"Audy......ayo buruan." Suara Mama memenuhi ruangan, Audy yang tengah sibuk merapikan jilbabnya lantas menyahut.
"Iya Ma, otw."
Setibanya gadis itu dihadapan Mama, ia lantas memperbaiki kerudungnya lagi. Sebenarnya Audy sedang tidak mood untuk keluar rumah, tapi sayangnya ini adalah permintaan dari sang Mama. Mau tidak mau, Audy harus ikut.
"Banyakin senyum ya nanti, jangan cemberut." Kata Mama begitu mereka berdua sudah didalam mobil.
Audy mengangguk, "Iya Ma."
Audy memang bukan tipe gadis yang suka menebar senyum, tapi sebenarnya ia ramah. Audy hanya tersenyum ataupun tertawa ketika ia bersama orang-orang yang ia kenal akrab, selain itu ia hanya diam. Ia cenderung canggung jika bertemu orang baru, dan akhirnya tidak bisa mengajak bicara.
Disekolah saja Audy jarang-jarang bicara, paling kalau dia kesal dengan Karin saja. Dirumah pun sama, Audy paling banyak bicara jika ia sudah sendiri dikamar dan melakukan FaceTime dengan teman-temannya, barulah ia banyak bicara. Maka dari itu Audy tidak pernah ada kemajuan dalam hal cinta, ia sudah menyerah pada sikap canggungnya. Audy tidak pernah punya nyali untuk sekedar menyapa Kahfi, takut diabaikan katanya.
Mama mematikan mobil lantas bersiap untuk keluar, "Ayo turun, udah nyampe."
Begitu Audy keluar dari mobil, ia bisa melihat rekan-rekan Mama menatap dirinya dengan takjub. Audy jadi malu. Mama membawa Audy kedalam kerumunan teman-temannya lantas membiarkan Audy diajak mengobrol oleh para tante-tante sosialita itu.
"Ini Audy ya? Wah, udah gede aja. Mau ga dijodohin sama anak tante." Kata wanita cantik berlesung pipi itu.
Audy terkejut, 'gila, main jodoh-jodohin aja. Dikira jaman siti nurbaya apa' batinnya.
"Jangan buru-buru jeng, Audy aja masih kecil. Iya kan sayang?" Bela Tante Puji, yang Audy kenali sebagai tetangganya.
Audy hanya bisa tersenyum, ia tidak tahu harus menanggapi dengan apa. Audy berharap pengajian ini segera dimulai, agar ia bisa terbebas dari teman-teman Mama yang sangat terobsesi padanya.
"Fi, ambilin kerupuk buat nasi kotaknya dong." Kata gadisㅡberjilbab coksuㅡyang Kahfi kenali sebagai Fatim itu.
Kahfi menoleh, "Dimana?"
"Didekat sana tuh, dibawahnya toples kosong warna biru." Fatim menunjuk gudang yang berada di dekat toilet, Kahfi mengangguk lantas pergi menuju gudang tsb.
Belum sampai Kahfi pada tujuan awalnya, fokusnya sudah teralihkan pada gadis yang terlihat tidak asing dimatanya. "Audy?" Sapa Kahfi, ia sedikit tidak menyangka bisa bertemu teman sekelasnya itu ditempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...