Ruang tengah rumah yang luar biasa lebar itu kini dipenuhi oleh delapan orang perempuan, tidak lupa juga beberapa bocil yang kini menjadi daya tarik seisi ruangan itu. Sementara di ruang tamu ada Eltazafer, Raka, serta Fadli. Hanya kurang satu orang, yaitu Saka sedari tadi batang hidungnya belum juga muncul. Yashi hanya bisa terkekeh saat melihat Kaiㅡbegitu bocah itu biasa dipanggilㅡberebut mainan dengan Ahmad. Perut buncit milik Yashi sebentar lagi akan mengempes, ia sudah tidak sabar menunggu anaknya ikut bermain bersama anak teman-temannya.
"Inyi punyatu!!!" Teriak Kai pada Ahmad yang masih duduk anteng sambil memegang mobil-mobilan yang memang milik Kai.
Teriakan bocah itu malah membuat orang-orang dewasa yang berada disekitarnya tertawa terbahak-bahak. Kai yang memang belum sepenuhnya bisa bicara membuat semua orang gemas dengan cadelnya.
"Pinjam ya dede..." Bujuk Ahmad, masih dengan wajah santainya. Meskipun ia baru berumur 3 tahun, tapi jiwa anak sulungnya benar-benar tidak perlu diragukan.
"Injam-injam...a boyeehhhh!!!!" Teriak Kai lagi, bocah itu benar-benar emosi. Terbukti dari wajahnya yang kini merah padam. Sementara Ratu hanya cekikikan luar biasa melihat putranya itu.
"Mana sih Audy, lama bener.." Keluh Zara yang kini sedang menimang-nimang Juan yang sudah tertidur pulas akibat kelelahan bermain dengan Kai dan teman-temannya yang lain.
"Udah, lo bawa aja dulu si Juan ke kamarnya kasian tuh masa tidurnya nekuk gitu. Biar gue yang jagain Ahmad." Tawar Riana, diikuti anggukan setuju Kina.
"Bener nih?" Tanya Zara yang kemudian dibalas anggukan oleh Kina. "Gue taroh Juan ke kamar dulu ya.."
"Iya, biar aku bantuin Riana sama Kina juga." Kata Aisyah sambil tersenyum ramah pada kakak iparnya.
Suasana rumah Zara ramai bukan tanpa alasan. Hari ini adalah hari ulang tahun anaknya, Juan. Tapi belum lama bermain dengan para tamu, Juan malah tertidur pulas di paha ayahnya yang kemudian Fadli estafet kan pada Zara. Belum sampai Zara di kamar bernuansa abu milik Juan, langkahnya sudah terhenti oleh suara berat dibelakangnya.
"Loh, Juan masih tidur?" Tanya Fadli terkejut, anaknya ternyata mewarisi bakatnya yang hobi tidur.
"Iya nih, dia yang jadi bintang utama eh malah dia yang tepar duluan." Zara terkekeh sebelum akhirnya sampai didepan kamar anaknya itu. "A bukain pintu.."
Fadli kemudian membukakan pintu untuk Zara yang terlihat kerepotan menggendong anak mereka yang baru berusia dua tahun itu. Tanpa aba-aba, Fadli memencet pipi Juan secara asal membuat Zara langsung melebarkan bola matanya.
"Jangan a, nanti bangun terus rewel gimana.." Kata Zara dengan bibirnya yang sengaja di tipiskan karena gemas pada Fadli.
"Lucu sih abisnya. Belum juga lama main sama ayah, udah bobo aja si abang."
"Abang?" Zara mengernyit, kata itu terdengar asing di telinganya.
Fadli mengangguk, "Iya, abang."
"Kan kita manggil Juan pake nama. Abang siapa lagi a?"
"Loh kan bentar lagi Juan jadi abang," Goda Fadli yang kemudian mendapat tatapan death glare dari Zara. Wanita itu sudah menaruh Juan di kasurnya lantas menarik kemeja Fadli untuk menjauh dari kamar anak mereka.
"Kalo ngomong ga usah ngada-ngada. Ngurus Juan aja keteteran, apalagi punya adek. Juan mau ditaroh mana kalo ada adeknya?"
"Gampang, kan ada Fadil. Lumayan tuh kalo Juan gangguin penganten baru." Fadli tersenyum menggoda, Zara sudah tidak tau harus berbuat apa lagi pada lelaki disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...