanya untuk menawari Wafiq botol ganteng.

Wafiq

(Saka sent picture)

(Saka sent picture)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau nitip ga?

Gue lagi diluar nih.

Mau, eh btw
lo lagi jalan sama kipar?

Kipar siapa anjrot?

Kakak ipar, elah.
Norak lo.

Singkat aja teroos.
Sekalian umur noh lo
singkatin.

Bacot.

Mau nitip apa?

Itu botol ganteng.
Yang Yuta, Taeil, sama
Johnny ya.

Oke.
3 aja?

Iya, gausah sok baik.
Good luck nyari nya.

Udah beneran?
Itu aja?

Iya itu aja.

Beneran ga mau
yang lain?

(Wafiq sent picture)

(Wafiq sent picture)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ampun Fiq.

Setelah balasan dari Wafiq, Saka langsung mencari botol yang adiknya maksud. Disisi lain Kina tengah buru-buru membayar belanjaannya, takut Saka tiba-tiba datang untuk membayarkan. Saka selalu membayarkan semuanya saat jalan dengan Kina, ia tidak pernah pusing soal uang.

Eltazafer memang tidak pernah pelit soal uang, mereka terlalu sibuk untuk menjadi orang pelit. Belum lagi saat Saka ingin membayarkan, Saka tidak mau ada penolakan. Benar-benar tipikal Saka, keras kepala. Mungkin kalau bisa, Saka juga mau membayarkan kosan Kina jika tidak dilarang gadis itu. Eltazafer memang sasaran empuk bagi gadis-gadis penyuka dollar, namun sayang Eltazafer tidak tertarik dengan gadis semacam itu.

Kalau pacaran pun Eltazafer selalu mendapat perempuan yang tidak tertarik dengan uangnya sama sekali. Kecuali Raja, ia pernah diporoti oleh mbak mantan. Kasian Raja, ia kalah karena sifat bucinnya. Beda halnya dengan gaya pacaran Saka yang sudah tidak ada kata canggung, Raja dan Ratu malah sebaliknya. Karena ini pertama kalinya untuk Ratu, ia jadi sangat canggung dalam menghadapi Raja.

Gadis itu tidak tau bagaimana cara memperlakukan pacar dengan baik dan benar, sehingga ia tidak jarang gagal mengelus rambut Raja saat cowok itu sedang kelelahan dalam belajar. Atau Ratu gagal menelepon Raja saat malam karena ia takut mengganggu, padahal Raja sedang menunggu telepon darinya diseberang sana.

Saking sukanya Raja pada Ratu, ia kadang sampai bingung ingin membuka topik apa lagi dengan gadis itu. Raja kadang speechless sendiri saat menyadari dirinya telah resmi berpacaran dengan Ratu, atau kadang ia menjerit senang sendiri saat Ratu memulai obrolan dichat. Sereceh itu memang.

"Bentar lagi Fadil nikah, kamu kapan nyusulnya?" Tanya Raja disela-sela kesibukan Ratu memilih buku. Mereka sedang berada di gramedia saat ini.

Ratu menoleh, "Kok nanya aku? Tanya dirimu lah, kapan mau ngelamar aku." Ratu juga kaget dengan ucapannya sendiri.

"Kan aku nanya, kamu maunya kapan? Kalo aku mah sedia setiap saat."

"Kalo kita udah sukses?"

"Kelamaan, mending sekarang aja. Kalo nanti, keburu kamu di keep orang lain." Raja cemberut.

"Di keep, emangnya aku barang??? Jangan ngadi-ngadi ya kamu...."

"Idih jayus....siapa yang ajarin?" Raja tertawa, sambil mengusap rambut Ratu.

"Kamu. Emang ga boleh kalo aku jayus?"

"Kalo sama aku boleh, kalo ke orang lain ga boleh. Oke?"

"Oke."

"Janji?"

"Iya, janji."

--

Berbeda dengan kelima temannya yang sudah memiliki kisah cinta yang jelas, Zach justru sebaliknya. Ia juga butuh pendamping, ia juga mau berkeliling kota dengan mbak pacar semalam suntuk, ia mau makan sate bareng mbak pacar, namun sayang ia belum juga tau dimana ia akan menjatuhkan rasa. Zach takut salah memilih orang, dan akhirnya harus berakhir dengan tidak baik. Dan Zach tidak mau hal itu terjadi padanya.

Bagi Zach, sebuah hubungan itu sakral dan tidak seharusnya seseorang bermain-main dengan perasaan. Zach juga sering menasihati Fadilㅡduluㅡsaat ia menduakan Zara, karena Zach pikir hal itu sangat tidak gentleman. Zach tidak ingin Fadil tumbuh menjadi pria bajingan, ia tidak ingin hal itu terjadi pada sahabatnya. Namun sayang sebelum Zach mengingatkan lagi, Fadil malah lebih dulu diingatkan oleh karma.

Zach masih bingung dengan perasaannya, ia masih mempertanyakan banyak hal. Ia bingung, apakah yang dirasakannya pada Aura itu nyata atau hanya sekedar wujud dari rasa bencinya. Karena Zach tidak mau melukai hati orang lain, maka ia memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa pada perasaannya. Ia masih terlalu takut.

Zach juga masih merasa belum layak untuk dijadikan sandaran. Dan banyak hal lain yang juga sering mengganggu pikiran cowok itu sehingga ia memilih untuk tetap single saat ini. Zach masih perlu banyak bimbingan dari Saka soal cinta. Mungkin kalau perlu Zach harus ikut les mencintai, agar ia tidak lagi banyak pikiran seperti sekarang.

Zach berusaha memejamkan mata, ia berusaha keras mengabaikan pemikiran-pemikiran random miliknya. Namun nihil, Aura masih terus melintas di pikirannya. Selalu seperti ini, hanya ada gadis itu didalam pikirannya sesaat sebelum tidur. Zach juga tidak tau kenapa dan apa yang salah dengan dirinya, yang bisa ia lakukan hanya memaksakan diri untuk tidur dan tidak berlama-lama dalam memikirkan hal yang tidak penting.

Sementara disisi lain pun sama, ada yang juga sedang memikirkan perasaannya sendiri. Ia juga bingung dengan apa yang dirasakannya. Rasa yang telah dikuburnya dalam-dalam malah mencuat keluar dengan mudahnya sekarang. Aura pasrah, ia tidak paham dengan hatinya sendiri. Disatu sisi ia membenci Zach, disisi lain ia juga memikirkan cowok itu terus-menerus. Ia benar-benar bingung.

'Gue harus ngapain ini? Masa gue nembak dia? Gila. Ga lah, ga. Ini paling cuma khayalan gue aja, mana mungkin gue suka lagi sama dia. Impossible.' batin Aura.

Padahal ia sendiri pun tau, ia telah jatuh cinta untuk yang kedua kalinya pada seorang Zach, si kapten basket yang hobby merusuh.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang