FOREVER MONDAY [Completed]

15. Song Weilong

   Song Weilong menyesal membiarkan Wang Yibo membawa Xiao Zhan tadi. Jin Taiheng juga membuat keadaan hati Song Weilong makin keruh dengan bungkam seribu bahasanya. Setelah Wang Yibo membawa Xiao Zhan, Jin Taiheng langsung pergi dengan mobilnya tanpa mengucapkan apa pun padanya atau Luo Yunxi. Song Weilong punya firasat Jin Taiheng tidak pulang ke rumah melainkan melarikan diri ke tempat lain. Mata anak itu terlihat sangat ketakutan. Ia menatap kakaknya seperti menatap monster yang perlu dikasihani.

   "Hoi!" Song Weilong tersentak ketika Luo Yunxi berteriak dari samping. "Kalau mau melamun, gue aja deh mending yang bawa mobilnya."

   Walaupun dengan nada tinggi, tapi permintaan Luo Yunxi terdengar tulus. Tanpa protes, Song Weilong menurut dan segera meninggalkan mobil.

   "Mikirin Xiao Zhan?" Luo Yunxi sudah duduk di belakang kemudi dan melaju dengan stabil.

   "Lo pernah lihat dia kayak gitu sebelumnya?" tanya Song Weilong sambil terus berspekulasi.

   "Belum," mata Luo Yunxi mungkin terfokus ke depan, tapi garis-garis kerutan yang terbentuk halus di keningnya memberitahu Song Weilong bahwa pemuda itu pun sedang berpikir keras sama sepertinya.

   Song Weilong kembali tenggelam dalam pikirannya. Xiao Zhan jelas baik-baik saja saat datang tadi. Ia bahkan masih bisa mengingat kilasan senyum pemuda omega itu.

   "Ngelamun lagi," Luo Yunxi lagi-lagi menyeret Song Weilong ke dunia nyata.

   "Gue cuma takut, kayaknya Yibo nggak akan ngurusin Xian."

   "Itu sih sudah jelas," jawaban Luo Yunxi membuat Song Weilong semakin frustasi, namun pemuda disebelahnya itu buru-buru menambahkan. "Tapi, Yibo bakal pastiin ada orang-orang yang urus Xian. Jadi kita nggak perlu kuatir."

   "Hubungan mereka sebenarnya kayak apa sih?"

   "Dulu waktu ayahnya Xian meninggal, dia kasih hak asuh Xian dan Heng pada Yibo. Mungkin Yibo pernah berutang budi pada keluarga itu atau semacamnya. Gue juga nggak tahu. Sejak saat itu kakak-beradik itu pindah ke rumah Yibo."

   "Kalau itu gue tahu," potong Song Weilong. "Maksud gue, hubungan mereka bertiga sebenarnya seperti apa? Bukan hubungan yang kelihatan mata atau yang sering dibicarakan sama rekan-rekan bisnis atau pacar-pacarnya Yibo. Tapi hubungan mereka di dalam rumah, yang lo tahu."

   Luo Yunxi meneruskan. "Yibo benci mereka berdua. Ini yang lo nggak tahu. Di depan media dan orang-orang, seperti yang lo bilang tadi, nggak kelihatan. Memang kita nggak pernah lihat mereka bermanis-manis selayaknya keluarga. Tapi setidaknya mereka nggak pernah terlihat bertengkar atau saling tak mengacuhkan. Kalau sudah di rumah, barulah Yibo memperlihatkan kebenciannya pada anak-anak itu. Tapi walaupun begitu, bukan berarti Yibo main-main soal jagain mereka, kan? Well, let's say you knew it. Tapi Ada juga yang lo dan bahkan Xian sendiri pun nggak tahu, seperti contohnya pengamanan ekstra, baik di rumah maupun di luar. Lo pasti nggak tahu kalau ada orang-orang yang ngawasin kalian kalau lo pergi sama Xian. Dari mana gue tahu? Karena gue sudah lama hidup dengan apa itu yang namanya mata-mata pengawas. Bokap gue selalu taruh mereka di tiap peredaran gue. Jadi nggak sulit buat gue untuk tahu ciri-ciri pengawas pribadi seperti yang ditugaskan Yibo untuk Xian dan Heng. Gue sendiri juga heran sih sebenarnya, Yibo benci mereka tapi Yibo jagain mereka kayak jagain nyawanya sendiri. Jadi karena itu gue yakin, sekarang ada dokter dan suster yang siaga 24 jam di rumah mereka."

   Otak Song Weilong berpikir makin keras mendengarkan penjelasan panjang lebar Luo Yunxi. Wang Yibo yang dideskripsikan Luo Yunxi bukanlah Wang Yibo yang ia kenal. Wang Yibo tidak akan menjaga siapa pun kecuali dirinya sendiri. Utang budi juga tidak akan sanggup membuatnya jadi seperti itu. Kecuali, orang itu adalah orang yang sungguh-sungguh ia sayangi. Dan setahu Song Weilong, orang terakhir yang disayangi Wang Yibo adalah ibunya dan...

   Ju Jingyi.

.

.

.

To be continued.