☯HAPPY READING☯
"Woy!" Di tengah koridor yang lengang Elang berlari, merangkul dua sahabatnya yang jalan berjejeran. Instan saja, tiga bersahabat itu bertukar cerita sampai pintu kelas terlihat.
Rafael duduk di kursinya, lalu membuka ponsel. Pagi-pagi seperti ini enaknya mengecek sosial media daripada melamun tidak jelas. Di bangkunya Elang sudah bersiap bermain game, sementara Leon sudah berkutat dengan stopmap biru yang entah apa isinya.
"Pagi, Rafael."
Laki-laki itu menoleh ketika rungunya menangkap eksistensi suara. Ghea berdiri manis di sebelah meja, membuat Rafael mengerutkan kening.
Dengan malu-malu Ghea memberikan secarik undangan kepada Rafael. "Jangan lupa dateng ya!" katanya lembut sambil mengulas senyum.
Saat undangan tersebut dibuka, seluruh penasaran di benak Rafael menguap. Itu undangan ulang tahun, untuk besok di ballroom yang telah di sewa tuan rumah. "Harus bawa pasangan ya?" tanya Rafael pada Ghea yang sedang membagikan undangannya kepada sahabat Rafael.
"Bawa pasangan lebih bagus sih."
"Gue pergi dulu, oh ya ini buat Daniel sama Andre. Jangan lupa dateng!" Ghea keluar setelah menitipkan undangannya pada Elang.
"Halo, Ghea!" sapa Daniel yang berpapasan dengan Ghea di pintu kelas. Ghea tersenyum sok manis lalu keluar dari kelas 12 IPA 2.
Andre melangkah mendahului Daniel, dengan tas yang sengaja disampirkan di bahu kanannya khas anak kuliahan. Andre menyugar rambutnya sok ganteng saat berjalan menuju bangkunya.
"Sok ganteng amat lo, Ndre," celetuk Daniel yang berjalan di belakang Andre.
"Iri bilang bos," balas Andre dengan nada songong, lalu duduk di bangkunya.
Elang memberikan undangan Ghea kepada kedua sahabatnya itu. Setelah itu dia lanjut main game lagi.
Daniel yang terlampau kepo langsung membuka undangan tersebut.
"Widih birthday party. Bawa siapa yak enaknya?" Daniel cepat membuka ponselnya, membaca satu persatu kontak yang tersimpan.
"Pakboy elit, pacar sulit," sindir Elang yang memilih log out dari agenda main game-nya pagi ini.
"Dia mah kagak punya pacar, karena semuanya dijadiin pelampiasan," sahut Andre lalu disambut tawa oleh Rafael juga Elang.
"Gue nunggu azabnya aja dah," ujar Leon ikut bergabung dalam percakapan.
Daniel tak peduli, dia sibuk mencari gadis yang pas untuk diajak ke pesta besok. "Mending anak SMK Harupat atau SMA Cendekia?"
"Malah kian menjadi nih manusia."
"Kalau kata gue sih mending ngajak Illy. Gue paham banget kalau lo gampang panas ngeliat Illy sama yang lain," tutur Rafael.
Mengesampingkan Daniel dan masalahnya, Andre telah mengambil topik lain. Dia mulai berceloteh sembari menunjuk Leon dan Rafael. "Gue kepo deh siapakah cewek yang akan digandeng dua manusia ini."
"Bukan urusan lo," balas Leon dingin.
☯
"Cepetan, Ray! Gue tinggal mampus lo!" Di tengah pintu, Illy dan Keyla berseru, meminta Soraya untuk cepat mengerjakan tugasnya.
"Sabar elah, satu paragraf lagi nih!"
Soraya cepat-cepat menyelesaikan laporan hasil praktikum. Buru-buru ia masukkan selembar kertas folio itu ke laci beserta alat tulisnya, lalu pergi menyusul kedua sahabatnya yang mulai protes karena terlalu lama menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen Fiction꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...