Sepupu Audy

236 22 8
                                    

Setelah beberapa hari menginap dirumah orangtua Kahfi, kini tibalah masa dimana kedua pasutri itu menginap dirumah orangtua Audy. Tidak ada yang beda, hanya hadirnya Arka yang membuat suasana terasa ramai. Berbeda dengan rumah Kahfi yang diisi oleh Airyn yang super kalem, Arka bertolak belakang jauh dari sifat itu. Berulang kali Kahfi diajak main basket di lapangan komplek olehnya hingga berakhir dengan keduanya yang telat sholat maghrib ke masjid.

Awalnya Audy tidak keberatan dengan niat baik kakaknya yang ingin berkenalan lebih jauh dengan suaminya, namun lama kelamaan Arka malah membuat Kahfi jadi telat ini-itu nya. Kadang Audy beralasan ingin ditemani agar Arka tidak mengajak Kahfi keluyuran tidak jelas. Belakangan ini Audy memang sering merasa butuh perhatian lebih dari Kahfi, entah mengapa. Ia merasa lebih cemburuan dari biasanya, dan hal itu agak sedikit aneh ia rasakan.

Pagi ini Audy bangun dengan semangat 45 karena siang nanti sepupunya akan berkunjung. Audy dan Tasni memang sangat dekat sejak kecil, sudah seperti saudara kandung. Tasni juga akrab dengan Mama Audy sehingga keduanya kadang disangka anak kembar oleh para tetangga. Dan Tasni pula yang membuat Kahfi salah sangka pada perjodohannya waktu itu. Instagram milik Mama Audy memang tidak ada unsur Audy sama sekali, malah Mama lebih sering memosting foto dengan keponakannya dibanding Audy. Hal itulah yang membuat Kahfi sempat salah sangka mengira Tasni adalah calon istrinya.

"Udah bangun?" Sapa Kahfi yang baru saja bangun dari tidurnya karena pergerakan Audy. Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari, terlalu cepat untuk melakukan sholat subuh dan pas bila melakukan sholat tahajjud.

Audy belum menjawab, perempuan itu buru-buru berlari kecil ke kamar mandi. Perasaannya mual luar biasa. Tanpa kata ia langsung memuntahkan seisi mulutnya namun nihil, tidak ada yang keluar dari sana. Kepala Audy pusing, hanya samar-samar ia bisa merasakan ada gejolak aneh di perutnya. Masih terlalu dini bagi Audy untuk mengira mualnya ini disebabkan oleh hamil, sehingga ia tidak berpikir demikian.

Kahfi yang masih setengah tidur ternyata sudah berdiri dipintu kamar mandi dengan wajah cemasnya, ia kemudian bergerak kearah Audy dan mengurut leher perempuan itu. "Habis makan apa semalam?" Tanyanya pelan.

"Ga tau, lupa.."

"Muntahin aja dulu nanti kalo dirasa udah, balik kekasur ya? Aku kebawah dulu." Setelah berkata demikian, Kahfi langsung buru-buru kelantai bawah untuk membuatkan teh. Ia tidak tau harus berbuat apa, sesuai dengan pengalaman pribadinya Umi selalu membuatkan teh setelah Kahfi mual karena masuk angin. Tapi kemudian ia malah curiga Audy sedang mengandung anaknya.

Selesai dengan urusan tehnya, Kahfi kemudian kembali ke kamar untuk memberikan segelas teh hangat itu pada Audy yang sudah duduk di tepian kasur dengan wajah pucat. Sangat beda dari biasanya, tidak ada wajah ceria hanya datar dan terlihat kelelahan.

"Minum dulu." Kahfi menyodorkan teh hangat itu, lantas duduk disebelah Audy sambil memerhatikan keadaan istrinya. Ada yang berbeda.

Audy kemudian menyambut teh buatan suaminya itu lantas minum dengan nyaman. "Makasih."

"Kamu beneran lupa makan apa kemaren?"

Audy mengangguk, "Iya, perasaan kemaren cuma makan nasi aja. Ga ada jajan diluar sama sekali, gofood pun ga ada. Masuk angin kali ya?"

"Bisa jadi juga. Nanti kita ke dokter aja, gimana?"

"Ga usah, paling masuk angin biasa. Aku sehat kok.."

"Bener?"

Audy mengangguk, "Iya.."

"Kalo mual sekali lagi kita ke dokter ya?"

"Siap bos!" Canda Audy diselingi tawa, Kahfi hanya bisa geleng-geleng dibuatnya.

Belum ada beberapa menit Audy berkata kalau ia baik-baik saja, lagi-lagi mual itu muncul. Kali ini lebih parah dari sebelumnya, rasa aneh itu kembali menghinggapi perutnya. Audy jadi merasa aneh. Kahfi yang baru saja kembali dari lantai bawah untuk menaruh gelas dibuat panik lagi, ia segera menuju toilet untuk memijat pelan leher istrinya.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang