Kahfi sudah menceritakan pertemuan beberapa minggu lalu pada Eltazafer, namun teman-temannya hanya bisa bingung setengah mati. Pasalnya, foto yang Kahfi tunjukkan pada mereka bukanlah foto Audy tapi entah bagaimana ceritanya beberapa minggu lalu Kahfi malah bertemu dengan keluarga Audy. Eltazafer masih sangat bingung akan hal itu.
"Jelasin dari awal, Fi. Otak gue yang bodo ini ga bisa mencerna dengan baik." Pinta Fadil sambil menatap Kahfi dengan wajahnya yang sudah ditekuk.
"Jadi gini, ternyata gue salah orang. Yang gue liatin fotonya ke kalian itu fotonya sepupu Audy, soalnya di ig Mama Audy itu ga ada masang foto Audy. Pas Umi ngasih tau nama ig calon mertua, gue langsung gegabah terus sembarang nebak. Ya gitu deh."
Alvin mengangguk, "Jadi intinya ini salah paham doang, gitu?"
"Iya, salah paham."
"Jadi lo seneng ga dijodohin sama Audy?" Tanya Zach kemudian.
Kahfi mengedikkan bahu, "Gatau deh. Kalo menurut kalian, gue seneng ga?"
"Biasa aja...???" Tebak Raja.
"Iya, soalnya belum resmi. Mungkin kalo udah resmi beda cerita."
"Baru juga masuk kuliah, lo pada udah mau nikah aja. Jangan tinggalin gue sendiri dong, tega amat." Fadil cemberut, membuat teman-temannya malah berakting muntah.
"Makanya, pas nikahan jangan kabur. Gue kutuk juga lo jadi kencing." Raja tertawa, belum menyadari kesalahan bicaranya.
Alvin mengernyit, "Kok kencing sih? Batu kali. HAHAHAHAAHAH GOBLOK AMAT."
Sontak, Eltazafer tertawa secara bersamaan menertawakan kekonyolan Raja. Bersamaan setelahnya, kelima cowok itu menyadari ada yang salah dengan Saka. Karena sedari tadi ia hanya diam, tidak bereaksi apa-apa pada lawakan Raja yang menurut mereka lucu itu.
"Lo kenapa Sak?" Tanya Fadil sambil menepuk bahu Saka.
"Nope. Gue cabut dulu ya." Saka pergi begitu saja dari kantin, meninggalkan kelima temannya.
"Eh buset dah, itu anak mau kemana? Kan abis ini kita ada kelas." Alvin terlihat kebingungan karena memang setelah ini mereka berdua ada kelas.
"Mau ngebucin kali, biarin aja." Sahut Raja kemudian.
Saka membolos. Ia tidak masuk ke kelasnya siang ini, yang ia lakukan hanyalah berkali-kali memukul setirnya. Ia bingung, pikirannya kalut saat ini. Cowok itu sudah menghubungi Kina untuk bertemu di parkiran fakultasnya. Setelah menunggu selama 30 menit untuk Kina menyelesaikan kelasnya, gadis itu akhirnya masuk kedalam mobil Saka.
"Mau kemana?" Tanya Kina sambil mengikat rambut panjangnya.
Saka tidak menjawab, ia masih dalam mode diamnya.
"Minimal jawab pertanyaanku, kalo kamu diam gini aku ga bakal paham."
Saka menghela nafasnya, "Lo diem dulu."
'Lo?'batin Kina.
Selanjutnya Kina hanya diam, ia tidak lagi berusaha mengajak Saka untuk mengobrol. Ia merasa Saka tidak sedang dalam mood yang baik untuk diajak bicara, dan ia paham betul itu. Mengajak seseorang yang sedang marah untuk bicara bukanlah hal yang akan berakhir menyenangkan. Kina hanya bisa menghela nafas, berharap hal yang tidak ia inginkan tidak akan terjadi hari ini.
Mobil yang Saka kendarai akhirnya berhenti di parkiran mall, tapi Saka tidak juga turun. Kina pun sama, ia menunggu Saka mengajaknya bicara. Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya Kina memberanikan diri untuk buka suara.
"Kamu kenapa?"
"Lo yang kenapa. Belakangan ini ngapain aja?" Jawab Saka akhirnya, wajah seriusnya membuat Kina harus mengalihkan pandangan. Kina tidak berani menatapnya.
"Pake aku-kamu susah emangnya?"
"Jawab dulu pertanyaan gue."
"Aku jalan sama Ratu ke mall. That's it."
"Di mall ngapain aja?"
Kina mulai malas, pertanyaan macam apa yang Saka tanyakan ini. Kina tidak mengerti. "Ya jalan-jalan lah, ya kali nyariin om-om."
"Gue serius, Kin. Gue ga becanda sama sekali."
"YA GUE JUGA SERIUS, LO YANG DARITADI GA JELAS. UDAH JELAS-JELAS GUE BILANG KE MALL, MASIH JUGA LO NANYAIN DI MALL NGAPAIN. NGOTAK DIKIT LAH." Emosi Kina meluap, akhirnya ia juga mengeluarkan lelahnya.
Ada jeda sebentar setelah perkataan Kina barusan. Saka menutup matanya, berusaha menstabilkan emosinya.
"Lo masih ga mau ngaku sama apa yang lo lakuin ke Bella?"
"Kalo lo ngajak gue berantem cuma gara-gara Bella, mending kita ga usah ketemu aja tadi. Gue ga mau justru orang lain yang bikin kita begini." Kina mengeluarkan airmatanya, pertahanannya roboh saat Saka mengucapkan nama Bella.
"Apa susahnya ngakuin kesalahan kalo lo ngejambak Bella di mall, Kin? Sesusah itu ya?" Ternyata Saka masih ngotot akan pendapatnya.
"Lo denger itu darimana Saka? Belum tentu apa yang Bella omongin itu emang bener. Emang lo udah denger dari gue?"
"Ga perlu, ngapain juga Bella mau bohong ke gue. Ga ada untungnya tau ga. Lo nyuruh gue jauhin Bella, gue turutin. Kenapa lo ga mau nurutin gue sekarang?"
"Jadi lo cuma mau dengerin Bella, gitu?"
"Engga. Gue disini nyuruh lo minta maaf karena lo yang salah. Karena gue pacar lo, dan gue ga mau lo dianggap cewek jahat sama orang lain Kin. Kenapa lo susah banget dengerin gue?"
Kina diam, tidak berniat menjawab.
"Jawab gue, Kin!" Emosi Saka tidak dapat ia bendung, Saka secara tidak langsung membentak Kina.
"GUE HARUS JAWAB APA? LO MAU GUE NGOMONG APA SAK? GUE MAU JELASIN, TAPI LO GA MAU DENGERIN GUE. JADI GUE HARUS APA? HAH??!!!"
"Minta maaf doang, Kin. Minta maaf ke Bella. Lo bener-bener ga mau?"
"ENGGA, GUE GA MAU. PAHAM LO?"
Saka menghela nafas kasar, "Meskipun gue bilang bakal mutusin lo?"
"IYA, GUE GA BAKAL MINTA MAAF KE BELLA MESKIPUN KITA PUTUS. KITA PUTUS AJA SAK, GUE GA BISA SAMA LO." Setelah perkataannya barusan, Kina langsung turun begitu saja dari mobil Saka. Ia berlari meninggalkan parkiran tsb.
Sementara Saka, ia sama sekali tidak berniat mengejar Kina. Ia merasa keputusannya sudah benar, ia tidak akan membela Kina yang jelas-jelas salah karena menjambak Bella yang tidak salah apa-apa. Ada beberapa hal yang mungkin Saka tidak pahami, sebuah hubungan tidak akan berjalan saat kedua orang didalamnya tidak saling berkomunikasi. Apapun masalahnya, jalan keluarnya hanya berkomunikasi. Dan Saka tidak tau itu. Saka cukup egois karena tidak mau mendengarkan penjelasan dari Kina. Ia salah karena memihak pada Bella, harusnya ia menjadi penengah dan bukannya memihak. Mungkin saja, apa yang terjadi hari ini akan menjadi sumber bahagia seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geruchtted✓
Teen FictionEltazafer, begitu nama kumpulan cogan itu dikenal. Berisikan 6 cowok ganteng, siapa yang tidak ambyar saat berpapasan dengan mereka. Banyak yang bilang 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking' tapi, apa prinsip itu juga berpengaruh pada me...