"Happy birthday Sakaaaa." Begitu pintu dibuka, Bella langsung memeluk tubuh Saka erat. Saka hanya bisa terdiam ditempatnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam tepat. Ponsel yang Saka letakkan dimeja belajarnyaㅡdi kamarㅡkini berbunyi berkali-kali, menandakan banyaknya pesan yang masuk. Terkadang benda itu juga menerima panggilan, namun Saka tidak mendengarnya sehingga panggilan tsb tereject dengan sendirinya.
"Lo ngapain malam-malam gini didepan rumah orang, astaga." Omel Saka setelah melepas pelukan Bella daru pinggangnya.
"Kaya gue orang asing aja, biasanya juga gue gini kan kalo lo ultah?"
"Iya, tapi kan sekarang udah beda."
"Beda darimananya? Lo tetap sahabat gue, dan gue tetap sahabat lo. Semuanya sama aja deh menurut gue."
"Beda, sekarang gue udah punya pacar Bell. Dan ga seharusnya lo meluk gue kaya barusan, ga baik."
Bella cemberut, "Mana ada peraturan gitu, kan lo sahabat gue ya suka-suka gue lah mau meluk lo apa engga."
"Tapi ga boleh, Bell."
"Kok lo jadi gini sih? Lo berubah banget sumpah. Udah deh, ini kado lo gue mau balik. Bye." Bella menyerahkan paper bag besar lantas beranjak pergi.
Saka menghela nafas berat, menghadapi Bella memang tidak semudah perkiraannya. Bella sudah hadir di setengah umur Saka, sudah pasti sulit melepaskan ikatan yang ada diantara mereka. Cowok itu memerhatikan Bella melewati pintu samping yang menghubungkan halamannya dengan halaman rumah Bella. Lagi-lagi Saka menghela nafas, kemudian menutup pintu utama rumahnya lantas kembali ke kamar.
Kina berulang kali mengerjap, kantuk sudah datang membuatnya ingin sekali memejamkan mata namun Saka belum juga membalas pesannya. Kina ingin jadi yang pertama mengucapkan selamat pada Saka, sebenarnya Kina ingin langsung kerumah Saka. Namun ia cukup tau diri untuk tidak bertamu ditengah malam, lagi pula masih ada esok hari untuk merayakan ulangtahun pacarnya itu. Kina menyerah, ia akhirnya ketiduran dilantai karena menunggu balasan Saka.
Pagi ini Airyn sudah bersiap menuju kepasar dengan Umi, karena hari ini jadwalnya. Biasanya hari senin selasa Kahfi lah yang menemani Umi kepasar, kemudian rabu kamis tugas Airyn. Kalau pun Kahfi saat itu tidak bisa, maka Airyn yang menggantikan. Kahfi cukup beruntung memiliki teteh pengertian seperti Airyn.
"Teh, nitip kue ya." Suara Kahfi terdengar dari arah dapur, cowok itu sedang meneguk air minum sambil duduk dilantai dapur. Entah apa maksudnya duduk dilantai, Airyn hanya bisa menggeleng tidak mengerti.
"Kue apa? Yang mana? Bentukannya gimana?"
"Ituuu yang biasa Umi beli, yang dibungkus di daun pisang."
"Cucur?" Tanya Airyn polos, ia masih sibuk mencari kantong belanja di laci sekitar dapur.
"Cucur kok dibungkus daun pisang sih teh? Aya-aya wae teteh mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...