17. PAHIT NYA KEHIDUPAN

9.6K 632 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Dua insan yang turun dari motor besar ini baru saja sampai di depan rumah yang bisa dibilang kecil juga tidak, besar juga tidak. Nayla menatap rumah sederhana di depan nya dengan tatapan bingung. Didepan pagar ada sebuah tulisan, tulisan tersebut seperti tertulis PANTI ASUHAN JAYA PELITA.

Tanpa Nayla sadari, Langit turun dan berjalan duluan, hal itu langsung diikuti oleh Nayla. Mereka berjalan sampai dihalaman.

Pertama yang mereka lihat banyak anak kecil disana yang sedang bermain.

Salah satu anak perempuan dengan poni dan dikepang dua melihat Langit dan Nayla yang sedang berjalan ke arah nya, ia langsung memanggil.

"Ada Bang Putra, temen-temen." celetuk nya.

Mereka semua yang jumlah nya sekitar lima belas anak langsung melihat ke arah Langit dan berlarian menghampiri nya.

"Asik Bang Putra dateng, kita bisa main bareng lagi." ucap anak kecil cowok yang gigi depan nya ompong.

Langit terkekeh dan memeluk anak-anak yang sedang merangkul kaki nya, Langit langsung berjongkok dan menyamakan tinggi mereka.

"Nih Bang Putra bawain mainan buat kalian, dibagi ya entar. Jangan pada berantem." pesan Langit sambil menunjukkan bawaan nya.

"Siap Bang!"

Memang tadi Langit dan Nayla sempat turun dan berhenti di toko mainan, awal nya Nayla terkejut dan selalu bertanya namun Langit hanya membalas nya dengan mengedikkan bahu nya.

"Mau main apa emang nya?" tanya Langit. Sedangkan Nayla disamping nya hanya diam menatap interaksi mereka.

"Main petak umpet yuk Bang." celetuk Anak kecil berpita merah yang langsung disetujui oleh semua nya.

"Chaca mau main petak umpet? Ya udah ayo. Kita ke taman belakang." ucap Langit.

Langit dan anak kecil itu langsung berjalan ke arah halaman belakang. Nayla yang bingung hanya mengikuti nya dari belakang.

Sesampai di halaman belakang atau taman, Langit berujar. "Bang Putra deh yang jaga, kalian ngumpet ya."

Nayla tersenyum melihat interaksi antara Langit dan Anak panti tersebut. Ternyata Langit sangat berbeda jika sudah berada disini. Ia banyak tersenyum membuat Nayla ikut menarik kedua sudut bibir nya.

"Kak? Nama Kakak siapa?" tanya anak kecil yang ompong.

Nayla tersentak lalu menunduk saat melihat anak kecil yang menarik rok sekolah nya. Senyum di bibir Nayla terbit dan berjongkok.

LANGIT & NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang