Luo Yunxi terserang panik saat melihat Wang Yibo di ambang pintu apartemennya, tapi pria itu langsung pingsan waktu baru selangkah masuk dengan susah payah. Luo Yunxi menyeret tubuhnya yang jangkung ke sofa. Wajah Yibo pucat, keringat mengucur dingin membasahi dahinya, tangannya dingin, tubuhnya menggigil. Dan ia terus seperti itu sampai malam tiba.
"Jadi coba cerita kenapa lo bisa kayak gini?" tanyanya setelah beberapa jam kemudian Wang Yibo bangun. Kini pria itu duduk di sampingnya dengan tenang.
"Tadi gue usir Xian sama Taiheng dari rumah."
"Hah?" Luo Yunxi langsung tercekat. "Kenapa?"
Bukannya menjawab, Wang Yibo hanya tersenyum. Pria itu lalu menoleh, mengubah posisi duduknya menghadap ke Luo Yunxi. Ia lalu mengangkat tangannya. Sebelum Luo Yunxi sempat menghindar, tangan Wang Yibo sudah terlanjur menelusuri dahinya, turun ke alis matanya, lalu ke hidungnya. Luo Yunxi yang tak siapa akan sentuhan tiba-tiba itu hanya bisa duduk mematung."Pantas saja wajah kamu mengingatkan aku sama seseorang." Gumam Wang Yibo dengan suaranya yang serak sambil masih memasang senyum yang terasa ganjal bagi Luo Yunxi.
Luo Yunxi menarik wajahnya menjauh. "Apaan sih! Lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo usir Xian sama Heng?"
"Kamu mirip sama Ayah."
Luo Yunxi tertegun saat mendengar satu kata yang begitu jarang didengernya itu. "Ayah? Kayak lo tahu saja siapa Ayah gue. Jangan ngelantur deh, jawab dulu pertanyaan gue tadi."
"Xi Luhan. Itu, nama ibu kita."
Xi Luhan. Itu, nama ibu kita. Xi Luhan. Itu, nama ibu kita..
Luo Yunxi bergeming ditempatnya sementara kalimat pendek yang terlontar dari Wang Yibo sudah jutaan kali terulang dengan kecepatan luar biasa di kepalanya. "Ibu.. kita?" Tanyanya takut-takut. Tubuhnya mulai bergetar. Kengerian mulai menyelimutinya.
"Iya, ibu kita, Leo. Ayah kakak, dan Ayah kamu." Jawab Wang Yibo tenang.
☂️
"Kakak.." gumam Luo Yunxi begitu Wang Yibo menyelesaikan ceritanya.
Tanpa mempedulikan fakta bahwa ibunya adalah pelacur, atau bahwa ayah dan ibunya menikah tanpa cinta, atau bahwa ibunya—yang dulu sering dikiranya telah kabur dan menikah dengan pria lain karena sifat ayahnya yang buruk—ternyata bunuh diri dengan cara mengenaskan seperti itu. Luo Yunxi memeluk kakaknya erat-erat, untuk pertama kalinya. Fakta-fakta buruk itu tidak bisa menandingi kehangatan di hatinya saat ia mengetahui bahwa ia masih mempunyai keluarga. Keluarga, yang mungkin, akan menyayanginya.
Wang Yibo menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut sementara Luo Yunxi tak bisa berhenti menyebut "kakak". Luo Yunxi tidak pernah merasakan kebahagiaan melebihi detik-detik ini. Dulu buatnya, mempunyai keluarga yang menyayanginya hanyalah sebuah mimpi yang terlalu tinggi untuk diraih. Tapi kini seorang pria tampan duduk di hadapannya, mengatakan bahwa ia adalah kakaknya. Ia menawarkan tubuhnya untuk dipeluk, bahunya untuk dijadikan tempat sandaran menangis. Dan pada saat itu, asal-usul ataupun masa lalu yang menyedihkan tak lagi penting untuk Luo Yunxi.
"Jadi, kita sekarang harus bagaimana, Kak?" Tanya Luo Yunxi.
"Kita nikah.".
Wang Yibo menjawab dengan penuh ketenangan. Tatapannya teduh, meski tak mampu menutupi ketakutannya. Wang Yibo seakan telah berhasil menyusupi koneksi batin yang seharusnya mereka miliki lalu menyampaikan isi kepalanya. Dalam sekejap Luo Yunxi bisa mengetahui jalan pikiran Wang Yibo. Bahwa ini bukan menikah seperti yang seharusnya. Ini hanyalah satu dari berbagai rencana yang sudah kakaknya siapkan dalam semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MONDAY [Completed]
FanfictionXiao Zhan akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Wang Yibo, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu orang untuk satu hari. Sampai Xiao Zhan bertemu Song Weilong, playboy lainnya yang berparas tampan. Song Weilong mengubah hidup...