Kepulangan Kahfi dari kampus disambut dengan wajah sedih milik Airyn, Kahfi sedikit bingung dengan raut wajah tetehnya itu tapi ia memilih untuk tetap diam dan langsung naik ke kamarnya. Namun tidak lama setelahnya Kahfi dikejutkan dengan perkataan Airyn yang membuatnya langsung berlari terbirit-birit menuju kamar Abi. Ternyata Abi tiba-tiba saja jatuh sakit, penyakit jantung Abi kambuh lagi.
Begitu sampai dikamar milik Abi dan Uminya itu Kahfi langsung duduk disamping kasur yang Abi tempati. Ada perasaan khawatir yang berkecamuk di dada Kahfi terasa makin sesak kala tiba-tiba saja Abi membuka mata dan tersenyum padanya. Abi sakit, tapi ia tidak pernah memberi tau seorang pun tentang apa yang ia derita selama ini.
"Anak Abi udah balik..?"
Kahfi tidak berniat menjawab, ia hanya menunduk dengan airmata yang sudah membasahi pipinya.
"Fi....liat Abi."
Kahfi tidak juga bergeming, ia tidak berniat menatap Abi. Wajah Abi kelihatan sakit, tapi Abi terus saja menutupinya dan Kahfi tidak suka itu.
"Kalo Abi punya permintaan, Kahfi mau ga kabulin permintaan Abi?"
Kahfi akhirnya menatap Abi dengan mata sembabnya. Selama 20 tahun ia hidup, tidak pernah sekalipun Abi meminta sesuatu padanya. Dan baru kali inilah Abi meminta padanya.
"Kahfi bukan Tuhan bi, jadi ga bisa ngabulin." Jawab Kahfi lantas menunduk lagi.
Abi terkekeh sejenak, Kajfi masih saja sama seperti dulu. Setiap kali penyakit Abi kambuh, ia selalu bersikap seketus-ketusnya agar Abi mau sedikit terbuka dengan penyakitnya.
"Jadi kamu ga mau turuti permintaan Abi?"
"Apa dulu bi? Kalo susah, kayanya Kahfi ga bisa."
"Ini susah Fi, menyangkut hidupmu."
Kahfi mendongak lagi. "Apa itu bi?"
"Kalo Abi minta kamu menikah sekarang, kamu bisa?"
"Kenapa sekarang?"
"Karena Abi ga tau kapan Abi bakal kembali. Setidaknya Abi mau liat hasil didikan Abi, Fi. Abi mau liat gimana Kahfi menuntun keluarga kecil Kahfi nanti. Setidaknya Abi punya hal yang bisa Abi persembahkan didepan Allah pas ditanya tentang tanggung jawab menjadi seorang Ayah."
"Abi ga boleh ngomong gitu, umur kan ga ada yang tau." Kahfi kembali menunduk, airmatanya tumpah-ruah lagi.
"Karena umur ga ada yang tau Fi makanya Abi minta kamu menikah sekarang.."
"Kenapa Kahfi? Kan masih ada teteh Airyn."
"Karena calon Kahfi sudah didepan mata. Semuanya cuma nunggu keputusan Kahfi aja."
Banyak hal yang sekarang ini menguasai pikiran Kahfi, ada berbagai macam pertanyaan mengapa. Berulang kali Kahfi menahan airmatanya, namun ia gagal ketika Abi beranjak duduk untuk memeluknya. Hati Kahfi sakit, berulang kali ia tanyakan mengapa ujian hidupnya begitu berat namun tidak ada jawaban, Kahfi belum juga menemukan jawaban.
Menikah bukan hanya soal tinggal dirumah yang sama, melainkan cara seorang manusia menyempurnakan imannya. Kahfi merasa belum siap untuk memimpin sebuah keluarga, meskipun kecil kemungkinan ia akan memiliki seorang anak untuk melengkapi keluarganya nanti. Masih banyak yang harus dipertimbangkan karena menikah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Fiksi RemajaEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...