34. Luo Yunxi

982 106 3
                                    

   Luo Yunxi menggoyang-goyangkan kakinya dengan gelisah di depan pintu rumah Xiao Zhan. Ia mengisap rokok terakhirnya. Setelah habis, ia melemparkan puntung itu ke tanah, menggigit bibir kuat-kuat sambil memanjatkan doa. Walaupun ia tahu, Tuhan tak akan mendengar doa pemuda sepertinya.

   "Leo?!" Xiao Zhan tiba-tiba membuka pintu. "Kok berdiri di sini? Kenapa nggak pencet bel?"

   "Oh, itu gue baru mau pencet bel. Eh, lo nongol." Jawabnya canggung, tapi matanya tak luput memperhatikan wajah Xiao Zhan yang masih terlihat pucat. Ia tahu Xiao Zhan masuk rumah sakit beberapa hari lalu dari Song Weilong, dan sejujurnya ia juga datang menjenguk. Tapi ia hanya berani sampai di depan pintu ruangan, terlalu takut menghadapi sahabatnya sendiri.

   Xiao Zhan mengajak Luo Yunxi masuk.

   "Xian.." panggil Luo Yunxi setelah menutup pintu di belakangnya. Ia tak mau melangkah terlalu jauh ke dalam karena.. ia merasa tak layak.

   Xiao Zhan berbalik. "Kenapa?"

   Tatapan mata Xiao Zhan menyusuri wajah Luo Yunxi lalu beralih ke tangannya. "Kok tangan lo gemetaran? Lo sakit?" Xiao Zhan meraih telapak tangan Luo Yunxi. Tangan Xiao Zhan terasa dingin. Tapi justru sentuhan dingin itu membakar jiwa Luo Yunxi, membuat kakinya lemas seketika hingga berlutut di depan Xiao Zhan.

   "Eh, lo ngapain?!" Tanya Xiao Zhan panik sambil membungkuk, berusaha menarik Luo Yunxi bangun.

   "Xian.. kasih Yibo buat gue, ya?" Suara Luo Yunxi terdengar bergetar, menyampaikan keraguan dan penyesalan.

   Xiao Zhan diam tak menjawab. Kini tangannya ikut gemetaran. Bibirnya terkatup rapat sambil menatap Luo Yunxi dalam-dalam. Xiao Zhan berdiri di sana, mencoba mencari pengampunan dari dalam hatinya sendiri.



.

.

.

To be continued.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang