15 hours ago.....
"Aaa, kebelet." Fadil berdiri dari bangkunya, lantas berlari kecil keluar kamar.
Hanya ada Alvin dan Fadli dikamar itu sekarang. Semuanya normal-normal saja hingga sebuah chat muncul di ponsel Fadli, berulang kali ia baca namun isinya tetap sama. Fadli tidak ingin percaya bahwa adiknya mengirim pesan itu, namun dari cara mengetik saja sudah menunjukkan kalau chat tsb datangnya dari Fadil.
Adek : I don't deserve her. Gantiin gue
kalo lo ga mau keluarga kita
malu.Setelah membaca pesan tsb dan memberitahu Alvin bahwa Fadil tengah kabur entah kemana, Fadli clueless. Dihadapkan dengan pilihan sulit seperti ini ia bingung dan tentu saja emosi. Bagaimana bisa Fadil pergi begitu saja dihari pentingnya? Apakah pernikahan ini tidak ada artinya dimata Fadil?
Fadli sudah menghubungi orangtuanya, Papa juga sudah mengerahkan suruhannya untuk mencari Fadil. Dan mau tidak mau, Fadli harus menggantikan posisi Fadil demi menjaga nama baik keluarganya. Meskipun pernikahan ini paksaan, tapi tetap saja Fadli merasa ia harus bertanggung jawab penuh atas Zara yang dikemudian hari akan menjadi istrinya.
--
"Lo kemana sih anjrot??? Gilaa lo anjir, nyusahin aja." Keluh Alvin sambil sesekali memerhatikan ponselnyaㅡyang menunjukkan pergerakan lokasi milik Fadil.
Alvin sudah mengejar mobil Fadil sejak tadi, namun Fadil belum juga menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan berhenti. Mobil Alvin sudah melaju diatas jalan tol, entah kemana Fadil akan membawanya. Alvin hanya khawatir Fadil tidak bisa mengontrol diri dan lantas berbuat seenaknya. Ia tidak mau hal itu terjadi.
Alvin juga tidak ada niat untuk memarahi Fadil, karena ia tau betul perasaan sahabatnya itu. Fadil itu tipe orang yang ingin bebas, ia tidak suka dikekang. Maka jika sudah dikekang, ia tidak segan-segan untuk berontak. Alvin hafal betul sifat Fadil itu, sifat yang hingga kini membuat Fadil sulit untuk memulai sebuah hubungan baru.
Entah apa yang ada didalam pikiran Fadil saat ini, tapi yang jelas ia benar-benar berpotensi menjadi orang teregois. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak apa yang terjadi pada keluarganya kalau saja pernikahan hari ini dibatalkan. Belum lagi pengorbanan Alvin yang juga mati-matian menjaganya dari jauh, ia tidak memikirkan itu sama sekali. Yang ada di pikirannya hanyalah pergi dari semua masalah ini.
Zara pun sama terkejutnya, ponselnya berdenting sesaat sebelum ia keluar kamar untuk acara malam ini. Pesan itu berisikan ungkapan Fadil yang tentu saja menyayat hatinya. Meskipun Zara tidak mencintai Fadil, manusia mana yang tidak sakit hati saat diperlakukan seperti dirinya?
Falsat : Ga bisa bohongin hati, gue
masih sayang mantan gue.
Tapi lo pernah special dihati
gue.Zara menghela nafas, tak habis pikir mengapa bisa ia bertemu orang seperti Fadil dihidupnya. Tapi setelahnya, gadis itu tidak mau ambil pusing. Ia lebih memilih untuk memulai semuanya dari awal dengan Fadli, Zara juga berharap semoga Fadil tidak muncul dihadapannya lagi. Meskipun hal itu sangat tidak mungkin, mengingat Fadil adalah adik iparnya.
--
Malam itu masih di acara pernikahan Zara, Aura sedang berdiri dihadapan spot foto. Spot foto tsb memang sengaja disediakan untuk para tamu yang ingin menjadikan momen ini sebagai kenang-kenangan. Aura sudah berbaris rapi mengikuti barisan didepannya, begitu hanya tersisa Aura dan satu orang didepannya penanggung jawab stok kertas polaroid malah mengatakan hanya tersisa satu buah saja. Mau tidak mau, diantara Aura dan orang didepannya harus ada yang mengalah.
"Jadi siapa yang mau ngalah nih?" Tanya petugas foto itu sekali lagi.
Aura menatap orang didepannya, "Jadi siapa, gue atau lo?"
"Foto bareng aja." Jawab Zach santai sambil bersiap ke posisi.
Aura mengedipkan mata, tidak percaya "Jadi yang bawa polar nya siapa entar?"
"Ya gantian lah, seminggu lo seminggu gue. Atau kalo lo maruk, itu buat lo aja." Jawab Zach enteng, ia sudah berpose.
--
Yashi dan Audy hanya berdua saja dimeja mereka. Meja bulat berukuran sedang itu sudah sepi sejak beberapa menit yang lalu karena Ratu, Aura, dan Kina entah ada dimana. Sedikit banyak Audy jadi tau penyebab digantinya posisi Fadil menjadi Fadli. Audy juga agak lega karena sahabatnya akan membina keluarga dengan orang yang tepat.
"Jadi Alvin belum balik nih?" Tanya Audy, masih belum percaya.
Yashi menggeleng, "Belum, tapi tadi sempat nelpon gue katanya bakal balik besok. Dia udah bujuk Fadil juga buat balik."
"Kok orang-orang pada sabar banget ya ngadepin Fadil? Kalo gue, udah gue bejek-bejek kali ya?"
"Itumah lo nya doang yang psikopat. Tunggu sini ya, gue mau ke toilet bentar." Yashi bangkit dari duduknya lantas pergi begitu saja.
Audy benar-benar sendiri dimejanya. Atmosfer pun berubah menjadi canggung karena Audy tidak terlalu mengenali orang-orang sekitarnya kecuali cowok yang kini berjalan kearah mejanya. Audy pura-pura tidak lihat, ia tidak mau menangis lagi hanya demi orang yang bahkan tidak memikirkannya sama sekali.
"Punten, gue boleh duduk sini ga?" Tanya Kahfi yang sedang membawa piring sambil melihat sekitarㅡmemang sudah tidak ada meja yang kosong, semua sudah terisi oleh para tamu.
"Silahkan."
Sekitar sepuluh menit tidak ada juga obrolan yang muncul diantara keduanya, Audy merasa atmosfer canggung kini membekap saluran nafasnya. Sementara Kahfi sebaliknya, ia sibuk memakan semangka dari piring yang tadi ia bawa. Kahfi sibuk mengunyah, tidak menghiraukan sekitar. Ia hanya sibuk menikmati jalannya acara dan sesekali mencari-cari keberadaan Eltazafer.
"Lo lanjut dimana?"
Audy terkejut setengah mati, Kahfi baru saja mengajaknya bicara. "Samaan Yashi gue."
"Berarti kita seuniv dong? Yang lain juga berarti."
Audy mengangguk, "Iya, jadi adek tingkatnya Kak Fadli kita."
"Oh iya, bener juga. Lo ngambil jurusan apa?"
"Bahasa gue, lo?"
"Teknik."
Seperti itu saja, sesingkat itu dan lagi-lagi Kahfi berhasil meruntuhkan tembok move on milik Audy. Beberapa menit kemudian, Audy pamit pada Kahfi dengan alasan menyusul Yashi. Padahal Audy berbohong, ia justru berlari menuju kamar Zara untuk menangis tersedu-sedu untuk yang kesekian kalinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/229436018-288-k355886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...