Epilog

2.9K 118 23
                                    

   "Om, buruan!" Zheyu melesat turun dari mobil dan melambaikan tangannya dari jalan setapak masuk ke rumah. Dari jendela Song Weilong melihat Jin Taiheng dengan cepat turun dan berlari kecil ke arah Zheyu.

   "Nggak sabaran nih kamu." Protes Jin Taiheng yang ditemani senyum sayang. Ia meraih tangan keponakannya dan masuk ke rumah.

   Zhenyu masuk ke rumah dengan terburu-buru. "Kakek, Zheyu pulang!" Zheyu masuk ke pelukan Zhang Han dengan girang. "Nenek mana?"

   "Sudah pulang ke London. Tapi minggu depan katanya Nenek ke sini lagi main sama Zheyu."

   "Oke deh!" Jawab Zheyu riang lalu turun dari pelukan Zhang Han dan berlari ke halaman belakang.

   "Gimana tadi jalan-jalannya? Nggak rewel kan dia?" Song Weilong mengambil tas Zheyu dari tangan Jin Taiheng dan memberikannya kepada baby sitter. Kini perawakan Jin Taiheng sudah berbeda. Ia tinggi dan besar, dengan otot-otot halus yang terbentuk di tangan dan perut. Rambut hitamnya di sisir rapi dan ada bekas brewok yang sudah hampir dicukur membingkai rahangnya. Jin Taiheng sudah berhasil menjadi dokter ahli jiwa seperti cita-citanya.

   "Nggaklah. Zhe sama kayak Xian. Nggak pernah ngeribetin orang."
  
   "Terus persiapan nikah gimana?"
  
   "Masih lama nikahnya. Sekarang masih wacana saja. Guo juga belum sempat gue bawa ke Xian."

   "Xian pasti suka sama Guo." Kalimat Song Weilong seharusnya menjadi kalimat penghibur hati. Tapi justru kalimat itu membuat Jin Taiheng terlihat lesu.

   "Ya, mudah-mudahan dia suka sama Guo." Sahut Jin Taiheng.

   Song Weilong mengerti arti raut wajah Jin Taiheng itu. Ia merindukan kakaknya. Kakaknya yang suka marah-marah, ataupun kakaknya yang pendiam. Mungkin Jin Taiheng sedang menerka-nerka apa yang akan dilakukan kakaknya begitu melihat Tian Zhengguo, calon istrinya yang sudah menjadi pacarnya selama tiga tahun belakangan. Xiao Zhan akan bilang "jelek ah" atau "cari yang lain kek" atau mungkin juga "cantik". Dan pasti hal terakhir yang ia katakan "dijaga baik-baik, awas kamu ya aneh-aneh sama anak orang".

    Ya, ia mungkin akan mengatakan kalimat-kalimat itu. Mungkin juga ia akan marah-marah melihat keadaan Song Weilong sekarang. Song Weilong, playboy yang akhirnya memutuskan untuk tidak menikah. Song Weilong juga suka membayangkan apa yang akan dilakukan pemuda itu. Mungkin Xiao Zhan akan membawa seratus omega dan mengatur begitu banyak kencan buta untuk Song Weilong. Bahkan mungkin dia akan membuat pengumuman di media sosial. Atau mungkin Xiao Zhan akan menjodohkannya dengan Luo Yunxi, itupun kalau Luo Yunxi masih ada.

   Xiao Zhan pasti melakukan banyak hal.
  
   Sayangnya, satu-satunya omega yang ingin Song Weilong nikahi kini duduk diam di halaman belakang rumah lamanya, melihat payung- payung bening yang digantung terbalik berjajar. Di antara mereka terselip satu payung kuning. Setiap hari ia diam di sana, tak bicara, hanya memandangi payung-payung itu.

   Yang tersisa dan hidup darinya hanyalah Wang Zheyu, anak dari Xiao Zhan dan Wang Yibo. Ternyata saat itu, saat Luo Yunxi dan Wang Yibo meninggal, Xiao Zhan tengah hamil dua bulan. Xiao Zhan tak tahu, Wang Yibo dan Luo Yunxi pun juga tak tahu. Karena kalau mereka tahu, Song Weilong yakin bunuh diri itu tak akan terjadi. Mungkin keadaannya tidak akan seperti sekarang.

   Namun bagaimanapun Song Weilong menyesalinya, ia mencoba mengerti jalan pikir Luo Yunxi dan Wang Yibo. Mereka hanya ingin semua ini berakhir bahagia, ingin meruntuhkan tembok dendam Wu Yifan dengan kasih yang coba mereka perkenalkan. Karena tembok itu terlalu tebal, maka kasih yang mereka tawarkan pun tak boleh terlalu cetek dan tipis.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang