TING TONG!
Jin Shuozhen mengucek matanya sebelum melihat ke jam di dinding. Jam setengah lima. Ia mengeryitkan dahi, mengutuk siapa pun itu yang datang pada pagi buta seperti ini. Ia turun dari kasur dan mengambil jaket dengan malas di belakang pintu lalu buru-buru ke pintu depan.
"Xian?!" Pekiknya saat mendapati laki-laki muda itu berdiri di ambang pintu dengan mata sayu, bersanding dengan kopernya.
"Kamu nga..." Sebelum ia sempat menyelesaikan pertanyaannya, pemuda didepannya sudah tumbang, jatuh pingsan ke arahnya. Cepat-cepat ia menangkap tubuh Xiao Zhan dan menggendongnya masuk ke kamar. Seribu spekulasi berputar di kepalanya sementara jarinya dengan cepat menekan nomor Wang Yibo di ponsel.
"Kamu apakan Xian lagi?!" Serunya tanpa basa-basi, sudah yakin bahwa penyebab Xiao Zhan seperti ini adalah pria itu. Tapi suara di seberang sama terkejutnya dengannya, merobohkan hampir semua prasangkanya. "Om juga nggak tahu. Kamu ke sini sekarang. Nanti Om telepon orang rumah dan Owen sekalian supaya mereka juga ke sini... Oke, Om tunggu."
Setengah jam kemudian Wang Yibo sudah sampai di sana dengan suara mesin mobil yang menderu dan bantingan pintu yang terdengar terburu-buru. Keadaannya berantakan, semakin mematahkan sisa-sisa prasangka Jin Shuozhen yang masih dipeliharanya sejak tadi.
"Mana dia, Om?"
"Di kamar." Wang Yibo langsung berlalu diikuti Jin Shuozhen di belakangnya. "Ada apa, sih?" Tanyanya pada Wang Yibo ketika mereka berdua sampai di ambang pintu kamar.
"Nggak ada apa-apa, Om." Tekan Wang Yibo penuh permohonan, seakan ia tahu tidak ada orang yang akan percaya padanya. Ia duduk di samping Xiao Zhan, meraih tangan omega itu dengan sungguh-sungguh, seakan bisa mendapat jawaban di sana. "Seminggu ini aku liburan sama dia di rumahnya yang lama. Semuanya baik-baik saja. Taiheng sekarang tinggal dirumah, aku sama Owen sudah adem juga. Nggak ada yang salah, Om. Seminggu ini sempurna, kecuali waktu tadi pagi aku bangun dan dia nggak ada di sebelahku."
"Kalian ke rumahnya yang lama? Dia nggak kambuh lagi?"
"Nggak, Om. Sudah aku bilang seminggu ini nggak ada yang salah. Kami nggak pernah lebih damai dibandingkan tujuh hari kemarin."Jin Shuozhen menghembuskan nafas frustasi. "Berarti cuma Xian yang tahu jawabannya. Sekarang kita tunggu dia bangun saja dulu."
Bersamaan dengan kalimat itu bel pintu depan berbunyi lagi. Jin Shuozhen segera beranjak ke sana, mendapati Song Weilong, Jin Taiheng dan Meng Ziyi berdiri dengan wajah pucat dan cemas."Asshole!!"
Jin Shuozhen buru-buru menahan Song Weilong saat itu yang tanpa ba-bi-bu, langsung menyerang Wang Yibo begitu masuk ke kamar, berniat menjatuhkan pukulan tangannya pada wajah pria itu.
"Gue nggak tahu, Wen." Ujar Wang Yibo putus asa.
"Xian?" suara Meng Ziyi membubarkan kedua pria itu. Mereka buru-buru berbalik, menghampiri Xiao Zhan dengan cemas.
"Kamu kenapa?" Tanya Wang Yibo cemas. "Mana yang sakit? Saya ada salah?"
Xiao Zhan menatap ke langit-langit, perlahan menatap satu persatu penghuni ruangan, hingga tatapannya tertumbuk pada mata Wang Yibo dan bertahan disana untuk waktu lama. Ada beberapa detik yang mempersilahkan keheningan menyergap ruangan itu. Hingga pada akhirnya kalimat mengalir lirih dari bibir Xiao Zhan. "Kita putus saja... Yibo."
Suara Xiao Zhan yang lemah itu punya kekuatan luar biasa yang membekukan seisi ruangan. Untuk sesaat mereka terdiam, menatap Xiao Zhan tak percaya. Pemuda itu, yang selama ini mengorbankan segalanya, bersakit-sakit dengan hatinya, mengemis-ngemis seperti gelandang demi cinta Wang Yibo, bagaimana mungkin sekarang ia bisa mengucapkan kalimat itu dengan begitu mudah?
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MONDAY [Completed]
FanfictionXiao Zhan akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Wang Yibo, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu orang untuk satu hari. Sampai Xiao Zhan bertemu Song Weilong, playboy lainnya yang berparas tampan. Song Weilong mengubah hidup...