29. Xiao Zhan

1.1K 122 2
                                    

   Xiao Zhan menatap kopernya yang kini berdiri tegak di depan pintu rumah namun gagangnya masih kokoh di dalam genggaman Song Weilong, seakan pria itu tak ingin melepasnya. Sepanjang perjalanan pulang dari Beijing, tak sedetik pun Song Weilong membiarkannya lupa akan status baru yang kini melekat di dirinya.

   Pacar Song Weilong.

   Song Weilong tak melakukan hal-hal berlebihan seperti tidur di kamarnya, menciuminya di depan umum, atau memeluknya setiap saat. Laki-laki itu hanya selalu menggandeng tangan Xiao Zhan, membayar makanannya, atau membayar belanjaannya. Tapi hal itu sudah cukup membuat Xiao Zhan mengerti bagaimana rasanya mempunyai seorang pacar, bagaimana rasanya dicintai.

   Song Weilong memasukkan tangan ke saku jeans hitamnya. Ia tersenyum tipis sebelum berkata, "Aku harus masuk atau.."

   "Kapan-kapan saja, ya?" Tanya Xiao Zhan hati-hati. "Kayaknya ada Yibo di dalam. Nanti kalian berdua drama lagi kalau ketemu."

   "Heh! Ngeledek, ya?" Song Weilong mencubit pinggang Xiao Zhan, namun pemuda itu menghindar dengan cepat sambil tertawa.

   "Ya lagian, kamu sendiri yang waktu itu bilang, kata kamu persahabatan cewek-cewek yang kayak drama. Sekarang coba deh, kalian berdua harusnya ngaca, siapa yang lebih drama. Cewek saja kalah sama kalian."

   Song Weilong garuk-garuk kepala sambil menghembuskan napas. "Keadaannya kompleks."

   "Nggak kompleks. Kalian saja yang bikin ribet." Timpal Xiao Zhan.

   "Oke, ganti topik."

   Xiao Zhan berdecak. Lalu wajahnya mulai berubah serius. "Dasar. Jadi, aku kasih tahu Yibo soal kita atau bagaimana?"

   "Terserah kamu. Tapi aku akan merasa sangat dihargai kalau kamu kasih tahu soal kita ke dia." Song Weilong mencium pipi Xiao Zhan sejenak. "Kamu nggak tahu bagaimana aku nahan diri buat tarik koper kamu ini lagi sekarang ke bagasi mobil terus aku bawa kamu pulang ke rumahku. Hati-hati sama dia, telepon aku kalau ada apa-apa. Good night, Xian." Song Weilong beranjak meninggalkan Xiao Zhan, masuk ke mobilnya, lalu berkendara menjauh.

   Setelah yakin mobil Song Weilong sudah hilang dari pandangan. Xiao Zhan merogoh ponselnya dan menekan nomor Luo Yunxi. Ia ingin menceritakan soal Song Weilong sekaligus meminta saran untuk menghadapi Wang Yibo karena biasanya Luo Yunxi bisa berpikir lebih rasional daripada dirinya. Tapi sahabatnya itu tak kunjung menjawab telepon.

   "Ngapain kamu di situ?" Wang Yibo tiba-tiba membuka pintu dari dalam, membuat Xiao Zhan terkejut hingga ponselnya jatuh kelantai.

   "Apa sih?! Ngeliat saya kayak ngeliat hantu. Ambil itu handphone-nya!" Tukas Wang Yibo ketus. Ia lalu masuk lebih dulu. "Bagaimana hasilnya?" Ia duduk di meja makan dengan laptop kerjanya sementara Xiao Zhan menggeret kopernya masuk sambil sibuk memperhatikan sisi-sisi ponselnya yang jatuh, memeriksa apakah ada yang rusak.

   "World Line setuju sama proposal kita. Mereka nggak minta perubahan apa pun. Sekarang bagian General Affair kita dan World Line lagi urus surat perizinan di Beijing buat pembangunan mal baru kita. Perkiraannya selesai dalam satu bulan. Jadi aku akan balik ke Beijing lagi nanti." Jelas Xiao Zhan.

   "Rincian dana yang kita ajukan ada yang kamu ubah sebelumnya?"

   "Nggak ada, kan aku sudah bilang tadi nggak ada yang diubah. Sesuai dengan mau kamu. Owen bantuin aku rapiin waktu itu." Jawab Xiao Zhan.

   Sekilas Xiao Zhan bisa melihat pergerakan aneh dalam tatapan mata Wang Yibo saat nama Song Weilong disebut.

  "Dia datang juga?" Tanya Wang Yibo acuh.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang