49. Song Weilong

733 78 0
                                    

   Song Weilong sudah berdiri sejam lamanya di ambang pintu kamar itu, memandangi Xiao Zhan yang duduk diam di atas kasur, dengan kaki yang menggantung di udara, matanya menatap lurus ke dinding putih di depannya, satu-satunya sisi dinding yang tak terlukis di kamar itu.

   Song Weilong lalu merasakan tepukan di bahunya. Dari sang ayah yang sudah seminggu ini menginap di rumahnya. "Tadinya kamu mau lukis apa disana?"
  
   "Muka dia," gumam Song Weilong.
  
   "Dia tahu kamar itu kamu buat khusus buat dia?" Zhang Han ikut menatap ke arah Xiao Zhan.

   "Nggak."
  
   "Dia tahu kamu sayang dia?"
  
   "Tahu. Dia sayang aku juga. Tapi dia lebih sayang Yibo."
  
   "Lukislah. Selama dia masih lihat, dia harus lihat."
  
   "Begitu, ya?" tanya Song Weilong skeptis. "Sudah seminggu ini dia diam terus seperti itu. Kalau aku menganggu dinding putihnya, apa keadaannya tidak akan bertambah buruk?"

   Zhang Han sekali lagi menepuk bahu Song Weilong. "Lakukan saja dulu."

   Walau masih ada keraguan di hatinya, tapi akhirnya Song Weilong pergi juga dari ambang pintu itu. Tak berapa lama kemudian ia kembali dengan sekaleng cat hitam dan beberapa kuas di tangannya. Ia masuk, lalu mulai melukis dalam diam.

   "Aku sayang kamu, Xian." Setelah selesai melukis wajah pemuda yang dicintainya, Song Weilong lalu duduk di samping Xiao Zhan, menatap lukisan yang seakan tersenyum padanya. Kedua pasang kaki mereka menggantung di udara. Sama seperti kalimat sederhana yang barusan Song Weilong katakan, menggantung di udara, tak pernah sampai pada hati Xiao Zhan.
  
    Xiao Zhan diam. Tapi Song Weilong menoleh dan mendapati omega itu tersenyum, hal yang sudah tak dilakukannya selama seminggu ini. Kepala pemuda itu perlahan bergerak bersandar pada bahu Song Weilong.

.

.

.

To be continued.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang