43. Wu Yifan

750 83 4
                                    

   Wu Yifan ingin melemparkan lagi ponsel barunya setelah mengakhiri telepon dari Wang Yibo. Tapi ia mengurungkan niat dan memilih mengatur napas serta emosinya. Ia mengambil tabung kecil berisi kapsul obatnya dan menenggak sebuah dengan cepat. Baru setelah itu ia menatap Xu Kai yang sedari tadi hanya bergeming ditempatnya.
  
   "Siapkan mobil, saya mau menemui Yibo. Dan data yang tadi saya minta, tidak usah dicari lagi."

☂️


   "Mau Anda apa?" Tanpa menyapa terlebih dahulu, Wang Yibo tiba, duduk di hadapan Wu Yifan, dan mulai menginterogasinya.

   "Kamu tidak sopan." Ujar Wu Yifan tenang sambil menyalakan sebatang rokok. "Rokok?" Ia menyodorkan kotak rokoknya. Tapi Wang Yibo tak menggubris tawaran itu sama sekali. "Santai saja, Wang Yibo.." ejek Wu Yifan.

   "Saya sengaja pilih tempat ramai supaya ada yang mencegah saya membunuh Anda, tahu? Jadi cepat katakan apa mau Anda."

   Wu Yifan tertawa keras ketika mendengar ancaman itu. "Cuma satu. Nikahi Leo, lalu kasih Panah Nusantara padanya. Dengan begitu, ia bisa berikan perusahaan itu padaku." Jawab Wu Yifan langsung pada poinnya.

   "Kenapa harus menikahi Leo? Saya bisa berikan perusahaan itu langsung pada Anda kalau Anda mau." Timpal Wang Yibo tak sabaran.

   Wu Yifan terbahak, menertawakan kebodohan Wang Yibo yang rela memberikan perusahaan sebesar Panah Nusantara hanya karena cintanya pada Xiao Zhan.

   "Bisa juga sebenarnya. Tapi permainan seperti itu tidak seru, ya kan?" Goda Wu Yifan. "Saya mau lihat Xiao Zhan menderita ditinggal kamu."

   "Kenapa harus begitu?" Wu Yifan bisa melihat Wang Yibo mengepalkan tangannya. "Anda membenci Om Canlie, dan Anda sudah berhasil membunuhnya. Tidak puas dengan itu? Harus membunuh Xiao Zhan juga?"

   Wu Yifan tidak terkejut sedikit pun. Ia tahu Wang Yibo sudah pasti tahu soal ini. "Canlie tidak cukup. Semuanya harus merasakan apa yang saya rasakan dulu."

   Wang Yibo tak menjawab lagi dan menatapnya lama.

   "Jangan menatap saya seperti itu, Yibo." Ejek Wu Yifan dengan nada sinis. "Apa susahnya pacaran dengan Leo? Setidaknya dia cantik. Atau kamu masih mau mempertahankan cinta bodohmu itu?" Wu Yifan tersenyum tipis. "Nikahi Leo, berikan Panah Nusantara pada saya, lalu Xiao Zhan akan hidup. Bagaimana?"

   "Tenang saja." Wu Yifan tak membiarkan Wang Yibo sempat menanggapi. "Bagaimana pun Leo adalah anak saya. Saya masih bisa pastikan kamu bekerja di kantor. Sebagai bawahan saya tentunya. Gajimu juga akan saya buat lumayan, walaupun nggak akan sebesar sekarang, tentunya. Bukan penawaran yang buruk, kan?"

   Wang Yibo mendengus putus asa. "Anda sakit!"

   Emosi Wu Yifan tersulut saat mendengar satu kalimat pendek itu, tapi ia menyembunyikannya dengan sempurna di balik senyumnya. Dengan tenang, tanpa sempat Wang Yibo cegah sebelumnya, Wu Yifan sudah menjulurkan tangan dan meraih sesuatu dari saku jas lawan bicaranya.

   Sebuah recorder.

   Wang Yibo menegang dengan ketakutan yang gagal disembunyikan.

   "Kamu bisa memasukkan saya ke penjara dengan ini. Tapi itu nggak akan menghentikan saya. Jadi, turuti, atau dia mati."

   Wu Yifan beranjak sambil membawa perekam suara itu di tangannya, meninggalkan Wang Yibo yang duduk mematung di tempatnya. Ia menuju mobil dan pergi dengan bahagia.


.

.

.

To be continued.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang