45. Meng Ziyi

792 84 4
                                    

   Perjalanan napak tilas Meng Ziyi terjadi begitu saja saat melihat Jin Taiheng dan Song Weilong keluar dari kamar mereka dengan panik dan segera meraih Wang Yibo yang masih terus berujar tanpa henti di sela-sela tangisnya dan Xiao Zhan yang hanya diam dengan tatapan kosong ke depan. Mereka berempat lalu berkumpul di ruang tengah, seakan menunggu seseorang datang untuk menyelamatkan keadaan.

   Orang itu mungkin Meng Ziyi.

   Tapi Meng Ziyi tidak datang untuk menyelamatkan. Ia justru datang untuk membunuh anak-anak itu. Membunuh dengan rahasia yang selama ini disimpannya rapat-rapat.

   Dengan langkah gemetar ia menghampiri keempat anak itu. Kakinya terasa begitu berat untuk melangkah, seakan roh Bian Buoxian dan Piao Canlie menarik-nariknya untuk mengundurkan diri. Tapi Meng Zigi sudah tak tahan lagi. Ia tak mau membawa mati semua cerita tentang mereka. Termasuk tentang dirinya.

   Meng Ziyi berlutut di depan Wang Yibo dan Xiao Zhan. Ia menggenggam tangan kedua anak itu. Tangan-tangan yang membawanya pulang ke kedua sahabatnya yang begitu ia rindukan. Di tangan mereka, Meng Ziyi bisa merasakan hangatnya persahabatan yang dulu pernah ia rengkuh bersama Xi Luhan dan Bian Buoxian.

   Kini Meng Ziyi bisa melihat dua sahabatnya itu duduk di sebelahnya, terkurung dalam bayang-bayang putih, memperlihatkan raut-raut wajah penyesalan yang memohon iba.

   "Tante... Kenal ibu kalian..." Kalimat itulah yang mengawali guliran cerita dari mulut Meng Ziyi.

   Bukan hanya kenal. Bian Buoxian dan Xi Luhan adalah lembaran indah pertama di buku kehidupan Meng Ziyi. Mereka berdua adalah cinta pertama Meng Ziyi, dua sosok yang disebutnya sebagai sahabat. Titel itu tidak pernah Meng Ziyi berikan pada orang lain. Bahkan hingga kini.

   Meng Ziyi ingat bagaimana mereka tumbuh bersama. Sekolah, jatuh cinta, menjadi remaja, menjadi dewasa. Semua mereka lakukan sama-sama, termasuk berusaha mati-matian masuk ke universitas, dan melakukan segalanya untuk mengubah hidup. Dan Meng Ziyi juga ingat betul ketika mereka saling bertaut tangan, mengucapkan janji akan menjaga persahabatan itu sampai mati.

   Meng Ziyi kira janji itu akan ditepati.

   Tapi ternyata tidak. Meng Ziyi sudah tahu janji itu akan dilanggar begitu ia melihat kemunculan Piao Canlie dalam hidup mereka. Piao Canlie jatuh cinta pada Bian Buoxian di saat Xi Luhan jatuh cinta pada Piao Canlie. Sakit hati Xi Luhan membakar tali persahabatan mereka. Permohonan maaf Bian Buoxian tidak berarti apa pun di telinga Xi Luhan. Xi Luhan gagal dalam perkuliahannya, membuangnya semakin dalam ke lubang kemiskinan. Sedangkan Bian Buoxian makin diwarnai oleh kehadiran Piao Canlie walaupun hatinya sedikit penyok karena Xi Luhan meninggalkannya.

   Keadaan tidak bertambah baik. Xi Luhan masih memegang mimpinya untuk mengubah nasib. Tapi sayangnya ia melewati jalan pintas yang salah.

   Ia menjadi pelacur.

   Dan pekerjaan itulah yang melahirkan Wang Yibo.

   Mimpi buruk itu semakin parah sewaktu Xi Luhan bertemu dengan Wu Yifan, kakak Piao Canlie yang ternyata menginginkan Bian Buoxian. Keduanya sama-sama membawa sakit hati yang membuat jiwa mereka tidak waras. Wu Yifan menginginkan Bian Buoxian, Xi Luhan menginginkan Piao Canlie.

   Dua orang itu pun menikah. Diiming-imingi kekayaan, Xi Luhan menurut saja saat Wu Yifan memintanya membuang Wang Yibo. Pria itu bahkan menyuruh Xi Luhan untuk menggoda Piao Canlie dan menghancurkan rumah tangga adiknya itu.

   Lahirnya Luo Yunxi tetap tidak meluluhkan hati mereka yang busuk. Mereka terus bergerilya, berusaha menghancurkan Piao Canlie dan Bian Buoxian.

   Meng Ziyi yang berdiri di lingkungan luar tak berani melangkah masuk. Ia hanya memandang dari luar, menangis, merindukan persahabatan yang pernah dimilikinya dulu. Mereka memulai semuanya dengan kasih sayang, kenapa lalu cinta juga yang menghancurkan segalanya?

   Bertahun-tahun berlalu, dan kehidupan mereka tidak pernah mengenal tawa lepas. Dan seakan takdir belum puas bermain-main, Bian Buoxian ditarik dari kehidupan dengan kanker rahimnya. Lalu lima tahun setelahnya, Xi Luhan membunuh dirinya sendiri.

   Meng Ziyi bahkan lupa bagaimana ia bisa bertahan saat itu. Ia ingin mati, ingin menyusuli sahabat-sahabatnya dan menampari mereka satu per satu.

   Tapi kemudian Piao Canlie menemui Meng Ziyi dan memberikan Wang Yibo. Waktu itu Meng Ziyi melihat kebencian di mata Wang Yibo. Tapi kebencian itu tidak membuat Meng Ziyi takut, ia justru ingin menangis. Ia selalu membayangkan apa yang sudah Xi Luhan lakukan pada anak bermata bening itu, mata yang akhirnya memberikan Meng Ziyi alasan untuk hidup. Ia bersedia berada di dunia ini untuk menebus kesalahan yang sudah Xi Luhan lakukan terhadap anaknya sendiri.

   Lalu beberapa tahun kemudian Piao Canlie juta direnggut, menyisakan Xiao Zhan dan Jin Taiheng.

   "Itu mengapa hingga kini Tante nggak mau menikah. Cinta selalu mengerikan buat Tante genggam..."

   Meng Ziyi menghembuskan napas tipis, mengakhiri ceritanya. Ia lalu memandang ke kanan-kiri nya. Di sana, dua roh sahabatnya tengah menangis.


.

.

.

To be continued.

FOREVER MONDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang