Ratu dan yang lainnya tengah menikmati makan siang mereka dengan hikmat. Belakangan mereka berenam memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing dalam menghadapi UTS. Baru saja Ratu menelan batagornya, suara beberapa orang di sudut kantin seketika membuatnya menghentikan kegiatan. Gadis itu menoleh, mencari sumber suara yang ia yakini adalah Karin dan gerombolannya.
"Udah...biarin aja." Aura mengingatkan gadis didepannya saat sadar Ratu tengah tenggelam dalam emosinya.
"Biarin gimana? Berkali-kali mereka udah ngomongin kita, kalo dibiarin kapan berentinya?"
"Ga semua omongan orang itu bener, kita cuma perlu tutup telinga. Sumpah dah." Timpal Yashi.
"Ga bisa gue bodo amatan kaya kalian, kalo ga gue tempeleng ga bakal berenti tuh si Karin dkk."
"Jangan...nanti lo kena masalah." Peringat Kina.
"Ga bakal, janji deh." Ratu kemudian beranjak dari bangkunya, diikuti Zara yang kini berjalan disampingnya.
Keempat gadis yang tengah mengobrol ria itu berhenti, kemudian memusatkan mata mereka pada sosok jenjang Ratu dan Zara yang kini tengah menatap mereka dengan tidak santai. Tidak ada yang berani memulai terlebih dahulu hingga akhirnya Ratu bersuara.
"Lagi pada ngomongin apa nih?"
"Itu, ngomongin anak fakultas sebelah.." Gugup Gladys sambil terkekeh canggung, ini sudah ketiga kalinya ia terciduk membicarakan seseorang.
"Oh, fakultas sebelah ya? Baru tau gue disana ada juga yang namanya Ratu. Kenalin dong gue ke Ratu, kali aja dia kembaran gue kan?" Tatap Ratu mengintimidasi.
"Eheheheh iya juga ya..." Sambung Gladys wajahnya terlihat gugup setengah mati.
"Bukannya gue udah pernah bilang ke kalian ya buat ga ngulangin kesalahan yang sama? Atau kalian lupa? Mungkin harusnya hari itu kita berantem aja biar kalian ingat apa yang gue bilang." Kata Zara sambil menatap keempat gadis didepannya.
"Lo apaan sih? Ga usah sok jago anjir. Gue dari kemaren diem aja bukan berarti gue takut sama lo ya, gue cuma menghargai Karin karena dia temen SMA lo." Kata gadis berambut pirang dengan emosi yang tumpah ruah.
"Sok jago? Gue sok jago? Well, lo perlu ngaca kayanya. Mending kita by one biar lo bisa nilai sendiri." Pancing Zara.
Pletak!
Gadis berambut pirang itu kemudian berdiri lantas menampar Zara, suasana kantin berubah seketika. Yang tadinya semua orang hanya menatap sekilas untuk melihat perkelahian mereka, kini mulai memerhatikan dengan seksama wajah Zara yang kini sudah merah akibat bekas tangan gadis pirang yang bernama Tiffany itu.
"Wow, kaget gue. Ternyata lo bisa nampar juga ya." Ejek Zara membuat Tiffany makin panas. Sesaat setelahnya Zara kemudian balas menampar lantas meninju gadis itu berkali-kali hingga ia terhuyung.
Pletakkk!
Tiffany terduduk dilantai kantin yang lumayan kotor, wajahnya merah bekas pukulan Zara. Gadis itu diam, masih berusaha mencerna apa yang baru saja dialaminya. Sementara teman-temannya yang lain hanya bisa menatap marah Zara dan Ratu.
"Apa? Lo semua mau juga?" Tanya Ratu hingga sesaat kemudian tangannya ia layangkan pada ketiga pipi mulus dihadapannya.
Pletak!
Pletak!
Pletak!
Ratu sebenarnya ingin melakukan lebih banyak lagi pada ketiga gadis itu, namun sayang dari jauh seseorang tengah menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Ia sejenak diam, lantas memutuskan keluar dari kantin menyusul Raja yang kini pergi dengan perasaan tak karuan. Semalam Raja dan Ratu memang janjian untuk pulang bersama selepas kuliah, namun Ratu tidak pernah menyangka bahwa Raja akan melihatnya dalam keadaan seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Ficção AdolescenteEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...