Keputusan Audy untuk makan nasi goreng di simpangan tampaknya adalah keputusan yang salah. Niat awal ia ingin me time karena sudah bersedih beberapa hari lalu, tapi ternyata ia justru bertemu dengan si pembuat sedih di warung pinggir jalan ini. Berkali-kali Audy mengalihkan pandangannya agar tidak dilihat oleh Kahfi, namun sayang Kahfi justru berjalan kearah mejanya.
"Dy, gue boleh numpang duduk?"
Audy hanya mengangguk, lagi-lagi meja disekitarnya dipenuhi dengan orang lain. Tampaknya semesta memang merencanakan malam ini untuk Audy, gadis itu kelihatan ingin mengatakan sesuatu tapi ia menahannya.
"Lo sendiri?" Kahfi memulai obrolan, karena ia rasa situasi ini terlalu canggung.
"Kaya yang lo liat, Fi."
"Me time ya?"
"Iya."
"Lain kali jangan sendiri Dy, bahaya kalo cewek jalan malam sendirian."
"Fi, bisa ga lo ga usah terlalu peduli sama gue? Kalo lo emang ga suka sama gue, tolong banget ga usah sok perhatian dan bersikap baik kaya gini. Gue juga ga ngerti kenapa rasa-rasanya Tuhan tuh selalu bikin kita berdua ketemu, asal lo tau lo adalah orang yang paling gue hindari sekarang ini." Oceh Audy dengan suara rendah. "Jadi please sekarang juga bilang ke gue, lo ada rasa gak? Atau ga ada sama sekali? Setidaknya jawaban lo bisa bikin gue tau diri, Fi."
"Sebelumnya maaf Dy, sebelum lo terlalu jauh dan larut dalam suasana gue cuma mau bilang maaf karena gue ga bisa balas perasaan lo." Setelah perkataan Kahfi barusan, mang koko memanggil Kahfi untuk mengambil pesanan miliknya. Begitu saja, Kahfi pamit untuk pulang.
Audy terdiam, ia meninggalkan nasi gorengnnya begitu saja. Gadis itu baru makan 2 suapan, nafsu makannya langsung hilang begitu saja saat melihat wajah Kahfi sesaat sebelum perdebatan kecil mereka. Audy memasuki mobilnya, dan lagi-lagi ia menangis disana. Didalam hati ia tertawa, menertawakan kebodohannya. Gadis itu juga tidak menyangka ia bisa bersikap seperti tadi pada Kahfi. Audy menatap jalan didepannya dengan nanar.
--
Eltazafer tengah berkumpul dirumah Fadil, mereka berlima sedang menunggu Kahfi kembali dari membeli makanan. Eltazafer menghindari beberapa obrolan yang menyertakan Zara didalamnya, mereka takut Fadil merasa tidak nyaman setelah kejadian beberapa hari lalu.
"Eh, berapa hari lagi sih kita jadi anak kuliahan? Ga sabar nih gue." Kata Raja sambil sibuk menekan-nekan keyboard komputer milik Fadil.
Zach menoleh, "H-24?"
"Masih lama anjrot, keburu gue jadi gembul gara-gara makan tidur mulu dirumah." Keluh Alvin kemudian.
"Bakal sibuk nih kita, lo semua jangan pada susah diajak ngumpul ya nanti? Gue gebuk kalo sok-sokan sibuk nugas." Ancam Saka, sambil menatap teman-temannya.
"Ngaca, paling lo tuh yang nanti bakal sibuk bucin. Awas aja lo." Sindir Alvin.
"Lo kali yang bucin, gue mah biasa aja."
"Muka lo biasa aja? Yang sampe ngantarin nasgor kerumah Kina siapa sih? Kaya ga ada gofood aja lo jingan."
"Iri aja lo, bilang aja lo ga bisa romantisin Yashi kan? Ngaku lo."
"Bacot, ngomong lagi gue gebuk lo."
"Nyenyenyenyenyenye...."
Eltazafer hanya menyaksikan pegulatan antara Saka dan Alvin yang malah terkesan lucu itu. Sementara dari arah pintu, Kahfi datang dengan membawa sekeresek makanan yang sedari tadi ditunggu-tunggu. Wajah Kahfi kelihatan tidak nyaman, bukan karena Eltazafer melainkan seperti ada hal lain yang sedang dipikirkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Novela JuvenilEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...