33. TITIK HARAPAN

6.4K 450 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Kak Langit mana sih? Kata nya tadi nungguin." gumam Nayla berada di pinggir lapangan. Ia melihat kanan-kiri tapi sama sekali tidak melihat Batang hidung Langit di lapangan.

Nayla mengambil ponsel nya yang berada di saku seragam nya. Namun belum juga ingin mengetik pesan, cowok bertubuh besar dan tegap sudah berada di hadapan nya membawa satu kaleng minuman dingin di tangan nya.

"Nunggu gue dari tadi?" tanya Langit, masih menatap Nayla.

"Gak, baru aja." jawab Nayla, jujur. "Kirain tadi gak jadi." tukas nya.

"Gue abis beli minuman tadi," ujar Langit dengan seragam sangat berantakan.

"Kak Langit beneran nunggu tadi?" tanya Nayla, kurang yakin.

Cowok itu mengangguk, "sambil main basket tadi sama Erick." jawab nya.

"Kak Erick belum pulang?" Nayla bertanya membuat Langit memandang nya tak suka. Walaupun Nayla menanyai teman nya tapi tetap saja, Langit merasa tidak suka akan hal itu.

Langit mengangguk, "udah, tadi nemenin gue doang bentar. Terus gue suruh dia balik duluan."

Nayla ber-oh ria, "ke sekolah Risa nya jadi Kak?" tanya nya.

"Jadi. Gue udah nunggu lo, masa gak jadi." ucap Langit, ketus. "Lo tunggu di depan gerbang aja. Gue ke parkiran ambil motor dulu."

"Iya. Duluan ya Kak." pamit Nayla lalu berjalan duluan melewati Langit.

Tidak ingin Nayla menunggu nya lama, Langit langsung berlari menuju parkiran untuk mengambil motor besar yang sering ia gunakan untuk berpergian kemanapun.

Motor yang sering digunakan Langit, sangat ia jaga. Karna motor itu pemberian Mama dan Papa Langit sewaktu Langit berhasil memenangkan lomba matematika sewaktu SMP kelas 7.

Maka dari itu Langit sangat menjaga dan menyayangi motor itu, pemberian orang tua nya yang terakhir. Sebelum semua nya berubah saat Risa meninggal dan hancur nya keluarga nya yang harmonis.

•••

Langit maupun Nayla kini sudah sampai di depan gerbang sekolah Risa—adik Langit yang sudah meninggal kurang lebih satu tahun. Langit menatap sekolah Risa dengan tatapan sulit diartikan.

Banyak sekali kenangan saat Langit mengantar ataupun menjemput adik nya itu, namun saat Risa menaiki kelas 8 SMP adik kecil nya itu tidak mau diantar ataupun dijemput lagi.

Memori nya saat Risa keluar dari gerbang sekolah di depan nya ini terlintas. Wajah ceria dan senyum lebar Risa masih bisa Langit ingat saat adik kecil nya itu menatap Langit di atas motor nya.

"Kita gak turun Kak?" tanya Nayla.

Langit membuyarkan lamunan nya saat teringat dengan Risa lagi, ia mematikan mesin motornya. Lalu Nayla turun dan setelah itu Langit turun dari motor nya.

LANGIT & NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang