Xiao Zhan membuka mata dari tidur panjangnya, dan.. BANG! Di kepalanya seperti terjadi ledakan galaksi yang memporak-porandakan jiwa. Ia melihat Wang Yibo duduk di dekat tempat tidur, di sampingnya. Tatapan dinginnya tergantung di wajahnya yang galak. Mereka bertatapan dalam diam untuk beberapa waktu, seakan Wang Yibo menunggu Xiao Zhan mengatakan sesuatu. Tak lama setelah itu Meng Ziyi terbangun dan menghampiri Xiao Zhan.
"Mana yang sakit, Xian? Kepala? Atau di mana?" Tanyanya.
Xiao Zhan mengeryit bingung. "Memangnya aku kenapa, sih? Kayaknya tadi Heng jemput aku di kampus deh. Kok jadinya aku malah di sini?"
Meng Ziyi kelihatan heran. Begitu juga dengan Wang Yibo. Dahinya berkerut dan matanya tak lepas dari wajah Xiao Zhan tapi mulutnya masih terkunci.
"Oh, ng.. nggak apa-apa," Meng Ziyi gugup. "Iya Heng tadi memang jemput kamu. Tapi terus kamu pingsan. Kayaknya kecapekan. Jadi dia antar kamu ke sini. Habis itu dia pergi lagi."
"Oh.." jawab Xiao Zhan. Tapi kerutan di dahinya justru semakin dalam. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi, tapi itu justru membuat kepalanya semakin sakit. "Masa sih, Tan?" Tanya Xiao Zhan lagi untuk memastikan.
"I..iya. kamu pingsan tadi. Terus Heng bawa kamu ke sini. Tadi katanya sih dia ada ujian, jadi nggak bisa nungguin kamu."
"Ya sudah, saya balik ke kantor dulu kalau gitu," potong Wang Yibo. Ia berlalu dengan ekspresi datar.
Keinginan Xiao Zhan untuk menahannya dikalahkan oleh rasa lelah yang menggerogoti badan. Xiao Zhan berusaha bangun dan mencari ponsel setelah suara deru mobil Wang Yibo terdengar menjauh. Ia menghubungi ponsel Jin Taiheng, namun tidak diangkat. Begitu juga dengan ponsel Luo Yunxi. Hingga ia mengambil keputusan yang selalu dianggapnya gila.
Menelepon Song Weilong.
"Kamu sudah nggak apa-apa?" Song Weilong bicara sebelum Xiao Zhan sempat mengucapkan "halo". Suaranya terdengar sangat kuatir, seakan telah menunggu telepon dari Xiao Zhan berjam-jam lamanya.
"Lho, kamu tahu juga aku pingsan?" Tanya Xiao Zhan heran. Ia semakin merasa ada yang aneh dengan dirinya.
"Eh? Pingsan?" Tanya Song Weilong gelagapan. Untuk sesaat ia terdiam sebelum akhirnya melanjutkan pembicaraan. "Oh, iya. Kamu pingsan tadi. Aku ke sana ya. Kamu di rumah, kan?"
Song Weilong tak memberikan kesempatan untuk Xiao Zhan menjawab dan langsung memutuskan sambungan. Lima belas menit kemudian bel rumah berbunyi.
"Halo, putri tidur," sapa Song Weilong dengan gaya menawan. Xiao Zhan memperhatikan sosoknya dari atas ke bawah. Song Weilong hanya menggunakan kaus putih, jins biru muda belel, topi merah senada dengan warna sepatu sneaker-nya.
"Masuk, Wen," Xiao Zhan mempersilahkan.
"Bagaimana tidurnya? Sudah puas main-main di dunia mimpi?" Tanya Song Weilong sambil melangkah di belakang Xiao Zhan.
"Kok kamu tahu aku pingsan sih? Tadi yang jemput aku si Heng kok. Terus aku pingsan saat lagi sama dia. Baru dia bawa aku ke sini. Dia nggak mungkin kenal kamu, kan? Jadi, kenapa sih? Cerita dong, pasti kamu tahu sesuatu. Kok aku kayak amnesia."
"Baru kali ini aku tahu ada putri tidur yang amnesia pas bangun," canda Song Weilong.
"Owen, jangan bercanda terus!" Omel Xiao Zhan.
Song Weilong berdeham sambil mengeyakkan diri di sofa. "Iya, tadi Taiheng memang jemput kamu, terus bawa kamu ke restoran untuk ketemu aku dan Leo. Jadi kronologisnya, hari ini kamu ulang tahun, Taiheng nyiapin surprise buat kamu. Taiheng ngajakin Leo. Nah, Leo ajak aku. Jadi aku sama Leo sudah nungguin kamu tadi. Eh, tapi tiba-tiba kamu pingsan sebelum kita sempat potong kuenya. Jadi, selamat ulang tahun!" Serunya sambil tersenyum dan menyalakan pematiknya di hadapan Xiao Zhan. "Bukan ulang tahun namanya kalau belum tiup lilin. Ayo, make a wish."
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MONDAY [Completed]
FanfictionXiao Zhan akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Wang Yibo, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu orang untuk satu hari. Sampai Xiao Zhan bertemu Song Weilong, playboy lainnya yang berparas tampan. Song Weilong mengubah hidup...