H-14

278 35 7
                                        

Keenam cowok tengah berkumpul dikamar Fadil, mereka sibuk membicarakan soal kado apa yang pas untuk hari pernikahan Fadil nanti. Sementara Fadil, ia hanya bisa tertawa melihat teman-temannya yang kelihatan begitu sibuk mempersiapkan segalanya.

"Jadi lo maunya dikadoin apa, Dil?" Tanya Zach setelah ia clueless.

Fadil mengedikkan bahu, "Ga tau deh. Mending kalian tanya Zara aja, gue ga ngerti beginian."

"Semuanya aja lo ga ngerti." Omel Saka beberapa saat kemudian.

"Ini aja, coba tanyain Dil makanan kesukaan Zara apa. Ntar kita kadoin itu." Kahfi menyarankan.

Fadil mengernyitkan alisnya, "Kalo dia jawabnya pecel gimana? Ga kemakan, basi yang ada."

"Aduh ribet juga ya, padahal cuma nikahan Fadil doang." Ejek Raja.

"Bukan makanan yang begitu Dil, maksud gue makanan yang biasanya dijual di minimarket. Yang bisa tahan lama, kaya sari roti double soft gitu." Kahfi menambahkan.

"Oh....gitu. Bentar deh, gue tanya." Fadil mengambil ponselnya lantas keluar kamar untuk menelepon Zara.

Sementara teman-temannya masih mencari ide lain dan sejenak merenung. Ini pertama kalinya mereka akan datang ke sebuah acara pernikahan teman dekat, jadi mereka sama sekali tidak tau kado apa yang akan mereka bawa. Eltazafer sedang dilanda pusing.

"Gue voucher liburan aja deh." Alvin menyerah, ia benar-benar clueless.

"Emang lo tau mereka mau liburan kemana?"

"Gue buatin tiket boongan aja dulu sebagai pegangan, terus nanti mereka tinggal bilang ke gue mau liburan kemana. Terus nanti gue bayarin deh semuanya, gampang kan."

"Bener juga." Kahfi mengangguk setuju.

"Kalo gue sih gampang, tinggal bungkus aja kadonya." Raja tersenyum bangga.

"Emang kado lo apa?" Tanya Zach.

"JetZ, kesukaannya Zara. Kemaren gue jalan sama Ratu buat beliin dia JetZ sekardus."

"Anjir sekardus, dikit amat."

"Gue sekardus, Ratu sekardus. Emak gue nitip sekardus juga sama bapak gue. Jadi total ada 3 kardus." Jelas Raja.

Saka menggeleng, "Apa tidak mbelendung perut Zara makan jajan 3 kardus? Jahat lo, Ja."

"Kan ngga sendirian makannya, bedua sama Fadil. Bisa sambil nonton tv, sambil nyimak Fadil bacot, berguna banget pokoknya kado dari gue."


--

Waktu pernikahan sisa 2 minggu lagi, Fadli memutuskan untuk tidak kembali ke kosannya. Ia ingin menemani adiknya hingga hari H, karena jauh dalam lubuk hatinya Fadli sangat menyayangi adiknya itu. Meskipun mereka lebih banyak cekcok dibanding berbaikan, tapi tetap saja Fadli sangat menyayangi saudaranya itu.

Fadli juga sudah menyiapkan kado untuk adiknya, bukan hal yang besar hanya sebuah unit apartemen yang ia beli dengan uang tabungannya. Fadli harap Fadil bisa menjadi suami yang baik, dan Ayah yang baik juga. Meskipun kemungkinan ia tidak akan punya keponakan dalam waktu dekat, tapi tetap saja Fadli sangat bahagia.

Sebenarnya Fadli juga sibuk, karena setelah acara pernikahan adiknya ia harus KKN. Tapi ia memprioritaskan Fadil setelah itu baru urusan KKN nya. Fadli juga tengah menanggung banyak beban pikiran disebabkan oleh beberapa anggota keluarga terdekatnya yang selalu menjadikan Fadli bahan candaan disetiap obrolan keluarga.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang