7. Wang Yibo

1.5K 188 17
                                    

   Wang Yibo melepas sepatunya sebelum melangkah masuk melewati ambang pintu. Seperti biasa, ia begitu ketar-ketir untuk sekedar memasuki rumah, maka ia memilih bertelanjang kaki. Ia tak ingin suara berisik ketukan sepatunya memancing memori buruk apa pun.

   Sesuai harapan, Wang Yibo menemukan sosok hidup di beranda. Rasa takutnya seketika hilang. Nggak ada yang mati.

   "Belum tidur?" Wang Yibo muncul dari arah belakang, membuat Xiao Zhan terbangun dari lamunannya.

   "Nanti," jawab Xiao Zhan sambil berdiri. "Mau aku buatkan teh? Atau susu?" Tanyanya.

   "Susu saja," jawab Wang Yibo sambil berlalu ke kamar tanpa menanyakan hal lain. Basa-basinya dirasa cukup sampai di "belum tidur?" Didengarnya langkah kaki Xiao Zhan menuju dapur, suara berisik langsung berdatangan dari sana sementara Wang Yibo mulai melepas pakaiannya, masuk ke kamar mandi dan memanfaatkan beberapa menit yang ada untuk rileks sedikit.

   Xiao Zhan ada di beranda saat ia keluar kamar. Susu putih hangat tampak mengepul tipis di sampingnya sementara pemuda itu tengah sibuk dengan hobinya, melamun. Namun ada yang berbeda kali ini. Tatapan mata Xiao Zhan tak terlalu kosong seperti biasanya. Ada yang ia pikirkan, ada yang mencuri perhatiannya.

   Kantong plastik putih?

   "Tangan kamu kenapa?"

   Wang Yibo sudah mengenakan sweater abu-abu mudanya dan celana pendek selutut warna putih, pakaian santai yang hanya dipakainya sesekali. Rambut hitamnya yang basah sehabis mandi jatuh lemas di depan dahi. Tanpa berusaha untuk sedikit lebih lembut, ia menarik pergelangan tangan Xiao Zhan dan memandangi telapak serta siku dalamnya. Ada memar dan lecet di sana.

   "Tadi sore kelamaan latihan dan aku lupa bawa sarung tangan."

   "Kamu mau ikut lomba manah?"

   "Ng...gak," jawab Xiao Zhan bingung.

   "Kalau begitu, lain kali latihan pakai logika," ujar Wang Yibo ketus sambil melepas tangannya. "Obatin. Kamu beli obat bukan cuma buat dilihatin, kan? Dan jangan kamu pikir cara kamu ini bisa narik perhatian saya. Cara kamu terlalu kuno." Wang Yibo berbalik memunggungi Xiao Zhan, berdiri bersandar pada pagar beranda.

   Terdengar bunyi kresek tanda plastik bergerak. Xiao Zhan menurut, seperti biasa. Mulutnya terkunci beberapa saat sebelum akhirnya berbicara sambil membalurkan obat di luka-lukanya, "Aku tidak sedang menarik perhatian kamu, Yibo. Aku tidak pakai cara seperti itu untuk menyayangi kamu."

   "Saya tidak percaya."

   "Iya, aku tahu."

   "Ganti topik, atau saya masuk kamar," sergah Wang Yibo kasar.

    Xiao Zhan cepat tanggap. "Besok kamu di rumah?" Tanyanya.

   "Tergantung kondisi."

   "Malamnya bisa nonton? Besok kan hari Senin."

   Mendengar hal itu Wang Yibo langsung berbalik. "Kamu tahu kenapa saya terima kamu jadi pacar hari Senin saya?"

   "Karena hari lain sudah penuh?" Tebak Xiao Zhan.

   "Bukan. Saya bisa saja putusin salah satu dari pacar-pacar saya terus kasih tempat mereka buat kamu. Tapi, kamu harus tahu ini, saya paling benci hari Senin. Karena kamu pacar saya yang paling aneh dan sama sekali tidak menarik, jadi saya kasih hari Senin buat kamu. Kamu harusnya tahu, saya mana bisa luangkan waktu di hari Senin. Semua orang di dunia akan sangat sibuk di hari itu. Kamu ini bodoh sekali," api amarah berkobar di mata dingin Wang Yibo.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang