•••
Sinar matahari berhasil menyelinap di sela-sela kamar seorang gadis yang sama sekali tidak terganggu akan cahaya itu, bahkan gadis itu masih saja terlelap dari tidur nya. Gadis yang masih terlelap itu menarik selimut yang semula di perut menjadi di atas kepala.Namun kedatangan perempuan lumayan tua datang, menepuk-nepuk lengan gadis itu, pelan.
"Non Nayla, bangun. Udah jam setengah tujuh loh." ujar perempuan tua yang diketahui sebagai pembantu di rumah besar ini. "Non, mau terlambat?." lanjut nya.
Nayla menggeliat, menatap pembantu nya itu dengan mata menyipit. "Bi, jam berapa sekarang?"
"Setengah tujuh." jawaban dari Bi Idah berhasil membuat kedua bola mata Nayla membulat. Ia terbangun dari tidur nya lalu lari menuju kamar mandi.
"YAAMPUN BI KENAPA BARU DI BANGUNIN?!" teriak Nayla yang sudah berada di kamar mandi nya itu.
Bi Idah hanya geleng-geleng, "Non Nayla yang susah di bangunin. Padahal Bibi udah dari jam 5 bangunin Non Nayla." sahut Bi Idah yang entah di dengar Nayla atau tidak.
Tidak mendengar suara atau jawaban dari Nayla, namun hanya percikan air yang terdengar membuat Bi Idah keluar menyiapkan sarapan untuk majikan nya itu. Agar saat selesai mandi, Nayla bisa langsung memakan sarapan nya.
•••
Tuk.. Tuk
Nayla turun dari tangga sambil mengedarkan pandangan-seperti mencari sesuatu. Sesampai di meja makan, Nayla melihat bahwa Bi Idah sudah ada di depan meja makan sibuk menyiapkan sarapan untuk nya.
"Bi, Papah mana?" tanya Nayla saat melihat Rumah besar nya itu sepi.
Bi Idah menoleh, "Tuan Javier tadi subuh sudah pergi lagi, Non."
"Kemana?" kerut dahi Nayla mengerut, mendakan bingung.
Yang Nayla tau, Papah nya kemarin pulang. Walau diri nya sudah tidur, namun dapat ia dengar jelas suara mobil yang sering dipakai Javier untuk bekerja.
"Saya nggak tau, Non. Tuan nggak bilang apa-apa." jawab Bi Idah menunduk.
Nayla diam sejenak, "Nayla nggak sarapan deh, Bi. Udah telat." Nayla melirik jam tangan di pergelangan kanan.
Naylaa ingin melangkahkan kaki nya, namun suara Bi Idah membuat nya berhenti. "Saya tadi udah siapin ini buat, Non. Buat jaga-jaga kalau Non Nayla nggak mau makan."
Perempuan yang di ketahui berumur berkepala empat menyerahkan sebuah kotak bekal kepada Nayla
Melihat tatapan Bi Idah yang seperti kelelahan membuat Nayla terpaksa mengambil bekal makanan itu.
"Ya udah. Nayla pamit, Bi." pamit Nayla menyalami Bi Idah, membuat Bi Idah melotot kaget.
Setelah itu Nayla langsung keluar dari Rumah besar nya itu, menghela napas berat sebelum pergi. Nayla menahan tangis nya, ketika Javier selalu sibuk akan kerjaan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT & NAYLA [END]
Teen FictionSUDAH TERBIT #1 on tenfiction (20 mei 2021) Ini tentang Langit Putra Alghifarry. Cowok bertubuh besar dan tegap dengan jaket hitam berlambang elang dibelakang punggungnya. Ia juga termasuk kalangan deretan cowok nakal di sekolah nya. Cowok seperti L...