Wang Yibo berusaha keras mengenyahkan isi pesan Song Weilong tadi dari kepalanya. Setelah seminggu kurang tidur mengurusi proyek di Jepang, Wang Yibo butuh istirahat yang layak. Namun saat ia sampai di rumah dan mendapati seluruh ruangan gelap, kakinya melangkah juga ke kamar Xiao Zhan pada akhirnya.
Ketika ia membuka pintu kamar pemuda itu, tubuhnya bergeming selama beberapa detik, mencoba mencerna apa yang dilihatnya; botol-botol minuman keras kosong tergeletak di lantai, ditambah bau asap rokok yang menyengat begitu kuat. Ia buru-buru masuk mencari Xiao Zhan dan menemukan pemuda itu di samping tempat tidur. Tubuhnya terbaring lemas, tangan kirinya memegang botol minuman keras yang isinya sudah tumpah ke lantai, sedangkan tangan kanannya memegang rokok menyala yang sudah setengah terisap, matanya bengkak, rambutnya acak-acakan dengan wajah memerah. Xiao Zhan menatap kosong ke langit-langit sambil meniupkan asap rokok ke atas, di sampingnya tercecer puluhan puntung.
Xiao Zhan lalu menoleh pada Wang Yibo, tatapannya kosong.
"Sudah pulang, Yibo?" Tanyanya sambil tersenyum, membuat Wang Yibo bergidik ngeri.
Itulah kali kedua Wang Yibo melihat Xiao Zhan seperti melihat orang asing. Di hadapannya saat ini tak ada Xiao Zhan yang tergila-gila padanya, atau Xiao Zhan yang penurut, atau Xiao Zhan yang memohon-mohon supaya bisa diajak nonton dan makan malam. Xiao Zhan yang seperti itu, kalau Wang Yibo ingat-ingat lagi, sudah hilang sejak ia menjemput pemuda itu di rumahnya yang lama tempo hari. Xiao Zhan kini jadi mengerikan dan menyedihkan. Ia seperti mayat hidup.
"Aku nggak bisa mabuk. Bagaimana ini, Yibo?" Tanya Xiao Zhan. Wang Yibo diam, menatap pemuda itu lekat-lekat. Xiao Zhan pun tak melepaskan matanya dari wajah Wang Yibo. Tapi tatapan itu terus-menerus kosong. Beberapa saat kemudian barulah Wang Yibo tersadar. Seketika itu juga ia panik. Ia ketakutan.
Wang Yibo menghampiri tubuh Xiao Zhan dan merengkuhnya. "TANTE ZIYI!" teriaknya.
Wang Yibo mengambil botol dari tangan kiri Xiao Zhan dan menjauhkannya. Ia lalu merampas rokok dari tangan Xiao Zhan yang lain dan mematikan di lantai yang tak terkena tumpahan minuman keras. Tiba-tiba saja ia merasa begitu marah. Tapi masih tidak jelas, apakah ia marah pada dirinya sendiri, atau marah pada Xiao Zhan, atau marah pada Meng Ziyi. Tiba-tiba ia merasa frustasi.
Wang Yibo mengangkat tubuh Xiao Zhan dengan kedua tangannya lalu membaringkan pemuda itu di atas tempat tidur. "TANTE ZIYI!" teriaknya sekali lagi. "Kamu mau mati?!" Serunya pada Xiao Zhan.
"Iya. Tapi aku nggak mati-mati juga dari tadi. Bantu aku, Yibo." Mohon Xiao Zhan.
Amarah Wang Yibo meledak saat itu juga. Ia menampar wajah Xiao Zhan dengan keras. "Omong apa kamu?!" Serunya. "Mau narik perhatian lagi? Iya? Cowok gila!" Bentaknya. Tapi di relung hati Wang Yibo, ia tahu pertanyaan dan makiannya barusan hanyalah omong kosong. Ia tahu ada yang salah dengan Xiao Zhan.
Xiao Zhan tertawa sinis. Tamparan Wang Yibo mulai meninggalkan semburat merah di pipi pemuda itu. Xiao Zhan lalu melirik Wang Yibo. Matanya tampak bagai kaca rapuh. "Makanya, bantu aku mati biar kamu nggak ngerasa terganggu lagi."
"Cukup, Xian!" Wang Yibo menamparnya sekali lagi. Dua kali saja sudah cukup membuat Wang Yibo ingin mati. Tangannya seperti terbakar api neraka. Hati Wang Yibo—yang ia kira tak akan pernah terluka lagi—tiba-tiba saja merasakan nyeri luar biasa. Ia menarik tubuh Xiao Zhan dari atas tempat tidur dengan kasar.
Xiao Zhan tidak melawan, ia membiarkan Wang Yibo menyeretnya ke kamar mandi. Wang Yibo lalu menyalakan keran bathtub dan mendorong tubuh pemuda itu ke bawah air. Sekali lagi, Xiao Zhan tidak melawan dan justru makin ke dalam, membaringkan tubuhnya di sana. Xiao Zhan tampak menunggu air semakin meninggi supaya ia bisa menenggelamkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MONDAY [Completed]
FanfictionXiao Zhan akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Wang Yibo, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu orang untuk satu hari. Sampai Xiao Zhan bertemu Song Weilong, playboy lainnya yang berparas tampan. Song Weilong mengubah hidup...