Song Weilong langsung meraih tubuh Wang Yibo yang tumbang ketika sahabatnya itu melangkah keluar dari rumah. Ia membopong tubuh Wang Yibo ke bangku taman. Wang Yibo bernapas tak teratur. Matanya menatap sayu ke bawah. Ada air mata yang mengalir dari mata cokelatnya.
Tangannya gemetar dan Song Weilong bisa merasakan ketakutan yang menyelimutinya. Song Weilong coba membaca isi kepala Wang Yibo, seperti yang biasa mereka lakukan dulu. Tapi Wang Yibo seakan telah menutup pikirannya. Kini ia tak lagi tertembus oleh benang merah persahabatan mereka. Wang Yibo telah memutuskan untuk melawan semuanya sendirian. Demi mereka yang lain.
Song Weilong menyimpan kemarahannya dalam hati. Wang Yibo memang sudah dilahirkan sendirian. Hanya dengan seorang ibu, tanpa ayah yang pernah di kenal atau ditemuinya. Lalu ibunya meninggalkan ia sendirian. Jingyi meninggalkannya sendirian dan memilih Song Weilong. Song Weilong pun pernah secara tak langsung meninggalkannya sendirian larut dalam kesalahpahaman.
Dan kini Wang Yibo sedang memaksa orang-orang untuk meninggalkannya lagi. Ia telah mengasingkan dirinya sendiri.
Setelah setengah jam mereka duduk berdua di sana dalam diam, Wang Yibo tiba-tiba berdiri dan beranjak pergi.
"Mau ke mana?" Song Weilong langsung bangkit dan menahannya.
"Pulang, bego." Candanya. Seperti yang dulu-dulu. Seakan mereka tidak pernah bermusuhan sebelumnya.
"Titip," lanjutnya sambil melirikkan mata ke dalam. Dan Song Weilong tahu itu adalah ungkapan selamat tinggal. Wang Yibo selalu memilih cara-cara menyebalkan. Yang tidak manis. Ia memilih cara-cara dingin, membuat dirinya tegar dengan caranya sendiri. Meninggalkan begitu sedikit kesan. Supaya orang-orang tak menahannya pergi.
Wang Yibo masuk ke mobil. Song Weilong segera mengumpulkan kesadarannya dan mengejar sahabatnya itu sebelum ia sempat menutup pintu. Song Weilong mencari kata-kata apa yang pas. Berusaha mengingat kata-kata apa yang biasanya diucapkan di novel-novel romantis ketika situasi seperti ini terjadi.
Lama ia berpikir, lalu akhirnya menyerah. Ia tahu ia tidak akan pernah menemukan kalimat manis itu, karena persahabatan mereka bukanlah sebuah novel romantis. Persahabatan mereka bukanlah sebuah drama. Persahabatan mereka adalah kenyataan. Yang manis dan pahit.
Jadi Song Weilong memutuskan untuk hanya meletakkan tangannya di bahu Wang Yibo. Mencoba memberikan kekuatan dan menyerap sedikit rasa takutnya.
"Kapan-kapan kita harus main PS bareng lagi, Bo. Oke?" Ujar Song Weilong.
Kalimat itulah yang Song Weilong ucapkan untuk menggantikan semua kata yang ingin ia katakan. Wang Yibo tertawa tipis dan meletakkan tangannya di atas tangan Song Weilong yang masih ada di atas bahunya.
"Oke." Jawabnya.
Lalu Wang Yibo menjauhkan sedikit bahunya supaya tangan Song Weilong juga ikut melepas dirinya. Ia memasang sabuk pengaman dan menutup pintu lalu mulai melajukan mobil. Tanpa ucapan selamat tinggal. Lima meter, sepuluh meter, Song Weilong masih menunggunya mengucapkan selamat tinggal.
Hingga akhirnya, kaca mobilnya terbuka. Mobilnya terus melaju menjauh, tapi tangan kanan Wang Yibo muncul dari dalam. Ia melambai. Mengucapkan selamat tinggal sederhana.
Song Weilong tahu, mereka takkan pernah lagi bisa main Play Station sama-sama.
.
.
.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MONDAY [Completed]
FanfictionXiao Zhan akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Wang Yibo, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu orang untuk satu hari. Sampai Xiao Zhan bertemu Song Weilong, playboy lainnya yang berparas tampan. Song Weilong mengubah hidup...