37. KEHIDUPAN LANGIT

6.8K 504 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


"Luka nya mau diobatin dulu gak Kak?" tanya Nayla saat sudah sampai di depan rumah nya.

"Lo mau obatin luka gue?" Langit bertanya serius.

"I-iya. Ayo Kak, motor nya masukin ke dalem halaman aja. Takut nya kalau ada disini hilang." kata Nayla.

"Tinggal beli lagi." balas Langit, santai. Cowok itu masih berada di atas motor besar nya. Sultan bebas..

Nayla mengerucutkan bibir nya, lucu. "Gak boleh sombong. Gak selama nya Kak Langit ada di atas terus," ujar Nayla membuat Langit menatap nya lekat.

"Lucu bener," ucap Langit, cowok itu turun dari motor nya dan tubuh mereka saling berhadapan.

"Hah? Apa Kak?" tanya Nayla, salah tingkah.

"Lo lucu." ucap Langit, "pengen gue bawa pulang." lanjut nya dalam hati. "Udah ayo, masuk."

"Kok Kak Langit malah yang nyuruh masuk? Kan aku yang punya rumah." Nayla bertanya kesal.

Langit mengulum senyum, "jadi masuk gak? Mau disini terus emang nya?" tanya nya.

Perempuan itu berjalan duluan, "iya udah masuk."

Tingkah Nayla sangat menggemaskan di mata nya. Apalagi saat cewek itu memanggil diri nya sendiri dengan sebutan aku. Entah sadar apa tidak.

Gerbang yang hanya sebatas dada, Langit buka sedikit lalu masuk ke dalam rumah Nayla tanpa memasukkan motor nya seperti apa yang Nayla suruh. Cowok itu mengekori Nayla dari belakang.

Senyap, sepi. Kata itu yang mewakilkan keadaan rumah Nayla saat ini. Saat sudah berada di ruang tamu, Nayla berkata.

"Duduk dulu Kak," ucap Nayla lalu pergi ke kamar nya. Langit duduk sambil memperhatikan keadaan rumah Nayla.

Sembari menunggu Nayla datang, ponsel yang berada di saku celana nya ia ambil untuk mengurangi rasa jenuh nya berada disini sendiri.

Selang beberapa menit, Nayla datang dengan pakaian rumah nya. Di tangan nya terdapat sebuah kotak obat.

Perempuan itu melangkahkan kaki nya mendekati Langit dan duduk disebelah cowok yang masih memakai tas dan jaket nya.

Nayla membuka kotak obat nya dan mengambil kapas serta obat merah, tangan nya terulur ke arah wajah Langit. "Tahan bentar ya Kak."

"Lo sendiri di rumah?" tanya Langit.

"Iya. Bi Idah sama Pak Diman kayak nya lagi belanja bulanan." jawab Nayla, masih mengobati luka Langit.

"Orang tua lo?"

"Mamah udah gak ada. Papah kerja."

Langit hanya diam, ponsel nya ia taruh di atas meja lalu fokus pada wajah Nayla yang serius mengobati diri nya.

LANGIT & NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang