Saka mengerjap, berulang kali ia berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya ruangan yang ia tempati saat ini. Saka menoleh sebentar dan medapati Wafiq tertidur dilantai dengan posisi ponselnya yang masih memutar lagu No Longer milik NCT 127, grup kesayangan adiknya itu. Saka sudah hafal playlist adiknya sampai lagu-lagu NCT pun dihafal betul oleh cowok itu karena Wafiq setiap hari memutar lagu-lagu milik boygroup asal negara ginseng itu.
Saka belum terlalu ingat apa yang terjadi pada dirinya hingga bisa berada ditempat yang sudah pasti bernama rumah sakit ini. Cowok itu hanya ingat terakhir ia berada di pantai bersama Bella, selebihnya ia lupa. Saat menengok ke arah AC yang menampilkan angka yang rendah dan beberapa wadah berisi es batu yang berada di nakasnya, Saka sedikit-sedikit mulai paham apa yang terjadi pada dirinya beberapa jam yang lalu. Penyakitnya kumat lagi, itulah mengapa ruangannya dibuat sangat dingin sekarang.
"Eh..lo udah bangun?" Wafiq menaruh ponselnya lantas mendekati kasur yang Saka tempati sambil mengucek matanya.
Saka menggeleng, "Jangan dikucek matanya, ga baik."
"Halah, sok-sokan nasehatin orang. Sendirinya malah panas-panasan padahal udah tau penyakitnya bisa kambuh kapan aja." Wafiq menuang air didalam gelas yang telah ia isi dengan es batu. "Nih diminum dulu.."
"Namanya juga lupa Fiq." Saka kemudian meraih gelas yang Wafiq sodorkan, dan meminum isinya hingga tandas.
"Lupa apaan, udah dibilangin jangan temenan sama Kak Bella masih aja budek kupingnya."
"Maaf..."
"Lain kali jangan diulangin, bikin Mama sama Papa khawatir aja. Kak Kina juga sampeㅡ" Wafiq kemudian menutup mulutnya, tidak berniat melanjutkan karena sebelum Saka sadar tadi Kina meminta agar Wafiq tutup mulut soal dirinya yang membawa Saka kerumah sakit, menangisi cowok itu, bahkan merawatnya sebelum Wafiq datang.
"Kenapa? Kina apa? Fiq..." Saka terlihat memohon, sambil memasang puppy eyes andalannya.
"Ga. Aku ga ada ngomong Kak Kina deh perasaan. Kayanya lo masih setengah sadar deh, tidur lagi sana." Wafiq kembali ketempatnya lantas berbaring membelakangi Saka.
"Iya kali ya." Saka bengong sejenak. "Jangan tidur dilantai Fiq, menciut mampus lo."
"Menciut? Lo kira gue apaan. Udah tidur sana."
"Ya makanya lo tidur di sofa sana, biar ga kedinginan. Habis itu baru gue tidur juga."
"Ga mau, di sofa badan gue kelipet-lipet. Pegel."
"Ya udah, tidur disini dikasur gue. Biar gue yang di sofa. Mau ga?"
Wafiq membalikkan badannya lantas menatap Saka dengan kesal, "YA GA MAU LAH ANJIM, LO YANG SAKIT KOK GUE YANG TIDUR DIKASUR. ANEH LO."
"Anjim apaan lagi, Fiq?" Saka mengernyit, suku kata yang Wafiq pakai selalu sulit untuk dipahaminya.
"Anjim itu...anu...."
"Apa?"
"Anjing, astagfirullahaladzim. Gitu. Jadi kaya habis ngomong kasar terus istighfar." Wafiq menjawab asal, tapi Saka mengangguk percaya.
"Oh gitu..." Saka sudah berbaring sekarang, ia berniat tudur lagi. "Lebih baik istighfar aja ga usah pake anjing, kan lebih bagus.."
"Iya iya, maaf ga sengaja tadi. Tidur sana, nanti maghrib yang jagain lo Mama. Gue pulang bentar lagi."
"Terus hubungannya gue tidur sama Mama apaan?"
"Ya lo tidur sekarang biar nanti malamnya kuat begadang lah.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...